MasyaAllah, Ini 10 Keutamaan Meninggal di Bulan Ramadan
Meninggal di bulan Ramadan sering dianggap baik karena bulan ini penuh berkah.
Hal ini karena bulan Ramadan adalah bulan yang suci. Setiap hal yang dilakukan di bulan ini bisa bernilai pahala yang berlipat ganda.
Banyak pula anggapan bahwa meninggal di bulan Ramadan adalah hal yang baik. Meski bukan berarti bisa disengaja.
Apakah hal ini benar? Yuk simak pembahasannya!
Baca Juga: 8 Cara Mengirim Al Fatihah untuk Orang yang Sudah Meninggal
Keutamaan dan Pahala Meninggal di Bulan Ramadan
Tidak ada dalil dalam Al-Qur'an atau hadis yang menyebut keutamaan khusus meninggal di bulan Ramadan.
Meski bulan ini penuh berkah, husnul khotimah tidak dijamin hanya karena waktu kematian.
Namun, bagi Moms yang penasaran, berikut ini beberapa pahala yang mungkin didapat jika meninggal di bulan Ramadan:
1. Mendapat Pengampunan Dosa
Meninggal saat berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dapat membawa pengampunan dosa masa lalu.
Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Man ṣāma Ramaḍāna īmānan waḥtisāban ghufira lahu mā taqaddama min dhanbihi."
Artinya:
“Barangsiapa berpuasa Ramadan dengan iman dan mengharap pahala kepada Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau.” (H.R. Bukhari).
2. Bisa Masuk Surga
Orang yang meninggal dalam keadaan berpuasa di bulan Ramadan dijanjikan masuk surga.
Seperti dalam hadis riwayat Ahmad Hudzaifah Radiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ ثُمَّ مَاتَ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Man ṣāma yawman ibtighā’a wajhi Allāhi thumma māta dakhala al-jannah."
Artinya:
“Barangsiapa yang berpuasa suatu hari dengan hanya mengharapkan ridho Allah lalu meninggal dalam keadaan seperti itu maka dia masuk surga.” (HR. Ahmad)
3. Mendapat Pahala yang Besar
Amal saleh di bulan Ramadan, termasuk puasa, mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Seperti dalam surat An Nahl ayat 97, yang berbunyi:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Man 'amila ṣāliḥan min dhakarin aw unthā wa huwa mu’minun fala nuḥyiyannahu ḥayātan ṭayyibatan wa la najziyannahum ajrahum bi-aḥsani mā kānū ya'malūn."
Artinya:
”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
4. Mendapat Taufiq dari Allah SWT
Allah memberikan taufiq (bimbingan) bagi hamba-Nya untuk beramal saleh sebelum kematian.
Hal ini dijelaskan dalam hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ
"Idhā arādallāhu bi'abdin khayran ista'malahu." Qālū wa kayfa yasta'miluhu? Qāla: "Yuwaffiquhu li'amalin ṣāliḥin qabla mawtihi."
Artinya:
“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.”
Para sahabat bertanya; “Bagaimana membuatnya beramal?”
Beliau menjawab: “Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
5. Termasuk Mati Syahid
Meninggal saat puasa dianggap mati di jalan Allah, sama seperti mati syahid.
Hal ini seperti tertulis dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
"Asy-syuhadā’u khamsatun: al-maṭ’ūnu wal-mabṭūnu wal-gharīqu wa ṣāḥibu al-hadmi wasy-syahīdu fī sabīlillāh."
Artinya:
“Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang meninggal karena penyakit tha’un, sakit perut, tenggelam, orang yang kejatuhan (bangunan atau tebing) dan meninggal di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
6. Terbebas dari Laknat Allah
Menurut surat Al Baqarah ayat 161, orang yang mati dalam keadaan kafir akan mendapat laknat dari Allah.
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كُفَّارٌ أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ ٱللَّهِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ
"Inna alladhīna kafarū wa mātū wa hum kuffārun ulā’ika ‘alayhim la‘natu Allāhi wal-malā’ikati wan-nāsi ajma‘īn."
