Mengenal Retinopati Prematuritas, Risiko Kebutaan Pada Bayi Prematur
Di dalam rahim, retina (permukaan sensitif cahaya di bagian belakang mata yang mengubah gambar menjadi sinyal saraf yang dipahami otak) berkembang perlahan dan pembuluh darah retina seringkali hanya berkembang pada masa akhir kehamilan.
Oleh karena itu, saat bayi lahir prematur pembuluh darah ini kemungkinan tidak bisa tumbuh secara normal sehingga menyebabkan kerusakan retina dan masalah penglihatan yang dikenal dengan retinopati prematuritas.
Apa itu retinopati prematuritas?
Retinopati prematuritas (ROP) merupakan kelainan mata yang berpotensi menyebabkan kebutaan pada bayi, terutama berpengaruh pada bayi prematur dengan berat sekitar 1250 gram atau lahir sebelum 31 minggu kehamilan.
Bayi yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil saat lahir, berpotensi besar mengembangkan ROP. Kelainan ini biasanya berkembang pada kedua mata dan menjadi salah satu penyebab paling umum kehilangan penglihatan di masa kanak-kanak.
Bahkan, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan penglihatan seumur hidup dan kebutaan.
ROP menyebabkan pembuluh darah tumbuh secara acak dan tidak normal pada mata. Pembuluh ini cenderung bocor atau berdarah, melukai jaringan parut retina, lapisan jaringan saraf di mata yang memungkinkan manusia melihat.
Saat bekas luka menyusut, retina akan tertarik dan terlepas dari belakang mata. Mengingat retina adalah bagian penting dari penglihatan, detasemen akan menyebabkan terjadinya kebutaan pada bayi.
Baca Juga : Ini Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Bayi Prematur
Apa penyebab dan gejala retinopati prematuritas?
Selama masa kehamilan, pembuluh darah tumbuh dari pusat retina bayi yang sedang berkembang 16 minggu di dalam rahim. Kemudian, pembuluh darah akan keluar dan mencapai tepi retina saat memasuki usia kehamilan 8 bulan.
Pada bayi yang lahir prematur, pertumbuhan pembuluh retina normal dapat terganggu dan pembuluh abnormal yang berkembang. Hal ini menyebabkan terjadinya kebocoran dan pendarahan pada mata.
ROP tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda saat pertama kali berkembang pada bayi baru lahir. Satu-satunya cara untuk mendeteksi ROP adalah melalui pemeriksaan mata oleh dokter spesialis mata.
Apakah ada faktor risiko ROP?
Selain berat lahir dan seberapa dini bayi lahir, faktor lainnya yang berkontribusi terhadap risiko ROP meliputi transfusi darah, anemia, gangguan pernapasan, kesulitan bernapas, dan kesehatan bayi secara keseluruhan.
Meskipun dianggap sebagai faktor risiko dalam pengembangan ROP, para peneliti yang didukung oleh National Eye Institute menetapkan bahwa tingkat pencahayaan di kamar anak di rumah sakit tidak berpengaruh pada pengembangan ROP.
Baca Juga: Seperti Apa Pola Makan untuk Bayi Prematur?
Bagaimana pengobatan untuk retinopati prematuritas?
Sebagian besar bayi mengalami ROP yang cenderung ringan. Jika bayi memiliki ROP ringan, mereka tidak membutuhkan perawatan khusus karena kondisi mereka akan sembuh dengan sendirinya. Selain itu, ROP juga tidak akan berpengaruh terhadap penglihatan mereka di masa depan.
Namun, pada kondisi yang paling parah, ROP dapat menyebabkan kebutaan pada bayi secara total.
Terdapat berbagai prosedur yang dapat digunakan untuk menangani ROP, antara lain:
- Prosedur untuk mencegah perkembangan ROP. Misalnya, menghancurkan daerah retina yang tidak memiliki pembuluh darah. Prosedur ini menghilangkan kebutuhan tubuh untuk menghasilkan lebih banyak pembuluh darah.
- Prosedur untuk membantu mengobati ROP. Misalnya, meletakkan kembali retina setelah ditarik keluar dari posisinya.
- Baru-baru ini penggunaan ANTI-VEGF (faktor pertumbuhan yang dirancang untuk mempromosikan ROP) telah dianjurkan. Namun, penggunaannya masih dianggap kontroversial.
Baca Juga : Metode Kanguru Untuk Perawatan Bayi Prematur
Dalam semua kasus, prosedur yang bersifat rumit ini dapat membawa berbagai risiko. Misalnya, kehilangan penglihatan dan perdarahan intraokular (perdarahan di dalam mata).
Ternyata risiko lahir prematur tidak sedikit ya, Moms. Apakah Moms sudah tahu apa saja penyebab kelahiran prematur?
(RGW)
Sumber: Kidshealth, Great Ormond Street Hospital for Children, National Eye Institute, Boston Children’s Hospital
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.