5 Tips Mendidik Anak agar Pantang Menyerah dan Tak Putus Asa
Sudahkah Moms mengajarkan Si Kecil tentang sikap pantang menyerah dan tidak mudah putus asa?
Sebagai orang tua, Moms pasti berharap dapat melindungi anak-anak dari setiap kekecewaan, kekalahan, atau tantangan yang terlalu menakutkan.
Meskipun hal itu tidak mungkin, Moms tetap bisa mencoba mendidik dan membesarkan anak untuk memiliki kepribadian yang tangguh dan pantang menyerah.
Anak-anak yang tangguh memiliki ketabahan dan mereka jelas pantang menyerah dalam mengejar keinginan dan mimpinya.
Ketika mereka menghadapi masalah yang sulit, mereka mencoba menyelesaikannya dan memilih untuk tidak mundur dan tetap gigih.
Ketika hal-hal buruk terjadi, mereka dengan cepat bangkit kembali, siap menghadapi tantangan berikutnya.
Lalu ketika mereka membuat kesalahan, mereka tumbuh dan belajar darinya.
Dengan mendidik anak menjadi anak yang pantang menyerah, maka anak-anak akan menjadi pribadi yang tangguh penuh harapan, optimis, dan kuat.
Jadi, meskipun Moms tidak dapat melindungi anak-anak dari kesulitan hidup, Moms dapat menyediakan modal yang mereka perlukan untuk mengarahkan mereka ke jalan kesuksesan.
Baca Juga: 9 Dongeng Anak Islami Terpopuler, Kaya Pesan Moral!
Cara Mendidik Anak agar Punya Sikap Pantang Menyerah
Berikut ini adalah beberapa tips sederhana untuk membesarkan anak yang tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai situasi:
1. Berikan Contoh yang Baik
Menurut Center for the Developing Child, agar bisa pantang menyerah, anak-anak perlu memiliki hubungan yang stabil dan berkomitmen dengan teladan orang dewasa yang suportif.
Faktanya, semakin positif koneksi anak dengan orang dewasa, semakin tangguh pula kepribadian Si Kecil.
Hubungan ini bisa dengan kakek-nenek, bibi dan paman, guru, pelatih, atau orang dewasa dengan sikap positif lain dalam kehidupan anak.
Jadi, bina dan dorong hubungan dengan orang dewasa yang kuat dan positif, dan teruslah menjadi teladan suportif yang dibutuhkan anak.
Ingat, anak akan memerhatikan dan belajar dari semua yang orang tua lakukan, jadi teladani perilaku yang tangguh dan pantang menyerah.
Caranya bisa dengan selalu bersikap tenang dan konsisten, selalu mengakui kesalahan, tetapi jangan bersusah payah karenanya.
Bicaralah dengan anak tentang apa yang harus dipelajari dari kesalahan atau bagaimana cara untuk bisa melakukannya dengan lebih baik di lain waktu.
Moms juga dapat mendiskusikan bagaimana orang-orang terkenal membuka jalan mereka menuju sukses melalui kesalahan dan kegagalan.
Moms juga perlu menekankan bahwa pantang menyerah dalam menghadapi cobaan dan tantangan adalah salah satu kunci kesuksesan.
Contohkan perilaku positif ini pada anak bisa sangat efektif.
Anak akan belajar bahwa kesalahan bukanlah akhir dari dunia, dan bahwa kesalahan dapat menjadi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Pikirkan tentang bagaimana Moms ingin anak menangani tantangan dalam hidup, dan memimpin dengan memberi contoh.
Kelilingi mereka dengan orang dewasa yang stabil dan positif, dan mereka juga akan belajar menjadi kuat dan positif.
Baca Juga: Contoh Pendidikan Moral dan Cara Mengajarkannya pada Anak
2. Biarkan Anak-Anak Membuat Kesalahan
Ketika anak tengah mengerjakan tugas sekolah dengan terburu-buru dan hasilnya terlihat buruk, Moms mungkin merasakan dorongan untuk membantu memperbaikinya.
