Mengenal Molluscum Contagiosum, Penyakit yang Disebabkan Infeksi Virus
Apakah Moms pernah melihat benjolan mirip seperti cacar air atau jerawat di wajah bayi? Ini bisa jadi bukan cacar air atau jerawat, melainkan molluscum contagiosum.
Apa yang dimaksud dengan molluscum contagiosum?
Benjolan molluscum contagiosum adalah infeksi virus yang umum terjadi pada kulit dan menghasilkan benjolan bulat, kencang, tanpa rasa sakit.
Ukuran benjolannya cukup bervariatif.
Namun, jika benjolan tersebut tergores atau terluka, infeksi dapat menyebar ke area kulit di sekitarnya.
Baca Juga: 4 Cara Melindungi Kulit Bayi dari Matahari
Molluscum Contagiosum Mudah Menular
Molluscum contagiosum juga dapat menyebar melalui kontak orang ke orang atau kontak dengan benda yang terinfeksi.
Meskipun molluscum contagiosum umum terjadi pada anak-anak, infeksi virus ini juga dapat menyerang orang dewasa.
Molluscum contagiosum ini terjadi pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Pada orang dewasa dengan sistem kekebalan yang normal, molluscum contagiosum dapat melibatkan alat kelamin dan kerap dianggap sebagai infeksi menular seksual.
Benjolan yang terkait dengan molluscum contagiosum dapat menghilang dalam waktu satu tahun tanpa pengobatan.
Akan tetapi, ini bukan berarti molluscum contagiosum bisa dianggap remeh.
Sebab, pengangkatan dengan bantuan dokter juga adalah pilihan yang kerap harus dilakukan.
Baca Juga: Muncul Benjolan di Leher Kanan? Ini 7 Penyebabnya
Gejala Molluscum Contagiosum
Foto: tcmcdubai.com
Jika Moms atau Si Kecil terkena virus molluscum contagiosum, mungkin tidak melihat gejala infeksi hingga 6 bulan.
Gejala molluscum contagiosum ini biasanya memakan waktu antara 2 dan 7 minggu untuk terlihat dari saat tertular virusnya.
Moms mungkin melihat munculnya sekelompok kecil lesi atau benjolan tanpa rasa sakit.
Benjolan molluscum contagiosum ini dapat muncul sendiri atau dalam bentuk bercak.
Untuk memulai mengidentifikasinya sendiri, terdapat gejala molluscum contagiosum yang bisa diperhatikan, yaitu:
- Benjolan bulat
- Berukuran kecil atau biasanya berdiameter sekitar 1/4 inci (lebih kecil dari 6 milimeter)
- Cirinya memiliki lekukan kecil (umbilikasi) atau titik di bagian atas dekat pusat
- Bisa menjadi merah dan meradang
- Benjolan mudah terasa gatal
- Mudah dihilangkan dengan menggaruk atau menggosok, yang menyebarkan virus ke kulit yang berdekatan
- Biasanya muncul di wajah, leher, ketiak, lengan dan puncak tangan pada Si Kecil
- Dapat terlihat pada alat kelamin, perut bagian bawah dan paha atas bagian dalam pada orang dewasa jika infeksi menular seksual
Jika Moms mencurigai bayi mengalami molluscum contagiosum, konsultasikan dengan dokter terutama dokter kulit.
Baca Juga: Simak 6 Penyebab Benjolan di Bawah Lidah Plus Pengobatannya
Penyebab Molluscum Contagiosum
Foto: sg.theasianparent.com
Molluscum contagiosum utamanya menyerang bayi dan anak kecil di bawah usia 10 tahun.
Virus molluscum contagiosum lebih umum terjadi di iklim hangat daripada yang dingin, dan di lingkungan yang penuh sesak.
Faktanya, remaja dan orang dewasa lebih jarang terinfeksi molluscum contagiosum.
Molluscum contagiosum cenderung lebih banyak dan bertahan lebih lama pada anak-anak yang juga menderita dermatitis atopik.
Molluscum contagiosum menyusahkan pasien dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) atau memiliki alasan lain akan masalah kekebalan tubuh yang buruk.
Virus penyebab molluscum contagiosum menyebar dari kontak fisik langsung orang ke orang dan melalui benda yang terkontaminasi.
Fomites adalah benda mati yang dapat terkontaminasi virus molluscum contagiosum.
Benda ini mencakup bahan linen, seperti pakaian,handuk, spons mandi, peralatan kolam renang, dan mainan.
