Contoh Makanan Fungsional dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Pernahkan Moms mendengar tentang makanan fungsional?
Nyatanya dalam beberapa tahun terakhir, makanan fungsional telah mendapatkan popularitas di kalangan pegiat gaya hidup sehat.
Istilah makanan fungsional juga dikenal sebagai nutraceuticals, yakni makanan fungsional yang sangat bergizi dan terkait dengan sejumlah manfaat kesehatan yang kuat.
Misalnya, makanan ini dapat melindungi diri dari penyakit, mencegah kekurangan nutrisi, dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang tepat.
Jika Moms penasaran bagaimana asal usul makanan fungsional dan apa saja jenisnya, maka sebaiknya simak ulasannya berikut ini!
Baca Juga: 5 Makanan yang mengandung Kolagen, Sehat!
Pengertian Makanan Fungsional
Makanan fungsional adalah bahan makanan yang menawarkan manfaat kesehatan yang melebihi nilai gizi yang dikandungnya.
Beberapa jenis makanan tersebut mengandung bahan tambahan lain yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan.
Mengutip British Medical Journal, konsep ini berasal dari Jepang pada 1980-an ketika lembaga pemerintah mulai menyetujui makanan dengan manfaat yang telah terbukti dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat umum.
Beberapa contoh termasuk makanan fungsional adalah makanan yang diperkaya dengan vitamin, mineral, probiotik, atau serat.
Bahan kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan biji-bijian juga sering dianggap sebagai makanan fungsional.
Oat, misalnya, mengandung sejenis serat yang disebut beta glucan, yang telah terbukti mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesehatan jantung.
Demikian pula, buah-buahan dan sayuran dikemas dengan antioksidan yang merupakan senyawa bermanfaat yang membantu melindungi dari penyakit.
Klaim kesehatan sering dibuat tentang makanan fungsional dan undang-undang juga dibuat untuk melindungi konsumen dari klaim yang menyesatkan.
Mengutip British Nutrition Foundation, klaim kesehatan adalah klaim yang dibuat pada makanan yang menyatakan, menyarankan atau menyiratkan bahwa ada hubungan antara manfaat kesehatan dan kategori makanan, makanan atau salah satu konstituennya.
Penting untuk menilai setiap makanan berdasarkan kemampuannya sendiri.
Secara khusus, sangat penting bahwa bukti ilmiah yang kuat ada untuk mendukung klaim yang dibuat.
Biasanya, ini akan mencakup bukti bahwa zat tersebut diserap atau mencapai tempat kerjanya.
Misalnya, konsumsi makanan dapat secara menguntungkan karena memengaruhi fungsi fisiologis pada manusia (misalnya tekanan darah) atau berdampak pada kesehatan (misalnya kolesterol darah).
Idealnya, efek ini berdampak langsung pada status kesehatan.
Jika ingin mencoba makanan fungsional, maka pilihlah dengan bijak.
Selain itu, perlu diingat bahwa meskipun makanan fungsional dapat membantu meningkatkan kesehatan, makanan tersebut tidak serta merta bisa menggantikan kebiasaan makan yang buruk.
Baca Juga: 29 Jenis Makanan Tinggi Kalori, Jangan Sampai Berlebihan!
Jenis Makanan Fungsional
Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, nutraceuticals umumnya dipisahkan menjadi dua kategori, yakni konvensional (tradisional) dan dimodifikasi (modern).
Berikut penjelasan keduanya:
1. Makanan Fungsional Tradisional
Makanan fungsional tradisional adalah makanan yang telah lama digunakan dalam budaya dan praktik makan tradisional suatu masyarakat, yang diketahui memiliki manfaat kesehatan tambahan selain nilai nutrisinya.
Biasanya, makanan ini menggunakan metode alami seperti fermentasi, pengeringan, atau penggunaan rempah-rempah dan herbal.
2. Makanan Fungsional Modern
Makanan fungsional modern adalah makanan atau produk yang telah dirancang atau diperkaya dengan zat gizi tambahan atau komponen bioaktif melalui proses teknologi dan penelitian ilmiah.
Produk ini sering kali dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi spesifik atau untuk memberikan manfaat kesehatan tertentu yang tidak selalu ditemukan dalam makanan tradisional.
Baca Juga: 11 Resep Tumis Kangkung, Sedap Disantap dengan Nasi Hangat!
Contoh Makanan Fungsional
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa makanan fungsional dibagi menjadi 2 kelompok, kini pahami lebih lanjut dengan mengetahui contohnya.
Contoh Makanan Fungsional Alami atau Tradisional
- Buah: beri, kiwi, pir, persik, apel, jeruk, pisang.
- Sayuran: brokoli, kembang kol, kangkung, bayam, zucchini.
- Kacang: almond, kacang mete, pistachio, kacang macadamia, kacang Brazil.
- Biji: biji chia, biji rami, biji labu.
- Kacang: kacang hitam, buncis, lentil.