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya” (Q. S. Al Baqarah :161)
7. Mati Sesuai Perintah Allah
Meninggal di bulan Ramadan berarti mati dalam keadaan Islam, sesuai perintah Allah sebagaimana yang disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 102.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
"Ya ayyuhal-ladhina amanu ittaqu Allah haqq tuqatih, wa la tamutunna illa wa antum muslimun."
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Q.S Ali Imran: 102)
8. Meninggal dalam Keadaan Suci
Amal ibadah di bulan Ramadan dapat mensucikan seseorang ketika meninggal.
Imam Malik membawakan riwayat dari Yahya bin Said, bahwa Abu Darda pernah menulis surat kepada Salman.
Surat tersebut berisi permintaan Salman untuk pindah dan tinggal di tanah yang disucikan (negeri Syam).
Kemudian Salman membalas surat tersebut dengan mengatakan:
الأَرْضُ الْمُقَدَّسَةُ لا تُقَدِّسُ أَحَدًا ، وَإِنَّمَا يُقَدِّسُ الْمَرْءَ عَمَلُهُ
"Al-ardhu al-muqaddasatu la tuqaddisu ahadan, wa innama yuqaddisu al-mar'a 'amalu."
Artinya:
“Sesungguhnya tanah suci itu tidak mensucikan siapapun. Yang bisa mensucikan seseorang adalah amalnya.” (al-Muwatha’, Imam Malik, no. 1464).
Baca Juga: 10 Hadis tentang Ramadhan untuk Disimak dan Direnungkan
9. Membawa Amalan yang Akan Dibalas Langsung oleh Allah
Puasa adalah amalan yang istimewa, yang pahalanya langsung dibalas oleh Allah.
Sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
"Kullu 'amal ibni Adam yudha'afu al-hasanatu 'ashru amthaliha ila sab'imi'ati di'fin, qala Allahu 'azz wa jall, illa as-sawm fa innahu li wa ana ajzi bihi, yada'u shahwatuhu wa ta'amahu min ajli, lil-saimi farhatan, farhatu 'inda fitrihi wa farhatu 'inda liqa'i Rabbihi. Walakhlufu fihi atyabu 'inda Allahi min rihi al-misk."
Artinya:
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
10. Terbebas dari Azab Kubur
Meninggal di bulan Ramadan melindungi seseorang dari azab kubur.
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Turmudzi dari Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ مَاتَ فِي رَمَضَانَ مُؤْمِنًا مُرَجِّيًا لِثَوَابِ اللَّهِ، أُعْفِيَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.(رواه أحمد والترمذي)
"Man mata fi Ramadan mu'minan murajjiyan li thawabi Allah, u'fīya min 'adhabi al-qabr."
Artinya:
"Siapa saja yang meninggal di bulan Ramadan dalam keadaan beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka ia akan terbebas dari azab kubur." (HR. Ahmad dan Turmudzi).
Apakah Orang yang Meninggal di Bulan Puasa Akan Masuk Surga?
Keutamaan meninggal di bulan Ramadan sangat besar, namun masuk surga bergantung pada amal dan ketaqwaan.
Hadis riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah menyebut bahwa orang yang meninggal dalam keadaan berpuasa akan dibukakan pintu surga jika puasanya dilakukan dengan kesungguhan dan ketaqwaan.
مَنْ مَاتَ وَهُوَ صَائِمٌ فَتُحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَلَمْ تُغْلَقْ حَتَّى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Man māta wa huwa ṣā'imun futiḥat lahu abwābul-jannah wa lam tughlaq ḥattā yaumil-qiyāmah."
Artinya:
"Siapa saja yang mati dalam keadaan sedang berpuasa, maka Allah SWT akan membuka untuknya pintu-pintu surga dan tidak akan menutupnya sampai hari kiamat." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Baca Juga: 8 Tata Cara Mandi Puasa Ramadhan dan Niat Mandi, Praktikkan!
Nah, itulah beberapa keutamaan meninggal di bulan Ramadan.
Semoga bermanfaat ya, Moms.
- https://islamqa.info/id/answers/112089/apakah-orang-yang-meninggal-dunia-pada-bulan-ramadan-akan-masuk-surga-tanpa-hisab
- https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/mimbar-dakwah-sesi-14-angan-orang-setelah-meninggal-dunia
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.