31 Juli 2024

Mengulik Sejarah Monas, Destinasi Wisata Ikonik di Jakarta

Ketahui juga daya tarik wisata dan tiket masuknya

Salah satu bangunan ikonik Indonesia, tepatnya di Ibu Kota adalah Tugu Monas Jakarta.

Monumen Nasional (Monas) adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Sebelum menggunakan nama Monumen Nasional, bangunan ini memiliki nama awal yaitu Tugu Peringatan Nasional.

Monas didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Dilansir dari laman Cagar Budaya Kemdikbud, Tugu Monas Jakarta dibangun pada tanggal 17 Agustus 1961-1975, yang peletakkan batu pertamanya dilakukan oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno.

Lokasi Monas dimaksudkan sebagai 'jantung kota' Jakarta.

Titik ukur jarak antara kota Jakarta dengan kota lainnya, memiliki makna sebagai lambang kepribadian, kebesaran dan keagungan perjuangan Bangsa Indonesia.

Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas seberat 72 kilogram, yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala dari rakyat Indonesia.

Penasaran akan sejarah Monas dan informasi lainnya yang menarik tentang landmark Kota Jakarta yang satu ini?

Untuk itu, simak informasinya hingga akhir, ya!

Baca Juga: 10 Wisata Kota Tua Jakarta yang Populer, Instagrammable!

Sejarah Tugu Monas Jakarta

Monumen Nasional (Instagram.com/monumen.nasional)
Foto: Monumen Nasional (Instagram.com/monumen.nasional)

Sejarah Monas dimulai setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta dari Yogyakarta pada 1950.

Ini menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada 1949.

Presiden Soekarno mulai merencanakan pembangunan Monumen Nasional yang setara dengan Menara Eiffel.

Lokasi Monas tepat di depan Istana Merdeka.

Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945.

Ini agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.

Pada 17 Agustus 1954, satu komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan Monumen Nasional digelar pada 1955. Terdapat 51 karya yang masuk.

Namun, hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban dinilai memenuhi kriteria yang ditentukan komite.

Kriteria tersebut menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad.

Sayembara kedua digelar pada 1960 tetapi sekali lagi tak satu pun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria.

Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Soekarno.

Namun, Soekarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni.

Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu.

Namun, rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk.

Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik.

Soekarno kemudian meminta arsitek RM Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu.

Soedarsono memasukkan angka 17, 8, dan 45 melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dalam rancangan monumen itu.

Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektare.

Tugu ini diarsiteki oleh Frederich Silaban dan RM Soedarsono dan mulai dibangun pada 17 Agustus 1961.

Baca Juga: Danau Sunter, Tempat Wisata Murah Kawasan Jakarta Utara

1. Proses Pembangunan

Setelah rancangan disetujui, proses pembangunan Tugu Monas dilaksanakan melalui tiga tahapan.

Tahapan pertama pada 1961-1965, tahap kedua 1966-1968, dan tahap ketiga 1969-1976.

Pada tahap pertama, proses pembangunan Monas diawasi langsung oleh Panitia Monumen Nasional dan biaya yang digunakan berasal dari sumbangan masyarakat.

Pada tahapan kedua, proses pembangunan masih diawasi oleh panitia Monas, tetapi biaya bersumber dari anggaran belanja pemerintah pusat.

Pada tahapan terakhir, pembangunan Monas diawasi oleh Panitia Pembina Tugu Nasional dengan sumber dana berasal dari pemerintah pusat atau Direktorat Jenderal Anggaran melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

2. Peresmian

Monas secara perlahan mulai dibuka untuk umum pada 18 Maret 1972 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin Nomor CB 11/1/57/72.

Saat itu, Gubernur Ali Sadikin membuka kawasan untuk rombongan atau organisasi atau siswa ke ruang tenang dan ruang museum.

Pada 1973, Gubernur Ali Sadikin mengizinkan pengunjung naik sampai ke pelataran puncak Monas.

Pada 10 Juni 1974, Gubernur meresmikan taman di bagian barat Monas atau dikenal dengan nama Taman Ria.

Monas akhirnya dibuka untuk umum setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 12 Juli 1975 ketika pembangunannya berakhir.

Total dana yang dikeluarkan untuk membangun Monas sejak 1961 hingga 1965 sebesar Rp58 miliar.

