Viral Bayi Obesitas di Bekasi, Ini Bahaya Obesitas pada Anak
Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan yang sering kali dialami saat ini.
Apalagi saat ini viral bayi 1 tahun di Bekasi obesitas karena memiliki berat badan 27 kilogram, padahal normalnya, berat badan bayi 1 tahun maksimal di 10,9 kilogram.
Menurut orang tua Muhammad Kenzi Alfaro, anaknya kerap diberi junk food, seperti snack sehingga bobotnya jadi obesitas.
Hal ini pun membuat Kenzi belum bisa berjalan dan hanya duduk serta berbaring, tidak seperti anak seusianya yang aktif.
Saat tubuh anak terlihat berisi dan subur, mungkin orang tua akan bahagia, tapi sebenarnya risiko obesitas pada Si Kecil semakin meningkat.
Bahkan jika obesitas ini terjadi di masa kecil, bisa bertahan hingga anak dewasa, lho. Mari ketahui serba-serbi obesitas yang terjadi pada anak, Moms!
Baca Juga: 9 Cara Meluruskan Rambut yang Mengembang dan Kering, Bisa Dicoba!
Gejala Obesitas Anak
Berdasarkan Riskesdas 2018, dibandingkan tahun 2013, angka obesitas pada anak turun menjadi 8%.
Namun, menurut Menteri Kesehatan Nila Moeloek kala itu, hal ini bukan disebabkan oleh perbaikan gizi, melainkan akibat angka stunting yang turun.
Tanda awal obesitas pada anak bisa diketahui dengan mudah, yaitu seperti:
- Bentuk pipi yang tembem
- Dagu yang berisi
- Leher yang tertutup atau pendek
- Perut buncit
- Kedua tungkai umumnya berbentuk x
- Paha dalam saling menempel
Jangan pernah ragu untuk konsultasi ke dokter apabila mendapat Si Kecil mengalami kondisi seperti ini, ya, Moms!
Baca Juga: Sinopsis The Whale, Berkisah tentang Pria Obesitas yang Diperankan oleh Brendan Fraser!
Penyebab Obesitas pada Anak
Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan energi yang masuk dengan energi yang dipakai.
Berikut adalah penyebab obesitas pada anak yang umumnya terjadi:
1. Genetik
Penyebab obesitas pada anak yang pertama adalah genetik. Masyarakat umumnya percaya jika kegemukan menurun dalam keluarga.
Maka, anak-anak yang berasal dari keluarga dengan orang-orang yang kelebihan berat badan, lebih mungkin untuk mengalami kondisi yang sama.
Namun sebenarnya, kontribusi faktor genetik dalam menyebabkan anak obesitas cenderung kecil, yaitu sekitar 5% saja.
2. Peranan Orang Tua
Orang tua juga ternyata berperan sebagai penyebab obesitas pada anak. Hal ini karena orang tua bertindak sebagai penyedia dan pembuat makanan dalam lingkungan rumah tangga.
Moms dan Dads memainkan peran penting dalam menentukan tidak hanya makanan apa yang dikonsumsi, tetapi juga seberapa banyak makanan yang dikonsumsi anak.
Ketersediaan makanan sehat di rumah yang diterapkan secara konsisten adalah kunci dalam membentuk kebiasaan makan anak yang baik.
Bahkan dapat mengatasi rasa tidak suka pada makanan tertentu, lho.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Sakit Telinga pada Anak, Ini Cara Mengatasinya
3. Pola Makan Buruk
Studi menunjukkan keluarga yang terbiasa duduk makan bersama akan mengonsumsi makanan yang lebih sehat.
Sementara itu, makan di luar atau menonton sambil makan berhubungan dengan tingginya konsumsi makanan berlemak.
Cara orang tua menawarkan makanan juga berpengaruh terhadap persepsi anak.
Persepsi yang positif terbentuk jika orang tua memberi kesempatan kepada anak untuk memilih makanannya sendiri dengan menyediakan porsi makanan sehat yang cukup.
Pembatasan konsumsi makanan cepat saji yang dipaksakan malah meningkatkan keinginan anak untuk mengonsumsi junkfood, lho.
Baca Juga: Ini Penjelasan Golongan Darah Anak Berbeda, Mudah Dipahami!
4. Konsumsi Makanan Cepat Saji
Konsumsi makanan cepat saji juga merupakan penyebab obesitas pada anak. Makanan cepat saji mengandung kalori tinggi, namun memiliki nilai gizi yang rendah.
