Sejarah Benteng Speelwijk, Saksi Kejayaan Kesultanan Banten
Selama kurang lebih 350 tahun bangsa Indonesia dikuasai oleh Belanda. Disaat itulah Belanda berhasil membangun beberapa fasilitas penting, salah satunya adalah Benteng Speelwijk.
Benteng ini terletak di Kampung Pamarican, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Saat berkunjung, Moms bisa melihat saksi bisu perjalanan Banten hingga kini menjadi sebuah provinsi di ujung Barat Pulau Jawa.
Namun sebelum pergi ke sana, simak penjelasan mengenai Benteng Speelwijk di bawah ini.
Baca Juga: Mengenal Gunung Padang, Situs Megalitikum di Cianjur!
Sejarah Benteng Speelwijk
Dalam membangun Benteng Speelwijk, Belanda menugaskan seorang arsitek bernama Hendrick Loocaszoon Cardeel untuk merancang bangunannya.
Benteng Speelwick didirikan pada abad ke-17, lebih tepatnya ketika Abu Nasr Abdul Qohhar atau Sultan Haji (1672-1684) berkuasa di Banten.
Sementara nama Benteng Speelwijk diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-14, Cornelis Janszoon Speelman, yang memerintah antara tahun 1681-1684.
Benteng Speelwijk ini disebut sebagai simbol kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda di masa Kesultanan Banten, tepatnya pada Masa Sultan Sultan Abu Nasr Abdul Kahhar yang dikenal dengan sebutan Sultan Haji.
Benteng Speelwijk juga merupakan saksi bisu politik adu domba yang dilakukan Belanda, sehingga menyulut perang se-darah antara ayah dan anak penguasaan Kesultanan Banten.
Akibat hasutan Belanda tersebut, sehingga terjadilah perang antara ayah dan anak yakni Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya yang dikenal dengan Sultan Haji.
Hingga akhirnya, akibat monopoli Belanda yang sebabkan meletusnya peperangan antara ayah dan anak tersebut, perlahan masa Kejayaannya Kesultanan Banten tersebut pun runtuh.
Benteng Speelwijk ini didirikan tahun 1682 dan mengalami peluasan pada tahun 1685 dan 1731.
Begitu cerdiknya penjajah Belanda saat itu, yang berhasil memonopoli Kesultanan Banten, tidak seperti biasanya para penjajah Hindia Belanda membangun Benteng dengan memohon izin terlebih dahulu dengan sang Sultan.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memperkuat posisi Belanda terhadap pandangan Sultan Banten ke-8 yakni Sultan Haji atas pengakuan kekuasaannya.
Begitu hebatnya tipu muslihat penjajah Belanda, yang meminta izin untuk dibangunnya Benteng Speelwijk dengan alasan sebagai tempat berlindung dari serangan rakyat Banten terutama para pengikut sang ayah yakni Sultan Ageng Tirtayasa.
Begitu kejam dan tak mau rugi, disebutkan bahwa pembangunan Benteng Speelwijk ini tidak menggunakan tenaga dari pribumi atau warga Kesultanan Banten, melainkan dari orang-orang China dengan upah yang sangat rendah.
Dinding Benteng terbuat dari campuran batu, pasir dan kapur, berdiri tegak setinggi 3 meter.
Dikelilingi parit selebar 10 meter, dengan maksud bagian depan Benteng Speelwijk dengan lubang masuk berbentuk lengkung yang pintunya sudah tidak ada lagi.
Lubang itu terletak lebih tinggi dari tanah di luarnya.
Bagian terbuka di sisi atas kanannya tampaknya dipakai untuk membidik pasukan yang menyerang dengan senapan atau senjata lainnya.
Dahulu Benteng Speelwijk dikelilingi parit selebar 10 meter untuk mempersulit laju pasukan musuh ketika menyerbu benteng, namun keberadaan parit itu hanya tersisa sebagian dan sudah sempit.
Belanda dikabarkan meninggalkan benteng ini pada 1811 karena wabah penyakit sampar melanda Banten.
Baca Juga: Keunikan Nilai Budaya Candi Gedong Songo Jawa Tengah
Fungsi Benteng Speelwijk
Benteng Speelwijk menjadi salah satu simbol kekuasaan Belanda di wilayah Banten setelah Sultan Haji menjalin kerjasama dengan VOC.
