Obat yang Mengandung Etilen Glikol (EG) dan Bahayanya untuk Kesehatan!
Obat yang mengandung etilen glikol (EG) tentu menjadi perhatian publik lantaran dugaan yang menyebabkan kasus gagal ginjal akut pada anak.
Maraknya kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Gambia dan 192 kasus di Indonesia per 19 September 2022 tentu membuat masyarakat terutama orang tua menjadi cemas.
Beberapa di antaranya menyebutkan adanya dugaan konsumsi obat sirop. Namun, penyebabnya masih belum bisa dipastikan, ya Moms.
Lalu, Kementerian Kesehatan RI melalui Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal mengeluarkan surat edaran.
Surat tersebut berisi intrusi kepada seluruh apotek di Indonesia untuk sementara menarik penjualan obat bebas dalam bentuk sirop.
Larangan ini tentunya untuk meningkatkan kewaspadaan akibat penemuan gagal ginjal akut di Indonesia.
Nah, lalu apa saja obat yang mengandung Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG)? Simak selengkapnya di bawah ini, ya Moms.
Baca Juga: Kemenkes Larang Penggunaan Obat Sirop, Buntut dari Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
Mengenal Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG)
Sebelum Moms mengetahui obat yang mengandung dietilen glikol (DEG), simak dulu penjelasan dari senyawa kimia ini.
Mengutip dari VUMC, Dietilen glikol (DEG) adalah senyawa alkoholik dalam bentuk cairan tidak berwarna, tidak berbau, dan higroskopis (kemampuan suatu zat dalam menyerap molekul air) dengan rasa manis.
DEG adalah pelarut yang dulunya banyak digunakan dan bisa menjadi kontaminan dalam produk konsumen.
Bahkan kandungan ini pernah mengakibatkan kondisi epidemi keracunan sejak awal abad ke-20.
Masih mengutip dari VUMC, DEG sering ditemukan di garasi atau bengkel dan berlabel berbahaya jika tertelan.
Senyawa ini ditemukan dalam minyak rem, zat antibeku dalam pendingin, pelumas, tinta, dan beberapa produk lainnya.
Selain itu, juga digunakan untuk bahan baku industri serat polister, bahan yang membantu dalam produk pestisida, karet, dan sebagainya.
Pada 1937, DEG digunakan sebagai pelarut dalam eliksir sulfanilamid (obat sulfanilamida yang menyebabkan keracunan massal di Amerika Serikat pada 1937).
Sementara, Etilen Glikol (EG) memiliki rumus (CH2OH)2 yang digunakan dengan 2 tujuan.
Sebagai bahan baku dalam pembuatan serat poliester dan untuk formulasi antibeku.
Senyawa ini berbentuk cairan kental yang tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah terbakar.
Etilen glikol (EG) memiliki rasa manis, tetapi beracun dalam konsentrasi tinggi.
Baca Juga: Gagal Ginjal Akut Menyerang 192 Anak Indonesia, Waspada Penggunaan Paracetamol
Bahaya Etilen Glikol (EG)
Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, etilen glikol dan produk sampingannya yang beracun dapat memengaruhi sistem saraf pusat, jantung, dan berakhir di ginjal.
Sama halnya seperti mengonsumsi dietilon glikol DEG, mengonsumsi kandungan ini menyebabkan kematian.
CDC juga menjelaskan senyawa industri ini ditemukan di tinta bantalan stempel, pulpen, cat, plastik, film, dan kosmetik.
Etilen glikol yang terurai menjadi senyawa beracun dalam tubuh.
Selain itu, senyawa ini juga bisa tersebar melalui udara dalam ruangan. Berikut penyebaran Etilen Glikol (EG), melansir dari CDC.
- Udara dalam ruangan: Etilen glikol dapat dilepaskan ke udara dalam ruangan dalam bentuk semprotan cair (aerosol), uap, atau kabut.
- Air: Etilen glikol dapat mencemari air.
- Makanan: Etilen glikol dapat mencemari makanan.
- Udara Luar: Etilen glikol dapat dilepaskan ke udara luar sebagai semprotan cair (aerosol), uap, atau kabut.
