Metagenesis Tumbuhan Lumut dan Perbedaannya dengan Paku
Metagenesis adalah salah satu siklus hidup pada tumbuhan dan hewan. Bagaimana metagenesis tumbuhan lumut terjadi?
Dalam siklus hidup lumut, metagenesis melibatkan dua fase utama yaitu fase gametofit dan fase sporofit.
Fase gametofit adalah fase haploid yang menghasilkan gamet, sementara fase sporofit adalah fase diploid yang menghasilkan spora.
Proses ini menunjukkan bagaimana lumut mampu bereproduksi dan mempertahankan keberlangsungan hidupnya dalam lingkungan yang beragam.
Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan tentang metagenesis tumbuhan lumut berikut ini!
Baca Juga: 20 Jenis Tanaman Obat dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Taksonomi Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan non-vascular yang tidak memiliki bunga dan tidak berbuah. Mereka termasuk dalam grup taksonomi Bryophyta.
Melansir dari Byjus, selas-kelas tumbuhan lumut meliputi Takakiopsida, Sphagnopsida, Andreaeopsida, Andreaeobryopsida, Polytrichopsida, dan Bryopsida.
Klasifikasi tumbuhan lumut didasarkan pada kombinasi data molekuler, morfologis, dan struktur sel.
Klasifikasi Tumbuhan Lumut:
- Filum Bryophyta: Metagenesis tumbuhan lumut diklasifikasikan dalam filum Bryophyta, yang terbagi menjadi enam kelas, yakni Takakiopsida, Sphagnopsida, Andreaeopsida, Andreaeobryopsida, Polytrichopsida, dan Bryopsida.
- Kelas Bryopsida: Klas ini termasuk sebagian besar spesies tumbuhan lumut dan dikarakteristikkan oleh variasi besar dan bentuk, dari tumbuhan kecil dan pendek hingga bentuk yang lebih besar dan lebih robust.
- Kelas Lain: Kelas lain, seperti Takakiopsida dan Sphagnopsida, lebih kecil dan lebih spesialisasi, dengan karakteristik yang unik.
Sejarah Evolusi:
- Evolusi dari Tumbuhan Tawas: Tumbuhan lumut merupakan evolusi dari tumbuhan tawas, yang adalah grup lain dari tumbuhan non-vascular.
- Diversitas: Tumbuhan lumut ditemukan dalam berbagai lingkungan, dari area yang basah dan gelap hingga area yang kering dan terbuka, dan menunjukkan diversitas yang signifikan dalam hal ukuran, bentuk, dan struktur.
Metagenesis Tumbuhan Lumut dari Hidup sampai Mati
Istilah metagenesis tersebut digunakan untuk menjelaskan pergiliran keturunan yang terjadi pada makhluk hidup.
Contoh hewan yang mengalami metagenesis adalah ubur-ubur.
Sedangkan tumbuhan salah satunya adalah meganesis tumbuhan lumut.
Maka dari itu, perlu tahu tentang metagenesis tumbuhan lumut.
Pertama-tama yang perlu diketahui, apa yang dimaksud dengan lumut itu?
Metagenesis tumbuhan lumut ini termasuk dalam golongan Bryophyta, yakni tumbuhan yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil.
Ukuran yang terbesarnya adalah kurang dari 50 cm.
Lumut hidup di darat, baik itu di batu, kayu gelondongan, tanah, atau pepohonan.
Tumbuhan lumut ini pun tersebar di hampir seluruh dunia, terkecuali di dalam laut.
Di tempat yang miskin zat organik pun, ia dapat hidup asalkan tempat tersebut memiliki tingkat kelembapan yang cukup.
Karena sifat toleransi yang tinggi seperti itu, lumut disebut tumbuhan kosmopolit, yaitu tumbuhan yang penyebarannya ada dimana-mana.
Lumut hidup secara berkoloni dan berhabitat di tempat yang lembap, terlindungi dari cahaya matahari.
Baca Juga: Cari Tahu Manfaat Daun Jelatang, Tumbuhan Herbal yang Berkhasiat
Ciri-Ciri dari Tumbuhan Lumut
Perlu juga tahu beberapa ciri dari tumbuhan lumut, yaitu:
- Sel-sel penyusun tubuhnya mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa.
- Air masuk dalam tubuh lumut secara imbibisi, sementara hasil fotosintesis didistribusikan secara difusi, daya kapilaritas, dan dengan aliran sitoplasma.
- Dinding sel tumbuhan lumut terdiri atas selulosa.
- Mengalami metagenesis.
- Merupakan peralihan antara Cormophyta dan Thallophyta
- Permukaan luar tubuhnya dilapisi dengan lapisan berlilin. Lapisan tersebut berguna menahan masuknya air dan mengurangi penguapan.
- Akar tumbuhan lumut berupa akar semu (rizoid) yang terdiri dari beberapa lapis sel parenkim dan berbentuk seperti rambut/benang-benang.
- Zigot berkembang menjadi embrio dan akan tetap tinggal di dalam gametangium betina.
- Sperma diproduksi oleh anteridium dan ovum diproduksi oleh arkegonium.
Baca Juga: Mengenal Ular Falak, Makhluk Misterius dalam Mitologi Arab
Urutan Metagenesis Tumbuhan Lumut
Siklus hidup tumbuhan lumut bersifat metagenesis, yaitu jenis siklus kehidupan tumbuhan yang melibatkan dua fase, yakni fase seksual dan fase aseksual.
Siklus yang terjadi pada tumbuhan lumut adalah fase gametofit dan fase sporofil.
Berikut urutan metagenesis tumbuhan lumut:
- Spora lumut jatuh di daerah atau tempat yang cocok, umumnya di daerah yang lembap.