Keberadaan benteng ini semakin mengokohkan posisi Belanda dalam usahanya memonopoli perdagangan lada dan merica dari Lampung Selatan.
Benteng ini juga digunakan sebagai basis pertahanan dan pemukiman orang-orang Belanda di Banten.
Oleh karena itu, di sekitar benteng dapat ditemukan makam para bangsawan dan prajurit Belanda.
Selain itu, Benteng Speelwijk juga digunakan oleh Belanda untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan Kesultanan Banten.
Bangunan Benteng Speelwijk
Lokasi Benteng Speelwijk terletak sekitar 500 meter dari Masjid Agung Banten dan Keraton Surosowan.
Sayangnya, ruangan-ruangan di dalam benteng kini telah hancur dan tinggal pondasinya saja.
Hanya bagian-bagian dari Benteng Speelwijk seperti tembok dan bastion yang masih dapat dinikmati keindahannya.
Berikut bangunan yang masih tersisa di Benteng Speelwijk:
1. Terdapat Empat Kuburan
Meski dari luar hanya terlihat seperti tembok pembatas biasa, bagian dalam benteng ini memiliki sistem ruang tersembunyi.
Pada setiap sudutnya terdapat ruangan khusus berdinding batu dan memiliki akses tersembunyi.
Saat masuk ke dalam benteng, Moms juga akan menemukan empat kuburan pejabat VOC, yaitu:
- Makam komandan militer Hugo Pieter Faure (1717-1763).
- Makam Kopman en Fiscaal Deserbezeting (seorang pegawai pajak dan pembelian VOC).
- Makam Jacobs Wits yang meninggal pada 9 Maret 1769.
- Makam Catharina Maria van Doorn.
Saat ini makam tersebut sudah tidak utuh dan hanya berupa bebatuan saja.
2. Terdapat Parit Selebar 10 Meter yang Jadi Jalur Transportasi
Dulunya benteng ini dikelilingi oleh parit selebar 10 meter yang juga difungsikan sebagai jalur transportasi oleh Belanda.
Selain itu, parit tersebut juga digunakan sebagai pertahanan benteng dari serangan musuh.
Ketebalan dinding batu yang mengelilingi benteng hanya berukuran 1 meter, relatif lebih kecil dibandingkan dinding Benteng Istana Surosowan Banten.
Bangunan rumah komandan, kantor administrasi dan gereja di dalam benteng hanya tersisa pondasinya saja.
3. Ada Bunker Bawah Tanah
Benteng ini juga dilengkapi dengan bunker bawah tanah yang dulu difungsikan sebagai penjara bawah tanah dan tempat menyimpan persediaan senjata.
Bunker ini memiliki lorong rahasia yang terhubung dengan ruangan khusus di sisi ujung bagian barat.
Saat ini sangat tidak memungkinkan untuk kamu masuk ke dalam bunker, karena kondisinya yang sudah lama terbengkalai dan tertimbun reruntuhan.
Untuk dapat masuk ke benteng ini, Moms harus mengelilinginya karena pintunya tersembunyi dan hanya berupa terowongan kecil yang tingginya kurang dari 1 meter.
4. Menara Pengawas Kapal di Bagian Utara Benteng yang Berbatasan dengan Parit
Pada bagian utara benteng, Moms akan menemukan sebuah menara kecil yang masih berdiri kokoh.
Menara ini dulunya digunakan untuk mengawasi aktivitas kapal di parit dan sebagai pusat informasi pertahanan benteng dari musuh.
Akses masuk ke benteng ini tidak dipungut biaya, sayangnya benteng ini masih terbengkalai.
Kondisi halaman benteng terdapat banyak sampah dan di beberapa sudut tercium bau yang kurang sedap.
Baca Juga: Body Dysmorphic Disorder, Gangugan Mental tentang Penampilan Fisik
Itu dia Moms penjelasan mengenai Benteng Speelwijk, mulai dari sejarah hingga bangunan yang ada di sana.
Jika ingin berkunjung pastikan datang di pagi atau siang hari.
Dari tol Jakarta-Merak, Moms bisa keluar pintu Serang Timur dan langsung menuju ke Jl. Raya Kasemen.
Setelah melewati gerbang Pelabuhan Karangantu, kamu akan melihat lokasi benteng yang berada di ujung jalan. Selamat berlibur!
- http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016061700005/benteng-speelwijk
- http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/benteng-speelwijk-banten-lama/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.