Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat, Kenali Keunikan dan Maknanya!
Rumah adat Lampung dikenal dengan sebutan Nuwo Sesat atau Balai Agung.
Dalam bahasa daerah setempat, "Nuwo" berarti rumah atau tempat tinggal dan "Sesat'" bermakna musyawarah.
Mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nuwo Sesat adalah tempat pertemuan adat para perwatin (penyimbang) ketika mengadakan pepung adat (musyawarah).
Rumah adat Lampung ini terbentuk dari sejarah panjang masyarakat Lampung.
Yuk, Moms, simak keunikan rumah adat Lampung berikut ini!
Baca Juga: 7+ Makanan Khas Lampung yang Tidak Boleh Dilewatkan, Nikmat!
Keunikan Rumah Adat Lampung
Selain sebagai cagar budaya, rumah adat Lampung memiliki keunikan yang membuatnya spesial dan berbeda dengan rumah adat provinsi lainnya.
Berikut ini daftar keunikannya.
1. Bagian-bagian Rumah Nuwo Sesat
Melansir dari Mengenal Seni dan Budaya & Indonesia (2012) karya R. Rizky , T.Wibison, Nuwo Sesat berbentuk panggung dan terbuat dari kayu.
Salah satu ciri khas Nuwo Sesat ialah adanya lambang burung Garuda sebagai simbol marga masyarakat Lampung.
Rumah adat Lampung Nuwo Sesat ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni:
- Anjungan
Anjungan adalah serambi yang digunakan sebagai tempat pertemuan kecil.
- Pusiban
Sedangkan pusiban merupakan ruang dalam rumah yang digunakan sebagai tempat bermusyawarah atau pertemuan resmi.
- Ruang Tetabuhan
Ruang tetabuhan merupakan tempat menyimpan alat musik tradisional.
- Ruang Gajah Merem
Ruangan ini digunakan untuk tempat istirahat untuk para penyimbang.
- Ijan Geladak
Ijan geladak adalah tanggal yang terletak di depan rumah dan dilengkapi dengan atap rumah adat yani Rurung Agung.
Baca Juga: Museum Lampung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuknya
2. Memiliki Bangunan yang Bertingkat
Rumah adat Lampung memiliki konstruksi bangunan bertingkat atau rumah panggung.
Dibuat sedemikian rupa agar tuan rumah terhindar dari gangguan hewan buas, banjir, maupun sergapan musuh.
Selain itu, dalam aspek kesehatan, rumah panggung membantu sirkulasi udara jadi lebih baik dibandingkan rumah dengan tiang rendah.
Sehingga, udara di dalam rumah jadi lebih sejuk.
Tak hanya itu, cara ini juga efektif untuk membuat air terserap ke dalam tanah dengan baik untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan.
Baca Juga: Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Lampung dan Maknanya
3. Bertahan saat Letusan Krakatau
Dalam penelitian berjudul Rumah Tradisional Lamban Pesagi Lampung Barat, diceritakan bahwa pada abad ke-19, Gunung Krakatau meletus dan mengakibatkan banyak bangunan porak poranda hingga memakan ribuan korban jiwa.
Namun, terdapat rumah adat yang hanya mengalami sedikit kerusakan dan struktur bangunannya masih utuh.
Rumah adat yang masih kokoh tersebut ialah rumah adat Lamban Dalom dari Marga Balak di Kabupaten Lampung Barat.
Padahal, usia bangunan tersebut hampir 100 tahun.
Bahkan, sebagian besar rumah adat Nuwo Sesat pun hingga kini adalah bangunan asli yang sudah dibangun sejak sebelum abad ke-19.
4. Luasnya Mencapai 100 Meter
Tak ada aturan minimal maupun maksimal saat mendirikan rumah adat Nuwo Sesat.
Meski demikian, mayoritas rumah adat memiliki ukuran yang sangat luas.
Hal ini karena selain dijadikan tempat tinggal, rumah adat Lampung dijadikan tempat berkumpul dan bermusyawarah.
Tentunya semakin besar rumah yang dibuat, maka akan semakin lapang dan nyaman bagi penghuninya.
Maka tak heran jika luas rumah adat Lampung bisa mencapai 100 meter.
Baca Juga: Mengenal 5 Motif Batik Lampung dan Filosofi di Baliknya
5. Filosofi
Jika dilihat dari topografinya, Nuwo Sesat berbentuk rumah panggung karena kondisi alam, lingkungan, dan geografi di Kota Lampung.
