13 Agustus 2024

Ini yang Dimaksud dengan Pecah Perawan, Kenali Moms!

Merupakan istilah hilangnya keperawanan karena berhubungan intim

Pecah perawan adalah istilah tak baku yang berarti hilangnya keperawanan seorang wanita karena berhubungan intim.

Perawan dalam hal ini digambarkan sebagai hymen atau selaput dara yang umum dimiliki wanita.

Selain karena hubungan intim, selaput dara juga bisa robek karena berbagai hal lain, lho.

Yuk, cari tahu fakta selengkapnya, Moms!

Baca Juga: Doa Malam Pertama yang Dapat Diamalkan Pasangan Suami Istri

Pecah Perawan dan Selaput Dara Wanita

Keperawanan Wanita
Foto: Keperawanan Wanita (steadyhealth.com)

Pecah perawan berkaitan dengan robeknya selaput dara wanita.

Apa itu selaput dara? Ini adalah jaringan tipis berdaging yang terletak di lubang vagina.

Ada banyak kebingungan dan mitos terkait selaput dara dan pecah perawan.

Banyak orang mengira bahwa selaput dara benar-benar menutupi lubang vagina sampai terbuka lebar, meski sebenarnya tidak demikian.

Umumnya, selaput dara secara alami memiliki lubang yang cukup besar untuk keluarnya darah haid dan menggunakan tampon.

Beberapa orang terlahir dengan jaringan selaput dara yang sangat sedikit, sehingga seolah-olah mereka tidak memilikinya sama sekali.

Dalam kasus yang jarang terjadi, seorang wanita bisa memiliki selaput dara yang menutupi seluruh lubang vagina atau lubang di selaput dara mereka sangat kecil.

Dalam kondisi ini, wanita tersebut mungkin perlu menjalani operasi untuk mengangkat jaringan ekstra.

Sama seperti bagian lain dari tubuh, selaput dara bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Selain itu, selaput dara juga dapat robek saat pertama kali melakukan hubungan intim, yang dapat menyebabkan rasa sakit atau pendarahan.

Proses inilah yang sering disebut dengan istilah pecah perawan.

Namun, hal yang penting dicatat, perdarahan tidak selalu terjadi pada setiap wanita yang baru pertama kali berhubungan intim.

Di samping itu, ada banyak hal lain yang juga bisa menyebabkan robeknya selaput dara.

Sayang, beberapa orang percaya bahwa kondisi selaput yang utuh berkaitan dengan kondisi masih perawan. 

Menurut studi pada 2017 di jurnal Reproductive Health, banyak komunitas yang masih menggunakan tes keperawanan dengan cara memasukkan jari ke dalam vagina.

Praktik ini biasanya dilakukan untuk berbagai kepentingan, termasuk membuktikan adanya kekerasan seksual.

Padahal, bukti mengenai kegunaan medis dari praktik tersebut masih sangat kurang. 

Sebab, kondisi selaput dara setiap wanita tidaklah sama. Selaput ini pun tidak selalu robek saat hubungan intim.

Baca Juga: 12+ Cara Mengatasi Darah Keluar saat Berhubungan Seksual

Hal-hal yang Bisa Membuat 'Pecah Perawan'

Ilustrasi Vagina Wanita
Foto: Ilustrasi Vagina Wanita (Orami Photo Stock)

Selaput dara seorang wanita tidak terkait erat dengan pecah perawan, seperti yang mungkin diyakini masyarakat.

Pecah perawan mungkin bisa didefinisikan sebagai hilangnya keperawanan wanita karena melakukan hubungan intim untuk pertama kalinya.

Namun, robeknya selaput dara tidak selalu karena hubungan intim, lho.

Bahkan, ada pula wanita yang tidak memiliki selaput dara sejak lahir.

Jadi, sama seperti keperawanan, pecah perawan juga merupakan konstruksi sosial.

Sementara itu, kalau bicara soal selaput dara, ada banyak hal selain hubungan intim yang bisa membuatnya pecah atau robek, yaitu:

  • Menunggang kuda
  • Olahraga senam, seperti gerakan split
  • Bersepeda
  • Menggunakan tampon atau menstrual cup
  • Pemeriksaan panggul dengan alat khusus, oleh dokter kandungan
  • Aktivitas fisik intens
  • Kecelakaan atau cedera
  • Penggunaan alat kontrasepsi

Baca Juga: 9 Bahan Alami untuk Mengatasi Vagina Kering, Ampuh!


Efek Pertama Kali Berhubungan Intim pada Tubuh

Suami Istri
Foto: Suami Istri (Orami Photo Stock)

Dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa pecah perawan berkaitan dengan hubungan intim pertama kali bagi seorang wanita.

Lantas, apa saja yang terjadi pada tubuh saat pertama kali berhubungan intim?

Berikut ini beberapa di antaranya yang perlu diketahui.

1. Terasa Sakit dan Tidak Nyaman

Rasa sakit dapat muncul karena selaput dara meregang. Ini juga bisa terjadi karena kurangnya lubrikasi akibat vagina yang kering.

Terkadang, jika sudah orgasme saat berhubungan intim, hal itu bisa menyebabkan kram di rahim.

Pelepasan oksitosin dalam tubuh menyebabkan kontraksi rahim dan rasa sakit.

2. Pendarahan atau Bercak Darah

Saat pecah perawan, seorang wanita mungkin mengalami pendarahan setelah berhubungan intim. Tetapi, mungkin juga tidak demikian.