Apa Saja yang Ada di Dalam Tugu Monas Jakarta?

Bangunan ikonik yang menjulang tinggi ini memiliki fasilitas dan tempat berekreasi yang seru.

Pada tiap sudut halaman luar yang mengelilingi monumen ini terdapat relief yang menggambarkan sejarah Indonesia.

Relief ini bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau, yakni menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit.

Selain keindahan relief tersebut, ada banyak hal menarik lain yang bisa ditemukan di Monas.

Apa saja? Simak selengkapnya berikut ini!


1. Museum Sejarah Nasional

Tugu Monumen Nasional Jakarta (Instagram.com/monumen.nasional)
Foto: Tugu Monumen Nasional Jakarta (Instagram.com/monumen.nasional)

Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia.

Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.

Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama.

Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru.

Diorama tersebut dimulai dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia yang dimulai dari:

  • Masa pra-sejarah
  • Masa kerajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit
  • Masa penjajahan bangsa Eropa
  • Perlawanan para pahlawan nasional melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda

2. Ruang Kemerdekaan

Ruang Kemerdekaan (Instagram.com/monumen.nasional)
Foto: Ruang Kemerdekaan (Instagram.com/monumen.nasional)

Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater.

Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia, seperti:

  • Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas
  • Lambang negara Indonesia
  • Peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas dan bendera merah putih

3. Pelataran Puncak Monas

Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan (Instagram.com/monumen.nasional)
Foto: Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan (Instagram.com/monumen.nasional)

Pelataran puncak terletak di bagian paling atas Tugu Monas.

Di pelataran puncak tugu ini terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu, dan memiliki ukuran 11x11 meter.

Area ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat.

Dari pelataran puncak Tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta.

Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, pengunjung dapat melihat pemandangan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: 38 Wisata Jakarta Populer yang Cocok Dikunjungi saat Liburan

Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Monas

Wisata Monumen Nasional
Foto: Wisata Monumen Nasional (Istockphoto.com)

Moms dan keluarga tak hanya berpose dengan latar Monas, sebenarnya ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di komplek Monas.

Berikut aktivitas yang bisa dilakukan:

1. Melihat Gedung Pencakar Langit

Naik ke puncak Monas dengan menggunakan lift termasuk banyak diminati pengunjung.

Dari puncak Monas, Moms bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta melalui beberapa teropong yang tersedia.

Ada dua jam buka, siang dan malam dengan antrean dibatasi. 

2. Wisata Edukasi

Di bagian bawah Monas ada Museum Nasional yang sangat luas dan bisa jadi kawasan wisata edukasi.

Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80x80 meter persegi.

Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia sampai G30S PKI.

Baca Juga: 19 Rekomendasi Tempat Wisata Anak di Jakarta, Edukatif!

3. Naik Kereta Wisata

Kalau merasa lelah berjalan kaki, Moms bisa naik kereta wisata di Monas.

Kereta warna kuning dan merah ini memang banyak diminati para pengunjung dan rela antre demi diantar bolak balik menuju Monas.

Selain gratis, dengan menumpangi kereta ini kita tidak perlu membuang energi untuk berpanas-panasan jalan kaki.

Moms hanya tinggal menunjukkan karcis masuk Monas yang dibeli di loket bagian dasar monumen untuk bisa naik kereta wisata ini.

Kereta ini biasanya menurunkan dan menaikkan pengunjung tiap 10 menit sekali.

Namun, kereta ini biasanya hanya dikeluarkan pada waktu khusus saja, melihat kepadatan pengunjung, jadi tidak setiap hari ada.

4. Wisata Kuliner

Kalau ingin mengisi perut, Moms tak usah khawatir karena banyak pilihan kuliner di kawasan Monas.

Moms bisa menikmati wisata kuliner di pedagang makanan kaki lima atau di area Lenggang Jakarta.

Di area terpadu ini, Moms bisa menikmati berbagai sajian kuliner khas Indonesia.

Jenisnya juga cukup beragam mulai dari nasi timbel, soto betawi, sate madura, pecel lele, ayam taliwang, dan masih banyak lagi.

Selain bisa melepas haus dan lapar sambil beristirahat, di Lenggang Jakarta juga terdapat tempat yang menjual berbagai pilihan oleh-oleh ataupun cendera mata.