Topografi alamnya dikelilingi oleh perbukitan dan hutan sehingga rumah panggung jadi tipe paling cocok untuk masyarakat Lampung yang tinggal berdampingan dengan hewan-hewan liar di hutan.
Selain itu, di Lampung juga terdapat wilayah lereng bukit yang rawan banjir ketika hujan turun.
Dengan rumah panggung, masyarakat akan tetap aman dan terlindungi di dalam rumah.
Tak hanya itu, rumah panggung juga efektif menahan longsor dan gempa karena memiliki tiang penyangga yang kuat.
Baca Juga: Menarik, Ini Jenis Rumah Adat Sulawesi Selatan dan Ciri Khasnya
6. Karakteristik Bangunan
Pondasi bangunan rumah adat Lampung menggabungkan batu bata atau batu kali, semen, coral, dan air yang dibentuk sedemikian rupa dengan pola cakar ayam.
Selain itu, Nuwo Sesat juga menggunakan batu berbentuk persegi sebagai pondasi bangunan utamanya.
Selain itu, rumah adat Lampung juga berlantai kayu.
Kayu ini biasanya dipotong menjadi lembaran-lembaran berbentuk persegi panjang.
Supaya semakin kuat, biasanya masyarakat juga menggunakan bambu agar lantainya lebih rapat dan kokoh.
Sementara itu, pada bagian dindingnya, Nuwo Sesat menggunakan dinding kayu bertekstur padat dan kuat.
Dindingnya dilapisi dengan bahan anti rayap sehingga kekokohannya terjaga.
Tak hanya itu, dalam satu rumah adat Lampung terdapat 20- 25 tiang penyangga.
Sedangkan tiang utamanya terdiri dari 15 - 20 tiang.
Desain atap rumah adat Lampung ini dibuat seperti bubungan yakni dengan ujungnya yang menjadi titik fokus atap dan terdapat bulatan dasar kayu yang dilapisi tembaga.
Di bagian depan rumah, terdapat tangga kayu yang terletak d bagian depan rumah adat.
Tangga ini berfungsi sebagai pintu masuk utama menuju ke dalam rumah adat.
7. Memiliki Fungsi Sosial dan Budaya
Rumah adat Lampung tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Lampung.
Rumah adat sering digunakan sebagai tempat untuk pertemuan adat, upacara keagamaan, serta berbagai acara budaya dan sosial lainnya.
Berbagai upacara adat, perayaan budaya, dan acara sosial diadakan di dalam atau di sekitar rumah adat ini, memperkuat ikatan sosial antaranggota masyarakat.
Rumah adat Lampung ini sering kali digunakan sebagai pusat pendidikan budaya bagi generasi muda.
Di sini, pengetahuan tentang tradisi, adat istiadat, serta nilai-nilai budaya Lampung disampaikan dari generasi tua kepada generasi muda melalui cerita, lagu, tarian, dan aktivitas lainnya.
Fungsi Rumah Adat Nuwo Sesat
Berikut fungsi rumah adat Nuwo Sesat berdasarkan jenisnya:
1. Purwatin (Penyimbang Adat)
Rumah adat Nuwo Sesat berfungsi sebagai tempat pertemuan adat bagi para purwatin (penyimbang adat) untuk mengadakan musyawarah atau pepung adat.
Tempat ini sering digunakan untuk diskusi dan keputusan bersama dalam masyarakat Lampung.
2. Sesat Balai Agung
Jenis ini sering digunakan sebagai ikon dan tempat musyawarah adat.
Untuk memasuki Sesat Balai Agung, seseorang harus melewati tangga jambat agung yang dihiasi payung-payung besar berwarna putih, kuning, dan merah.
Payung-payung ini melambangkan tingkat marga, kampung, dan suku di Lampung, serta menjadi lambang kesatuan masyarakat.
3. Nuwo Balak
Rumah adat Nuwo Balak berarti rumah besar yang digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku atau penyeimbang adat.
Bangunan utama terbagi menjadi beberapa ruang, termasuk ruang pertemuan, ruang keluarga, dan delapan kamar tidur
Itulah serba-serbi keunikan rumah adat Lampung yakni Nuwo Sesat.
Jika berkunjung ke Kota Lampung, jangan lupa untuk melihat indahnya Nuwo Sesat bersama keluarga ya, Moms.
Selain berwisata sejarah, Moms juga bisa mengajarkan si kecil untuk mengenal adat istiadat serta budaya masyarakat Lampung.
- https://www.andalastourism.com/rumah-adat-lampung
- https://courtina.id/rumah-adat-lampung/
- https://www.lampung.co/blog/macam-macam-keunikan-rumah-adat-lampung/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.