- Kemudian bergerminasi, yaitu tumbuh dan berkembang dengan cara memperbesar diri melalui pembelahan sel mitosis sehingga membentuk protonema atau bisa disebut gametofit muda.
- Protonema ada yang tidak berhasil tumbuh, dan ada yang berhasil tumbuh besar.
- Protonema yang berhasil tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa atau gametofit dewasa. Dalam fase ini, terbentuk organ seksual yang berupa arkegonium dan anteridium.
- Arkegonium atau alat kelamin betina membentuk ovum atau sel telur. Sementara anteridium atau alat kelamin jantan akan membentuk spermatozoid.
- Tumbuhan lumut disebut Generasi Gametofit dalam fase ini, karena telah menghasilkan gamet (sel kelamin).
- Selanjutnya, spermatozoid bergerak menuju sel telur dan membuahi sehingga terbentuk zigot.
- Zigot akan membentuk embrio yang berkembang menjadi sporofit.
- Sporofit akan menghasilkan spora dengan sporangium yang dimilikinya. Pada fase ini, tumbuhan lumut disebut sebagai Generasi Sporofit karena telah menghasilkan spora
- Lalu, spora akan berkembang kembali menjadi protonema yang baru, dan seterusnya.
Baca Juga: 120+ Kata-kata Bijak dalam Kehidupan sebagai Pelajaran Hidup
Perbedaan Metagenesis Tumbuhan Lumut dan Paku
Sama seperti tumbuhan lumut, tumbuhan paku juga mengalami metagenesis, lho!
Namun, metagenesis tumbuhan lumut dan tumbuhan paku memang hampir mirip.
Akan tetapi, ada beberapa perbedaan yang bisa diidentifikasi berdasarkan metagenesis mereka.
Berikut perbedaan antara metagenesis tumbuhan lumut dan paku:
- Pada tumbuhan lumut, proses gametofit lebih lama dan dominan dibandingkan dengan sporofit. Gametofit yang akan mendukung kehidupan sporofit.
- Pada tumbuhan paku, proses sporofit lebih dominan daripada gametofit. Jadi, gametofit hanya ada untuk mendukung kehidupan awal bagi sporofit.
- Tumbuhan paku merupakan hasil pertemuan dua sel kelamin dari tumbuhan itu sendiri. Sedangkan pada tumbuhan lumut merupakan hasil perkembangan spora secara pembelahan meiosis.
- Tumbuhan paku menghasilkan spora dalam bentuk dan ukuran yang berbeda, yaitu mikrospora dan makrospora. Mikrospora adalah spora berkelamin jantan dan berukuran kecil. Sedangkan mikrospora adalah spora berjenis kelamin betina dan berukuran besar,
- Tumbuhan lumut tidak menghasilkan spora yang berbeda.
- Spora dari tumbuhan paku akan bergerak hogroskopik hingga kotak spora pecah dan menyebar dengan bantuan angin.
- Spora lumut akan berkembang secara aseksual dengan membentuk tunas dan fragmen talus.
- Pada tumbuhan lumut, yang berperan sebagai generasi gametofit adalah lumut itu sendiri. Sedangkan pada tumbuhan paku, protalium adalah yang berperan sebagai generasi gametofit.
- Pada tumbuhan lumut, yang berperan sebagai sporofit adalah sporangium. Sedangkan pada tumbuhan paku yang berperan sebagai generasi sporofit adalah tumbuhan paku itu sendiri.
Baca Juga: Tanaman Pakis Haji, Tanaman Purba Mewah yang Mudah Dirawat
Peran Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup.
Berikut beberapa manfaat tumbuhan lumut:
- Menjaga Kelembapan Tanah dan Meningkatkan Unsur Hara: Tumbuhan lumut mampu menyerap air dan nutrisi dari tanah, membantu menjaga kelembapan tanah dan meningkatkan kandungan hara. Hal ini sangat penting dalam mencegah erosi dan mempertahankan keseimbangan ekosistem.
- Sebagai Media Tanaman Pengganti Ijuk: Lumut dapat digunakan sebagai media tanaman alternatif pengganti ijuk, yang membantu mengurangi penggunaan bahan alam yang tidak berkelanjutan.
- Mencegah Erosi: Lumut berperan dalam mencegah erosi dengan menyerap air dan menstabilkan tanah, yang sangat penting untuk menjaga kualitas lingkungan hidup.
- Obat Tradisional: Lumut telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk beberapa penyakit, termasuk penyakit hati.
- Bahan Pembuatan Pembalut, Kapas, dan Sumber Bahan Bakar: Lumut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat pembalut, kapas, dan sumber bahan bakar.
- Menyerap Karbon Dioksida dan Menghasilkan Oksigen: Lumut berperan dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan mengubahnya menjadi oksigen, membantu menjaga kualitas udara dan mengurangi efek rumah kaca.
- Bahan Kosmetik dan Obat: Lumut juga digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi, seperti untuk obat hipertensi.
Baca Juga: 15 Manfaat Sagu, Cegah Hipertensi hingga Asam Lambung
Nah, itulah metagenesis tumbuhan lumut, serta perbedaannya dengan paku.
Banyak orang yang salah membedakan dua tanaman ini, sebab memang mirip.
Dengan membaca artikel ini, bisa jadi menambah pengetahuan baru, ya!
- https://www.amongguru.com/pengertian-metagenesis-contoh-dan-tahapannya-dilengkapi-gambar/
- https://www.zenius.net/blog/metagenesis-tumbuhan-paku-dan-lumut
- https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/perbedaan-metagenesis-tumbuhan-paku-dan-lumut-11052
- https://byjus.com/neet/classification-of-bryophytes/
- https://www.anbg.gov.au/bryophyte/classification-mosses.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.