5. Berolahraga

Lapangan Basket Monumen Nasional
Foto: Lapangan Basket Monumen Nasional (Instagram.com/monumen.nasional)

Moms juga bisa menghilangkan rasa jenuh dengan menikmati Taman Monas, yaitu sebuah hutan kota yang dirancang dengan taman yang indah.

Di taman ini Anda dapat bermain bersama kawanan rusa yang sengaja didatangkan dari Istana Bogor.

Selain itu Moms juga dapat berolahraga di taman ini bersama teman maupun keluarga.

Di taman ini juga disediakan beberapa lapangan futsal serta lapangan basket dan voli yang bisa digunakan untuk umum secara gratis.

Baca Juga: Wisata Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, Intip Isinya!


Alamat, Jam Operasional, dan Harga Tiket Masuk Tugu Monas Jakarta

Alamat Monumen Nasional (Instagram.com/monumen.nasional)
Foto: Alamat Monumen Nasional (Instagram.com/monumen.nasional)

Bangunan Tugu Monas Jakarta beralamat di Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Kawasan dan Tugu Monas buka hari Selasa–Minggu mulai dari pukul 08:00 hingga 16:00 WIB dan tutup setiap hari Senin.

Untuk harga tiketnya bervariasi, tergantung dari bagian mana yang dikunjungi.

Jika hanya berkunjung di bagian museum dan Cawan Monas, harga tiketnya antara lain:

  • Dewasa: Rp5.000
  • Mahasiswa: Rp3.000
  • Anak-anak atau pelajar: Rp2.000

Jika ingin berkunjung sampai puncak Monas (termasuk museum dan Ruang Kemerdekaan), akan dikenakan tiket dengan harga:

  • Dewasa: Rp15.000
  • Mahasiswa: Rp8.000
  • Anak-anak atau pelajar: Rp4.000

Cara ke Monas dengan Transportasi Umum

Moda Transportasi KRL
Foto: Moda Transportasi KRL (Orami Photo Stock)

Setelah membeli tiket, Moms dapat mengunjungi Monas dengan menggunakan transportasi umum, berikut penjelasannya:

  • Bus Transjakarta

Moms bisa ke Monas dengan menggunakan bus Transjakarta.

Moms bisa naik dari sejumlah koridor, di antaranya, koridor I (Kota-Blok M), Koridor IA (PIK-Balai Kota), Koridor 6A atau 6B (Monas-Ragunan), atau Koridor 98 Pinangranti - Kota).

Lalu nantinya, turun di halte Monumen Nasional, dan berjalan kaki sekitar 400 meter menuju Gerbang Monumen Nasional.

  • Kereta MRT

Moms bisa berangkat dari stasiun manapun, lalu turun di stasiun Bunderan Hotel Indonesia atau stasiun pemberhentian terakhir.

Lalu, bisa disambung naik fasilitas bus wisata tingkat gratis rute BW4 (IRTI Monas-PP) atau BW2 (Juanda Istiqlal-PP).

Bus wisata beroperasi di akhir pekan atau hari libur nasional setiap pukul 10:00 - 18:00 WIB.

  • KRL

Moms bisa naik KRL dari rute manapun lalu turun di Stasiun Gondangdia atau Stasiun Juanda.

Setelah itu, bisa disambung dengan berjalan kaki atau naik ojek daring.

  • Bus Wisata Tingkat Gratis

Sejauh ini hanya tersedia bus BW4 dan bus BW2 yang berhenti di halte dekat Monas.

Rute BW2 Jakarta Baru yaitu: Juanda Masjid Istiqlal - Monas 1 - Monas 2 - Monas 3- IRTI Monas - Sarinah1 Wisma Nusantara - Plaza Indonesia Sarinah 2 - Museum Nasional Pecenongan-Juanda Masjid Istiqlal.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Cafe Instagramable di Kelapa Gading, Keren!

Itu dia serba-serbi mengenai Tugu Monumen Nasional di kota Jakarta.

Setelah selesai revitalisasi, pastinya Monas semakin cantik. Pastikan kunjungi wajah baru Monas bersama keluarga, ya Moms!

  • https://www.mitramuseumjakarta.org/monas
  • http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015090200065/monumen-nasional
  • https://www.instagram.com/monumen.nasional/?hl=id

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.