Meskipun virus molluscum contagiosum mungkin menyebar dengan berbagi kolam renang, mandi, sauna, atau lingkungan basah dan hangat lainnya, tetali hal ini belum terbukti.
Para peneliti yang menyelidiki molluscum contagiosum berpikir, kemungkinan besar virus ini menyebar dengan berbagi handuk dan barang-barang lain di sekitar kolam renang atau sauna daripada melalui air.
Seseorang dengan molluscum contagiosum dapat menyebarkannya ke bagian lain dari tubuh mereka dengan menyentuh atau menggaruk lesi dan menyentuh tubuh mereka di tempat lain.
Hal ini disebut autoinokulasi.
Mencukur dan elektrolisis juga dapat menyebarkan molluscum contagiosum ke bagian tubuh lainnya.
Pada beberapa kasus, molluscum contagiosum juga dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual.
Virus molluscum contagiosum tetap berada di lapisan atas kulit (epidermis) dan tidak beredar ke seluruh tubuh.
Oleh karena itu, molluscum contagiosum tidak dapat menyebar melalui batuk atau bersin.
Virus molluscum contagiosum hanya hidup di lapisan atas kulit, sehingga begitu lesi hilang maka virus hilang dan itu tidak akan dapat disebarkan lagi kepada orang lain.
Molluscum contagiosum tidak seperti virus herpes, yang dapat tetap tidak aktif "tidur" di tubuh untuk waktu yang lama dan kemudian muncul kembali.
Baca Juga: Fibroadenoma (FAM), Benjolan Payudara yang Tidak Nyeri
Cara Mengatasi Molluscum Contagiosum
Foto: empr.com
Kebanyakan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat tidak perlu mencari pengobatan untuk molluscum contagiosum.
Benjolan ini biasanya menghilang tanpa intervensi medis.
Namun, beberapa keadaan yang membutuhkan perawatan molluscum contagiosum, seperti:
- Benjolan besar dan terletak di wajah dan leher
- Memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan kerusakan kulit semakin parah, seperti dermatitis atopik
- Memiliki kekhawatiran tentang penyebaran virus
- Sedang menerima perawatan atau mengalami masalah kesehatan yang mengurangi aktivitas kekebalan tubuh
Seorang dokter dapat melakukan salah satu dari beberapa perawatan yang efektif untuk molluscum contagiosum, yaitu:
- Krioterapi
Dokter akan membekukan setiap benjolan dengan nitrogen cair.
- Kuretase
Dokter menusuk benjolan dan mengikisnya dari kulit dengan alat kecil.
- Terapi Laser
Dokter menggunakan laser untuk menghancurkan setiap benjolan.
- Terapi Topikal
Dokter mengoleskan krim yang mengandung asam atau bahan kimia ke benjolan untuk menginduksi pengelupasan lapisan atas kulit.
Krim terapi topikal mungkin mengandung yodium dan asam salisilat, tretinoin, cantharidin (bahan melepuh yang biasanya digunakan dokter), dan imiquimod (pengubah sel T).
Teknik-teknik ini bisa menyakitkan dan menyebabkan jaringan parut bagi sebagian orang.
Anestesi mungkin diperlukan selama prosedur perawatan molluscum contagiosum ini.
Metode perawatan molluscum contagiosum ini melibatkan perawatan pada setiap benjolan.
Maka, prosedur mengatasi kondisi ini mungkin memerlukan lebih dari satu sesi.
Baca Juga: Benjolan di Punggung, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Jika memiliki banyak benjolan besar molluscum contagiosum, perawatan tambahan mungkin diperlukan setiap 3 hingga 6 minggu sampai benjolan tersebut hilang.
Akan tetapi, benjolan baru mungkin muncul saat yang sudah ada sembuh.
Pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat, molluscum contagiosum biasanya akan sembuh tanpa pengobatan.
Biasanya, kondisi ini terjadi secara bertahap dalam 6 hingga 12 bulan dan tanpa jaringan parut.
Tetapi bagi sebagian orang, mungkin diperlukan beberapa bulan hingga beberapa tahun agar benjolan akibat molluscum contagiosum hilang.
Infeksi molluscum contagiosum bisa lebih persisten dan bertahan lebih lama untuk orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh.
- https://www.healthline.com/health/molluscum-contagiosum#outlook
- https://www.aad.org/public/diseases/a-z/molluscum-contagiosum-treatment
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/molluscum-contagiosum/symptoms-causes/syc-20375226
- https://dermnetnz.org/topics/molluscum-contagiosum
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.