- Serealia: oat, barley, soba, beras merah.
- Makanan Laut: salmon, sarden, teri, mackerel, ikan kod.
- Makanan Fermentasi: tempe, kombucha, kimchi, kefir, asinan kubis.
- Bumbu dan Rempah-rempah: kunyit, kayu manis, jahe, cabai rawit.
- Aneka teh seperti teh hijau, teh hitam, kopi juga jamu.
Contoh Makanan Fungsional Modern
Berikut adalah beberapa contoh makanan fungsional modern atau yang dimodifikasi:
- Yogurt probiotik.
- Minuman berkolagen,
- Susu yang diperkaya dengan kalsium dan vitamin D.
- Sereal dan granola yang diperkaya dengan zat besi, vitamin B, dan nutrisi lainnya.
- Smoothie superfood yang mengandung tambahan superfood seperti spirulina, chia seed, atau matcha untuk meningkatkan kandungan nutrisinya.
Baca Juga: 10 Resep MPASI Salmon, Baik untuk Kesehatan Otak!
Kriteria Makanan Fungsional
Kriteria makanan fungsional yang baik meliputi berbagai aspek yang memastikan bahwa makanan tersebut tidak hanya memberikan nutrisi dasar tetapi juga manfaat kesehatan tambahan yang signifikan.
Berikut adalah beberapa kriteria penting yang harus dipenuhi oleh makanan fungsional yang baik:
1. Kandungan Nutrisi yang Kaya
- Komposisi Gizi Seimbang
Makanan fungsional harus memiliki kandungan nutrisi yang seimbang, termasuk protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
- Serat Tinggi
Kandungan serat yang tinggi, baik serat larut maupun tidak larut, membantu pencernaan dan kesehatan usus.
2. Kandungan Zat Bioaktif
- Antioksidan
Mengandung antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, beta-karoten, dan polifenol yang dapat melawan radikal bebas dan mengurangi risiko penyakit kronis.
- Fitokimia
Mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, karotenoid, dan isoflavon yang memiliki manfaat kesehatan tambahan.
3. Manfaat Kesehatan Terbukti
- Penelitian Ilmiah:
Manfaat kesehatan harus didukung oleh penelitian ilmiah yang kuat dan teruji, menunjukkan efek positif pada kesehatan.
- Efek Fisiologis Positif
Makanan tersebut harus menunjukkan efek positif pada kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, mengatur gula darah, dan mendukung fungsi pencernaan.
4. Keamanan dan Kualitas
- Aman untuk Dikonsumsi
Makanan harus bebas dari kontaminan berbahaya seperti pestisida, logam berat, dan mikroba patogen.
- Kualitas Bahan Baku
Menggunakan bahan baku berkualitas tinggi dan diproses dengan cara yang menjaga kandungan nutrisinya.
5. Keterjangkauan dan Ketersediaan
- Mudah Didapat
Makanan fungsional harus mudah diakses dan tersedia di pasaran.
- Harga Terjangkau
Harganya harus wajar sehingga dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat.
6. Kemudahan Konsumsi
- Rasa dan Tekstur
Makanan harus memiliki rasa dan tekstur yang baik sehingga menyenangkan untuk dikonsumsi.
- Kemudahan Pengolahan
Mudah diolah dan dikonsumsi dalam berbagai bentuk (misalnya, segar, dimasak, atau dijadikan smoothie).
7. Label Informasi yang Jelas
- Informasi Nutrisi
Label harus mencantumkan informasi nutrisi yang lengkap dan akurat.
- Klaim Kesehatan
Klaim kesehatan yang dicantumkan pada produk harus didukung oleh bukti ilmiah yang valid dan disetujui oleh otoritas kesehatan yang relevan.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Susu Penambah Berat Badan Anak yang Bergizi Tinggi
Manfaat Makanan Fungsional
Makanan fungsional nyatanya telah dikaitkan dengan beberapa manfaat kesehatan potensial berikut ini.
1. Mencegah Kekurangan Nutrisi
Makanan fungsional biasanya tinggi nutrisi penting, termasuk vitamin, mineral, lemak sehat, dan serat.
Mengisi pola makan dengan berbagai makanan fungsional, nyatanya dapat membantu memastikan Moms dan keluarga mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dan melindungi dari kekurangan nutrisi.
Faktanya, sejak diperkenalkannya makanan yang diperkaya ini, prevalensi kekurangan nutrisi telah menurun secara signifikan di seluruh dunia.
Misalnya, mengutip American Society for Nutrition, setelah tepung gandum yang diperkaya zat besi diperkenalkan di Yordania, tingkat anemia defisiensi besi di antara anak-anak hampir berkurang setengahnya.
Fortifikasi juga telah digunakan untuk mencegah kondisi lain yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi, termasuk rakhitis, gondok, dan cacat lahir.