Meski tujuannya baik, Moms sebaiknya tidak melakukan tindakan tersebut.
Bagaimanapun tidak nyamannya membiarkan anak membuat kesalahan, inilah salah satu cara agar anak bisa mengembangkan ketahanan dan sikap pantang menyerah.
Faktanya, jika anak-anak tidak pernah membuat kesalahan, mereka tidak akan pernah belajar bagaimana membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Mengalami kegagalan membantu anak-anak mempelajari keterampilan untuk mengatasi masalah.
Kegagalan mengajarkan ketekunan dan pemecahan masalah.
Ini menyebabkan anak-anak berpikir tentang tindakan mereka dan bagaimana menghindari pengulangan kesalahan ini di masa depan.
Meskipun sulit, terkadang Moms harus belajar untuk mengatasi ketidaknyamanan dengan meyakinkan bahwa hal tersebut adalah cara untuk membangun keterampilan anak dalam mengatasi masalah.
Hal ini penting dalam membentuk sikap pantang menyerah dan tidak mudah putus asa pada Si Kecil.
Baca Juga: 14 Rekomendasi Buku Parenting, Bantu Orang Tua Mendidik Anak
3. Puji Anak dengan Cara yang Benar
Cara orang tua memuji anak-anak dapat memengaruhi pola pikir dan kecenderungan mereka untuk menghadapi tantangan dan ketekunan.
Saat Moms memuji anak-anak seperti, "Kamu sangat pintar", mereka akan mengembangkan pola pikir yang tetap.
Dengan pola pikir tetap, anak-anak percaya bahwa kualitas seperti kecerdasan adalah karakteristik pribadi yang tidak berubah atau berkembang.
Akibatnya, mereka mungkin menghindari tantangan yang padahal baik untuk menguji kemampuan mereka.
Daripada memberikan pujian seperti, "Kamu sangat pintar", atau "Kamu sangat kreatif", cobalah untuk memberikan pujian dari prosesnya.
Fokus pada upaya anak seperti dalam, "Mama tahu kamu telah bekerja sangat keras."
Moms juga bisa memberikan pujian spesifik, seperti, "Kamu benar-benar mengerti matematika!"
Memuji anak dengan cara ini dapat membantu mereka mengembangkan mindset untuk terus berkembang dan percaya bahwa kemampuan mereka akan tumbuh melalui kerja keras dan tantangan.
Ketika seorang anak dengan pola pikir berkembang (growth mindset) membuat kesalahan, anak itu berfokus pada bagaimana meningkatkannya di lain waktu sehingga ia pantang menyerah menghadapi banyak hal.
Sementara ketika seorang anak dengan pola pikir tetap (fixed mindset) membuat kesalahan, mereka lebih cenderung percaya bahwa kegagalan adalah hasil dari karakteristik pribadi dan ia jadi mudah menyerah.
Mendorong anak untuk merangkul pola pikir berkembang akan membantunya menjadi tangguh, gigih, dan bersemangat untuk menghadapi tantangan secara langsung.
4. Ajarkan Anak Cara Mengelola Emosi
Mengelola emosi adalah kunci untuk mengembangkan ketahanan dan sifat pantang menyerah.
Faktanya, peneliti John Gottman mengatakan pelatihan emosional adalah kunci untuk membesarkan anak-anak yang tangguh dan bahagia.
Dalam bukunya Raising an Emotionally Intelligent Child (1998) yang berdasarkan penelitian selama 30 tahun, John Gottman menguraikan 3 langkah untuk pembinaan emosional.
Langkah pertama adalah mengajari anak-anak bahwa semua emosi, bahkan yang terburuk sekalipun, boleh untuk diekspresikan.
Emosi negatif bisa menjadi kesempatan untuk belajar tentang diri sendiri, tumbuh, dan belajar bagaimana mengatasi perasaan ini secara efektif.