Gaya hidup masyarakat urban perlu diwaspadai, di mana sering kali kedua orang tua bekerja sehingga memiliki waktu lebih sedikit untuk mempersiapkan makanan bagi keluarga di rumah.
Ditambah lagi, kemudahan untuk membeli makanan cepat saji melalui layanan ojek daring. Ini jadi salah satu penyebab anak mengalami obesitas.
5. Konsumsi Minuman Tinggi Gula
Konsumsi minuman yang mengandung gula tinggi juga jadi penyebab anak obesitas.
Minuman golongan ini tidak hanya minuman bersoda, tetapi juga minuman kemasan, seperti jus buah, yoghurt, bahkan susu.
Departemen Kesehatan & Layanan Kemanusiaan AS (HHS) melaporkan bahwa 32% remaja perempuan dan 52% remaja laki-laki di Amerika Serikat minum 24 ons soda atau lebih per hari.
Pola makan dan minum buruk yang mengandung kadar lemak atau gula yang tinggi dan sedikit nutrisi ini tentu saja dapat menyebabkan berat badan anak bertambah dengan cepat.
Untuk menghindari obesitas pada anak, perhatikan kadar gula di masing-masing kemasan minuman sebelum memberikannya kepada Si Kecil ya, Moms.
6. Porsi Makan
Porsi makan yang tidak tepat juga berperan sebagai penyebab obesitas pada anak.
Studi WHO menunjukkan porsi makan meningkat drastis dalam satu dekade terakhir.
Hal ini mungkin menunjukkan bahwa ukuran porsi yang lebih besar bisa berperan dalam menaikkan angka obesitas.
Konsumsi makanan dalam porsi besar akan menyebabkan total asupan kalori yang besar sehingga dapat menyebabkan anak alami kelebihan berat badan.
Baca Juga: Sakit Kepala pada Anak, Kenali Gejala dan Jenisnya
7. Makanan Ringan
Anak-anak yang hobi ngemil atau menyantap makanan ringan, seperti makan malam beku, camilan asin, dan pasta kalengan, juga dapat berperan pada kenaikan berat badan mereka yang tidak sehat.
Menurut jurnal yang diterbitkan dalam National Library of Medicine, anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan serius termasuk diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi.
Selain itu, obesitas pada anak juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular, kematian dini, dan kecacatan pada masa dewasa.
8. Efek Samping Penggunaan Gadget
Banyak yang tidak menyadari bahwa terlalu lama menggunakan ponsel atau gadget merupakan penyebab anak mengalami obesitas.
Penggunaan teknologi sudah begitu luas. Kita dapat melihat anak dari usia sangat dini sudah menggunakan gadget canggih.
Penelitian dalam Nutrition Journal menunjukkan bahwa perilaku menetap, seperti menonton televisi dan bermain game pada gawai dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas.
Pasalnya, anak jadi kurang bergerak apalagi jika seharian terus berada di depan layar.
9. Kurang Olahraga
Jadi, Moms perlu waspada jika anak terlalu lama menggunakan gadget atau menonton televisi karena akan mengurangi waktu olahraga rutinnya.
Semakin lama seorang anak menonton televisi, semakin besar pula keinginannya untuk mengonsumsi makanan yang diiklankan.
Sebaliknya, dengan aktivitas fisik, kasus anak obesitas bisa dicegah.
Oleh karena itu, doronglah anak-anak untuk memperbanyak olahraga, waktu di taman bermain, atau bentuk aktivitas fisik lainnya.
Olahraga akan membantu Si Kecil membakar kalori sehingga mereka dapat mempertahankan berat badan yang sehat.
10. Asupan Tinggi Karbohidrat Sederhana
Peran karbohidrat dalam penambahan berat badan tidak begitu jelas.
Karbohidrat meningkatkan kadar glukosa darah, yang pada fungsinya merangsang pelepasan insulin oleh pankreas.
Ketika adanya lonjakan gula darah, ini membuat pertumbuhan jaringan lemak meningkat dan dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa karbohidrat sederhana ini meliputi:
- Gula
- Fruktosa
- Makanan penutup
- Minuman ringan
- Bir anggur dan lainnya
Oleh karena itu, mulai sekarang coba hindari makanan tinggi karbohidrat sederhana ya, Moms.