Baca Juga: 15 Buah Penyubur Kandungan yang Bisa Moms Konsumsi
2. Melindungi dari Penyakit
Makanan fungsional memberikan nutrisi penting yang dapat membantu melindungi dari penyakit.
Pasalnya banyak makanan jenis ini yang sangat kaya akan antioksidan.
Molekul-molekul ini membantu menetralkan senyawa berbahaya yang dikenal sebagai radikal bebas yang membantu mencegah kerusakan sel dan kondisi kronis tertentu, termasuk penyakit jantung, kanker, dan diabetes.
Beberapa makanan fungsional juga tinggi asam lemak omega-3, jenis lemak sehat yang terbukti mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi otak, dan meningkatkan kesehatan jantung.
Mereka juga kaya kandungan serat, yang dapat meningkatkan kontrol gula darah yang lebih baik dan melindungi terhadap kondisi seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan stroke.
Mengutip Nutrition Reviews, dengan terpenuhinya kebutuhan serat harian, ini bisa membantu mencegah gangguan pencernaan, termasuk divertikulitis, sakit maag, wasir, dan refluks asam.
3. Mendorong Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Nutrisi tertentu sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang tepat pada bayi dan anak-anak.
Menikmati berbagai macam nutraceuticals kaya nutrisi sebagai bagian dari pola makan sehat dapat membantu memastikan bahwa kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Misalnya, sereal, biji-bijian, dan tepung sering diperkaya dengan vitamin B seperti asam folat, yang penting untuk kesehatan janin.
Kadar asam folat yang rendah juga dapat meningkatkan risiko cacat tabung saraf yang dapat memengaruhi otak, sumsum tulang belakang, atau tulang belakang.
Diperkirakan bahwa peningkatan konsumsi asam folat dapat menurunkan prevalensi cacat tabung saraf sebesar 50–70%.
Nutrisi lain yang biasa ditemukan dalam makanan fungsional juga memainkan peran kunci dalam pertumbuhan dan perkembangan, termasuk asam lemak omega-3, zat besi, seng, kalsium, dan vitamin B12.
4. Meningkatkan Fungsi Saluran Cerna
Makanan fungsional dapat memberikan nutrisi tambahan dan komponen aktif yang mendukung kesehatan saluran pencernaan.
Hal ini dapat kita rasakan ketika mengonsumsi nutraceuticals yang mengandung probiotik, prebiotik, dan sinbiotik.
Probiotik membantu menjaga keseimbangan mikroba usus yang sehat, meningkatkan pencernaan, dan mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti diare, sindrom iritasi usus, atau infeksi saluran pencernaan.
Sementara itu, prebiotik dapat membantu memperbaiki keseimbangan flora usus, meningkatkan pertumbuhan bakteri baik, dan menjaga kesehatan usus.
Sedangkan sinbiotik yang merupakan gabungan prebiotik dan probiotik, bisa membantu aktivitas dan pertumbuhan mikroorganisme menguntungkan dalam sistem usus.
Beberapa contoh makanan fungsional yang baik untuk kesehatan saluran cerna ini meliputi yogurt, keju, makanan fermentasi, dan lainnya.
Baca Juga: 8 Minuman dan Makanan Pereda Mual, Moms Wajib Tahu!
5. Meredakan Stres Oksidatif
Konsumsi makanan fungsional juga efektif meredakan stres oksidatif dalam tubuh.
Pasalnya, nutraceuticals mengandung antioksidan yang dapat membantu melawan stres oksidatif dengan cara menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
Contoh makanan fungsional yang kaya akan antioksidan yaitu blueberry, anggur merah, ceri, stroberi, bayam, brokoli, wortel, biji chia, biji rami, kacang almond, kenari, kunyit, dan jahe.
Selain itu, beberapa makanan fungsional kaya akan vitamin C, vitamin E, selenium, dan zat-zat lain yang juga memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat stres oksidatif.
Pentingnya Konsumsi Makanan Fungsional
Diet sehat yang menyeluruh harus kaya akan berbagai makanan fungsional, termasuk makanan utuh yang kaya nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Makanan ini tidak hanya memasok vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh, tetapi juga mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Makanan fungsional yang dimodifikasi dan diperkaya juga bisa masuk ke dalam pola makan diet seimbang setiap hari.
Faktanya, mereka dapat membantu mengisi kekosongan dalam pola makan harian untuk mencegah kekurangan nutrisi.
Selain menikmati berbagai makanan utuh yang sehat, Moms juga dapat memasukkan lebih banyak makanan yang diperkaya untuk kesehatan yang lebih baik.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1871780/
- https://www.nutrition.org.uk/nutritionscience/foodfacts/functional-foods.html?start=1
- https://www.healthline.com/nutrition/functional-foods#definition
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/functional-foods/faq-20057816
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19335713
- https://www.eatright.org/food/nutrition/healthy-eating/functional-foods
- https://healthnews.com/nutrition/healthy-eating/functional-foods-benefits-and-uses/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.