Selain itu, jika ada sedikit flek atau bercak, bisa jadi karena radang serviks yang berkontraksi saat berhubungan intim.

Pada beberapa kasus, perdarahan juga bisa terjadi karena robekan vagina akibat terlalu kasar saat melakukan hubungan intim.

3. Merasakan Sensasi Terbakar

Saat pecah perawan, selain pendarahan, seorang wanita mungkin mengalami sensasi terbakar.

Keluhan ini utamanya dirasakan saat buang air kecil setelah berhubungan intim.

Kondisi tersebut terjadi karena uretra dan vagina terletak berdekatan.

Peregangan atau robekan vagina dapat menyebabkan sensasi terbakar sementara.

Namun, jika mengalami ketidaknyamanan ini selama berhari-hari, itu bisa menjadi tanda sesuatu yang lebih serius.

Segera berobat ke dokter, ya, Moms!

4. Ukuran Puting dan Klitoris Berubah

Puting dipenuhi dengan ujung saraf yang menjadi sangat sensitif saat terangsang secara seksual.

Hubungan intim menyebabkan pembuluh darah membesar dan jaringan di payudara membengkak.

Rangsangan seksual ini juga menyebabkan ereksi pada puting.

Demikian pula dengan klitoris. Begitu mulai berhubungan intim, area sensitif ini juga bisa membengkak.

Namun, itu akan kembali ke ukuran normalnya dalam beberapa menit.

Hal ini terjadi karena peningkatan aliran darah di daerah panggul.

5. Merasakan Gelombang Hormon Bahagia

Fantasi Seksual Wanita
Foto: Fantasi Seksual Wanita (Orami Photo Stock)

Saat pecah perawan atau berhubungan intim untuk pertama kalinya, tubuh mulai mengalami peningkatan aliran darah.

Kondisi ini biasanya disertai dengan ketegangan otot di area tertentu pada tubuh, seperti puting, areola, dan klitoris.

Saat terangsang, tubuh seperti merinding, areola membengkak, dan puting menjadi keras.

Semuanya berkontribusi pada orgasme, berkat pelepasan oksitosin yang terjadi di otak.

Oksitosin adalah hormon yang membuat Moms merasa bahagia.


6. Elastisitas Vagina Berubah

Vagina tahu bagaimana menyesuaikan elastisitasnya.

Dinding dan bibir vagina akan perlahan terbuka saat terangsang secara seksual.

Jangan khawatir, vagina memang dimaksudkan untuk mengembang dan membuat Moms siap untuk berhubungan intim.

7. Peningkatan Pernapasan

Saat berhubungan intim untuk pertama kalinya, banyak orang mengalami perasaan campuran antara gugup, cemas, dan bahagia.

Salah satu reaksi fisik yang sering terjadi adalah peningkatan pernapasan.

Ketika suasana hati terangsang dan penuh gairah, tubuh secara alami merespons dengan peningkatan aliran darah ke berbagai bagian tubuh, termasuk alat kelamin.

Proses ini menyebabkan detak jantung dan pernapasan meningkat sebagai respons tubuh terhadap rangsangan seksual.

Reaksi peningkatan pernapasan ini bisa disebabkan oleh kombinasi perasaan gugup dan kegembiraan, serta aktivitas fisik selama berhubungan intim.

Gugup dan cemas dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf otonom yang mengontrol fungsi tubuh, termasuk pernapasan.

Selain itu, aktivitas seksual yang intens juga dapat meningkatkan denyut jantung dan pernapasan karena peningkatan aliran darah dan metabolisme tubuh.

Meskipun peningkatan pernapasan saat berhubungan intim pertama kali adalah hal yang umum dan alami, penting untuk tetap tenang dan rileks.

Komunikasi terbuka dan menghormati batas pribadi mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan.

Selain itu, menjaga kesehatan fisik dan emosional secara keseluruhan juga dapat membantu menghadapi pengalaman berhubungan intim dengan lebih baik.

Baca Juga: Meski Mirip, Ini 10 Perbedaan Selaput Dara dan Darah Haid!

8. Perubahan Emosi

Ketika menghadapi momen berhubungan intim pertama kali, perubahan emosi menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman tersebut.

Rangkaian perasaan yang berbeda-beda menciptakan sebuah dinamika emosional yang kompleks.

Rasa gugup dan kecemasan seringkali menghampiri, seolah membawa ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi.

Ada juga antusiasme dan kegembiraan dari rasa ingin tahu dan keinginan untuk lebih dekat dengan pasangan.

Penting untuk diingat bahwa reaksi emosional ini adalah hal yang alami.

Berhubungan intim adalah momen intim yang mempertemukan dua individu secara fisik dan emosional.

Oleh sebab itu, wajar jika muncul perasaan campuran di dalam diri seseorang.

Pengalaman pertama kali ini bisa sangat berarti, dan reaksi emosionalnya bisa berbeda-beda pada setiap individu.

Baca Juga: 12 Posisi Seks Terbaik Menurut Kamasutra, Penasaran?

Demikian pembahasan mengenai pecah perawan dan hal-hal lain yang penting untuk diketahui.

Semoga tak bingung lagi, ya, Moms!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5437416/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/does-it-hurt-when-the-hymen-breaks
  • https://www.livehealthily.com/sexual-health/bleeding-after-sex
  • https://www.plannedparenthood.org/learn/teens/sex/virginity/what-happens-first-time-you-have-sex
  • https://www.healthshots.com/intimate-health/sexual-health/here-are-8-ways-in-which-your-body-changes-when-you-first-start-having-sex/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.