11. Faktor Psikologis
Bagi sebagian orang, emosi memengaruhi kebiasaan makan. Sejumlah orang makan berlebihan sebagai respons terhadap emosi seperti kebosanan, kesedihan, stres, atau kemarahan.
Masalah psikologis ini juga berlaku pada anak-anak sehingga dapat menyebabkan obesitas.
Anak-anak dan remaja yang bosan, stres, atau depresi mungkin makan lebih banyak untuk mengatasi emosi negatif mereka.
Meskipun memang sebagian besar orang yang kelebihan berat badan tidak mengalami gangguan psikologis dibandingkan orang dengan berat badan normal.
Sekitar 30% orang yang mencari pengobatan untuk masalah berat badan yang serius mengalami kesulitan makan berlebihan.
Baca Juga: Rotavirus, Virus Berbahaya Penyebab Diare dan Muntah Parah pada Anak, Waspada!
Dampak dan Risiko Obesitas pada Anak
Anak-anak yang mengalami obesitas, berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan dibandingkan teman sebaya dengan pola hidup sehat.
Adapun beberapa risiko yang mungkin ditimbulkan meliputi:
1. Diabetes
Diabetes tipe 2 adalah kondisi di mana tubuh seseorang tidak memetabolisme glukosa dengan baik.
Diabetes dapat menyebabkan penyakit mata, kerusakan saraf, dan disfungsi ginjal.
Anak-anak dan orang dewasa yang obesitas, lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2.
Namun, kondisinya dapat disembuhkan melalui perubahan pola makan dan gaya hidup.
2. Penyakit Jantung
Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung di masa depan pada anak-anak obesitas.
Makanan yang terlalu banyak mengandung lemak dan garam dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan tekanan darah.
Serangan jantung dan stroke adalah dua komplikasi potensial dari penyakit jantung.
3. Asma
Asma adalah peradangan kronis pada saluran udara paru-paru.
Adapun obesitas pada anak dapat menyebabkan gangguan pernapasan ini terjadi secara bersamaan.
Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Asthma Research and Practice, sekitar 38% orang dewasa penderita asma di Amerika Serikat juga mengalami obesitas.
Studi yang sama menemukan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko asma yang lebih parah pada beberapa orang.
Baca Juga: Semua Hal Penting saat Hamil 7 Bulan, Cari Tahu!
4. Gangguan Tidur
Anak-anak dan remaja yang mengalami obesitas juga dapat mengalami gangguan tidur, seperti mendengkur berlebihan dan sleep apnea.
Beban ekstra di area leher dapat menghalangi saluran udara mereka.
5. Nyeri Sendi
Anak Moms mungkin juga mengalami kekakuan sendi, nyeri, dan rentang gerak terbatas karena membawa beban badan yang berlebih.
Dalam banyak kasus, menurunkan berat badan bisa menjadi salah satu solusi masalah persendian.
6. Gangguan Mental
Obesitas pada anak tidak hanya berpengaruh pada kondisi kesehatan secara fisik.
Menurut situs kesehatan Mayo Clinic, obesitas pada anak juga berpengaruh pada kondisi kesehatan secara mental terkait masalah sosial dan mental.
Anak-anak sering kali mengejek atau menindas teman-teman mereka yang obesitas.
Ini artinya, anak yang obesitas akan kehilangan harga diri dan akhirnya meningkatkan risiko depresi.
Harga diri yang rendah dapat menciptakan perasaan putus asa yang berlebihan, lalu menyebabkan depresi pada beberapa anak yang obesitas.
Baca Juga: Moms Pernah Alami Halusinasi Pendengaran? Ini Kemungkinan Penyebabnya
Cara Mengatasi Obesitas pada Anak
Jika anak Moms memiliki tanda-tanda obesitas, ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk membantu mereka mengatasi kelebihan berat badan, yaitu:
1. Meningkatkan Waktu Olahraga
Dengan meningkatkan kegiatan olahraga, Moms dapat membantu anak dalam menurunkan berat badan mereka dengan aman.
Coba gunakan kata "aktivitas", dibanding dengan sebutan "olahraga" atau "latihan" sehingga mereka tetap tertarik melakukannya.
Misalnya, dengan bermain sepak bola di luar rumah. Aktivitas ini mungkin lebih menarik bagi anak daripada mengajak mereka jogging di sekitar lingkungan rumah.
Moms dan Dads juga bisa mendorong Si Kecil untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik dengan mengarahkan mereka sesuai minatnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan agar anak-anak berolahraga setidaknya 1 jam setiap hari agar tetap sehat.