- Pertanian: Jika etilen glikol dilepaskan sebagai semprotan cair (aerosol) atau kabut, dapat mencemari produk pertanian. Sebaliknya, jika senyawa ini dilepaskan sebagai uap, kemungkinan tidak akan mencemari produk pertanian.
Baca Juga: Gagal Ginjal Kronis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Bahaya Dietilen Glikol (DEG)
Sama seperti Etilen Glikol (EG), DEG juga merupakan senyawa yang kurang lebih mirip dan menyebabkan bahaya jika tertelan.
Melansir dari Encyclopedia of Toxicology tentang Diethylene Glycol, senyawa ini memiliki sejarah reaksi obat yang berbahaya.
Senyawa ini pertama kali muncul pada abad ke-20 terhadap obat-obatan di Amerika Serikat.
Dulunya, dietilen glikol adalah bahan kimia yang tersedia dan mengakibatkan keracunan massal bila digunakan sebagai pengencer dalam sediaan farmasi.
Kejadian ini juga menyebabkan asidosis anion gap, nekrosis kortikal (sebagai penyebab acute kidney injury) , dan neurotoksisitas (rusaknya bagian otak yang diakibatkan oleh bahan yang bersifat toksik).
Baca Juga: 12 Cara Atasi Keracunan Makanan Basi Dengan Bahan Alami
Obat yang Mengandung Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG)
Nah, seperti yang sudah Moms ketahui, Kemenkes memberikan intrusi untuk menarik penjualan obat bebas dalam bentuk sirop.
Lalu, obat apa saja yang mengandung Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG)?
Melansir dari situs resmi Badan POM, obat sirop untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO, terdiri dari:
- Promethazine Oral Solution
- Kofexmalin Baby Cough Syrup
- Makoff Baby Cough Syrup
- Magrip N Cold Syrup
Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.
Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM.
Baca Juga: Eritema Multiformis, Ruam Kulit karena Infeksi atau Obat-Obatan
Imbauan BPOM soal Penggunaan Obat
Melalui Instagram resminya BPOM mengajak masyarakat untuk menggunakan obat secara aman dan memperhatikan hal-hal berikut:
- Mengonsumsi obat berdasarkan secara sesuai dan tidak melebihi aturan pakai
- Membaca secara seksama peringatan dalam kemasan
- Menghindari mengonsumsi obat sirop sisa yang sudah terbuka dan disimpan lama
- Melakukan konsultasi ke dokter, apoteker, atau tenaga kesehatan bila gejala tidak kunjung berkurang setelah mengonsumsi obat bebas dan obat bebas terbatas selama 3 hari.
- Laporkan secara lengkap obat yang dikonsumsi secara mandiri (swamedikasi) kepada dokter
- Melaporkan efek samping obat kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile dan e-MESO Mobile.
Nah, itu dia Moms bahaya DEG dan EG sekaligus obat yang mengandung Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG).
Selalu waspada dalam penggunaan obat-obatan ya, Moms!
- https://www.cdc.gov/niosh/ershdb/emergencyresponsecard_29750031.html#:~:text=Ethylene%20glycol%20breaks%20down%20into,Ingesting%20enough%20can%20cause%20death.
- https://www.differencebetween.com/difference-between-ethylene-glycol-and-vs-diethylene-glycol/#:~:text=The%20difference%20between%20ethylene%20glycol%20and%20diethylene%20glycol%20is%20that,molecules%20via%20an%20ether%20bond.
- https://www.vumc.org/poison-control/toxicology-question-week/feb-4-2021-how-does-diethylene-glycol-differ-ethylene-glycol
- http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Gangguan_-Ginjal_-Akut.pdf.pdf
- https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/155/Penjelasan-BPOM-RI-Tentang-Sirup-Obat-Untuk-Anak-Di-Gambia--Afrika-Yang-Terkontaminasi-Dietilen-Glikol-Dan-Etilen-Glikol.html
- https://www.instagram.com/p/Cj4ckxABCuK/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3614107/#:~:text=Diethylene%20glycol%20(DEG)%20is%20used,%2C%20and%20death%20%5B1%5D.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.