13 Januari 2019

Apakah Boleh Menggunakan Alat Bantu Seks Saat Hamil?

Perhatikan dulu kondisi berikut saat berhubungan intim dengan suami

Tentu merupakan hal yang wajar dan masuk akal bila selama kehamilan Moms ingin melakukan hubungan seksual. Namun, ada kalanya hal tersebut tak bisa dilakukan karena sejumlah alasan.

Misalnya, karena suami istri tinggal berjauhan (long distance marriage), hasrat seks salah satu pasangan yang menurun hingga alasan medis.

Namun, ibu hamil pun memiliki hasrat seks juga, lho.

Dalam kondisi demikian bisa saja masturbasi menjadi solusi. Misalnya, menggunakan alat bantu seks berupa vibrator. Tapi, amankah?

Hormon Menyehatkan Kehamilan

Seorang dokter di Women's Health di Garden State Urology, mengatakan bahwa secara umum, aktivitas seksual seperti foreplay, dan orgasme semuanya sangat sehat dan didorong selama kehamilan. Karena terjadinya proses keluar masuk alat bantu seks tidak memukul leher rahim dan tidak berbeda dengan penis yang melakukan hal yang sama.

Baca Juga: 3 Langkah untuk Mendapatkan Seks yang Berkualitas

Selain itu, menggunakan vibrator untuk mencapai orgasme juga dapat membantu hubungan Moms. dokter tersebut menjelaskan bahwa oksitosin atau hormon cinta dilepaskan saat orgasme dan dapat memicu pikiran emosional, ikatan, dan naluri keibuan.

Hal ini penting untuk menjaga hubungan yang sehat selama kehamilan dan setelah melahirkan.

1. Tidak Mengakibatkan Persalinan Dini

Selain aman secara umum, penelitian juga menjelaskan bahwa orgasme normal akan menghasilkan kontraksi rahim. Moms mungkin khawatir akan hal ini namun ini umumnya kontraksi ini bersifat jinak sehingga tidak  akan mengakibatkan persalinan dini.

Namun, tetap harus menjadi perhatian bila kontraksi ini terjadi dalam waktu berjam-jam setelah masturbasi dilakukan, segeralah berkonsultasi pada dokter.

Baca Juga : 6 'Selingan' Saat Berhubungan Intim yang Bisa Bikin Cepat Hamil

2. Berisiko Bagi Wanita dengan Kelainan Plasenta

Pada bebera wanita terdapat kondisi yang disebut dengan plasenta previa, dimana plasenta terlepas dari dinding rahim dan menutupi serviks. Dalam kasus ini, bukanlah vibrator yang menjadi masalah,melakukan adapapun yan masuk ke dalam vagina Moms, baik vibrator, penis maupun jari.

Dengan hal seperti ini Moms sebaiknya berhati-hati, karena ketika menyentuh dinding rahim makan mungkin terjadi keguguran.

3. Perhatikan Kebersihan Vibrator

Meski terbilang aman, Moms harus tetap memperhatikan kebersihan vibrator yang digunakan. Pastikan bahwa tak ada bakteri yang menempel, karena kemungkinan untuk terjadi infeksi yang serius semakin besar bila terpapar bakteri.

Infeksi vagina pada Moms yang sedang hamil dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang tinggi dan dapat menyebabkan persalinan prematur.Untuk mencegahnya, pastikan untuk mencuci alat bantu seks tersebut dengan baik dan buanglah air kecil setelah menggunakan vibrator, seperti yang seharusnya Moms lakukan setelah berhubungan seksual.

Baca Juga: Tips Agar Pasangan Liar di Tempat Tidur

4. Pendarahan Kecil

Merupakan hal yang normal bila sedikit terjadi perdarahan setelah melakukan hubungan intim atau menggunakan alat bantu seks saat hamil. Hal tersebut disebabkan karena adanya peningkatan suplai darah ke serviks saat hamil.

Kombinasi antara peningkatan darah dengan fakta bahwa serviks juga menjadi lebih sensitif saat hamil, dan kemungkinan pendarahan saat hamil dari kontak dengan leher rahim meningkat.

Biasanya akan dimulai seperti bercak kecil berwarna merah muda atau merah terang yang berlanjut ke cairan coklat tua dan berhenti dalam dua hari. Namun, jika sudah lebih dari dua hari hal ini terjadi, maka Moms harus menemui dokter.

(MDP)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.