2. Perbanyak Aktivitas Keluarga
Temukan aktivitas yang dapat dinikmati seluruh keluarga bersama.
Ini bukan hanya cara yang bagus untuk menjalin ikatan, tetapi juga membantu anak dalam mengatasi kelebihan berat badan mereka.
Mendaki gunung, berenang, atau bahkan bermain di halaman rumah dapat membantu anak tetap aktif dan memulai perjalanan menuju berat badan yang lebih sehat.
Namun, pastikan untuk membuat variasi kegiatan guna mencegah kebosanan.
Baca Juga: 8 Cara Mengajar Anak Mengaji agar Tidak Bosan dan Lebih Seru!
3. Kurangi Durasi Penggunaan TV dan Gawai
Batasi juga waktu layar/screen time anak.
Anak-anak yang menghabiskan beberapa jam sehari menonton televisi, bermain game komputer, menggunakan smartphone atau perangkat lain cenderung mengalami kelebihan berat badan.
Menurut penelitian yang dilaporkan oleh Harvard School of Public Health, alasannya mungkin meliputi screen time memakan waktu yang bisa digunakan untuk melakukan olahraga.
Selain itu, lebih banyak waktu di depan TV berarti lebih banyak waktu untuk ngemil, serta lebih banyak paparan iklan yang berisi makanan tinggi gula dan tinggi lemak sehingga mendorong mereka makan lebih banyak.
4. Sediakan Makanan dan Camilan yang Sehat
Selain hal-hal di atas, makanan juga memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi obesitas pada anak.
Apabila Si Kecil memiliki berat badan berlebih, cobalah untuk mengurangi porsi makan mereka secara perlahan.
Jelaskan pada mereka untuk selalu makan secukupnya saja.
Jika hal ini tak berhasil, coba hidangkan makanan sehari-hari menggunakan alat makan yang berukuran kecil.
Kurangi juga konsumsi makanan dengan kalori dan lemak yang tinggi. Jadi, tawarkan makanan baru yang lebih sehat beberapa kali.
Jangan berkecil hati jika anak tidak langsung menyukai makanan baru.
Biasanya, dibutuhkan beberapa kali percobaan memberikan makanan untuk mendapatkan penerimaan.
Selain itu, sediakanlah camilan yang sehat untuk anak. Pilihannya yaitu popcorn tanpa mentega, buah-buahan dengan yoghurt rendah lemak, atau sereal gandum utuh dengan susu rendah lemak.
Baca Juga: Hukum Hamil di Luar Nikah Berdasar Syariat Islam dan Ketentuan Negara
5. Pastikan Anak Tidur dengan Cukup
Beberapa penelitian yang dikutip dari Mayo Clinic menunjukkan bahwa terlalu sedikit tidur dapat meningkatkan risiko obesitas.
Hal ini karena kurang tidur dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan nafsu makan meningkat.
Maka, pastikan anak telah mendapatkan tidur yang cukup ya, Moms.
Anak-anak berusia 1-2 tahun disarankan untuk tidur sebanyak 11-14 jam per hari. Sementara anak 3-5 tahun disarankan untuk tidur sebanyak 10-13 jam per hari.
Sedangkan pada remaja usia 14-17 tahun membutuhkan waktu tidur selama 8-10 jam per hari.
Ingatlah untuk selalu menjadi contoh yang baik bagi anak di rumah ya, Moms.
Terapkanlah gaya hidup yang sehat agar anak bisa menirunya dan terhindar dari obesitas.
Jangan lupa juga untuk berkonsultasi ke dokter gizi anak ya Moms untuk tahu panduan pemberian makan yang sehat.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-obesity/symptoms-causes/syc-20354827
- https://www.healthline.com/health/weight-loss/weight-problems-in-children
- https://www.hsph.harvard.edu/obesity-prevention-source/obesity-causes/television-and-sedentary-behavior-and-obesity/
- https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/children/index.htm?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fphysicalactivity%2Feveryone%2Fguidelines%2Fchildren.html
- https://aspe.hhs.gov/basic-report/aspe-childhood-obesity-white-paper
- https://nutritionj.biomedcentral.com/articles/10.1186/1475-2891-4-24
- https://www.who.int/elena/bbc/portion_childhood_obesity/en/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20451244/
- http://asthmarp.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40733-015-0001-7
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-obesity/symptoms-causes/syc-20354827
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.