Langkah ini juga melibatkan membantu anak melabeli dan memvalidasi emosinya.
Langkah kedua adalah menangani perilaku buruk untuk menetapkan batasan.
Misalnya, jika anak membuat ulah, mereka akan menghadapi konsekuensi pada saat ini.
Jelaskan pada anak tidak apa-apa merasa marah, mereka justru akan mendapatkan masalah bila salah menangani amarah mereka.
Misalnya, mengamuk dan melempar barang bukanlah cara bijak menghadapi rasa marah.
Dr. Kenneth Barish, penulis buku Pride and Joy: A Guide to Understanding Your Child’s Emotions and Solving Family Problems (2012), juga merekomendasikan meluangkan waktu 10 menit sebelum tidur untuk membahas kejadian di hari itu.
Selama waktu ini, Moms dapat memperbaiki saat-saat konflik atau kesalahpahaman.
Bantu anak menempatkan kekecewaan hari itu dan kegagalan yang dirasakannya.
Tanyakan kepada anak apakah ada yang ingin mereka bicarakan, dan dengarkan perasaan mereka dengan sabar.
Jika ada konflik antara Moms dan anak, cobalah untuk mengesampingkan perasaan dan dengarkan cerita dari sisi mereka.
Bicarakan dan jalin kerja sama untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
Saat anak-anak belajar mengelola emosi dengan cara yang sehat, mereka juga akan belajar menjadi lebih tangguh dan pantang menyerah.
Mereka akan mampu menghadapi tantangan dan kekecewaan hidup dengan kematangan emosi, bukan dengan mengamuk, putus asa, dan menyerah.
Baca Juga: 5 Cara Melakukan Afirmasi Positif, Kunci Pikiran Tenang dan Perasaan Bahagia
5. Ajari Anak Cara Memecahkan Masalah
Sejalan dengan itu, penting bagi orang tua untuk mengajari anak-anak untuk memecahkan masalah secara efektif.
Ketika anak datang kepada Moms dengan suatu masalah, bantu mereka bertukar pikiran tentang cara-cara untuk mengatasi tantangan tersebut.
Misalnya, jika anak gugup menghadapi ujian, bicarakan solusi spesifik seperti mengembangkan jadwal belajar, menemukan strategi belajar yang efektif, dan mengatur waktu.
Saat Moms bertukar pikiran, bantu anak mempertimbangkan apa hasil yang mungkin didapat untuk setiap solusi yang mereka usulkan.
Lynn Lyons juga menyatakan bahwa orang tua harus sering memberi anak-anak kesempatan untuk mempelajari apa yang berhasil dan yang tidak.
Artinya, Moms tidak boleh langsung terburu-buru menyelesaikan masalah untuk anak-anak atau memberi tahu mereka solusi terbaik.
Trial and error adalah salah satu cara terbaik bagi anak-anak untuk belajar. Meksi tidak nyaman, tetapi ini sangat dibutuhkan anak.
Anak-anak yang tahu bagaimana menghadapi tantangan secara langsung akan tumbuh menjadi tangguh dan pantang menyerah.
Anak-anak dapat menerima kegagalan dan kekecewaan dengan tenang, mengetahui bahwa ini hanya masalah yang harus diselesaikan.
Baca Juga: 12+ Cara Mengajarkan Anak Toleransi untuk Kehidupan Sosial
Demikian beberapa cara mendidik anak agar ia menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah. Semoga berhasil, ya Moms!
- https://biglifejournal.com/blogs/blog/how-to-raise-resilient-kids-who-never-give-up
- https://developingchild.harvard.edu/science/key-concepts/resilience/
- https://books.google.com/books/about/Raising_An_Emotionally_Intelligent_Child.html?id=ovawL4cGhJ0C
- https://books.google.com/books/about/Pride_and_Joy.html?id=Ke6VzhklhIgC
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.