Pengertian Inflasi: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Bank Indonesia menjelaskan pengertian inflasi sebagai suatu keadaan dimana tingkat harga secara umum cenderung naik dalam jangka waktu tertentu.
Pengertian inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar lebih banyak dibandingkan jumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar.
Inflasi dapat menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, terutama masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah.
Inflasi juga dapat menyebabkan peningkatan angka kemiskinan karena harga barang dan jasa yang semakin mahal.
Inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kenaikan harga bahan baku, kenaikan upah, dan peningkatan permintaan pasar.
Ingin tahu penjelasan lengkap tentang pengertian inflasi, penyebab, hingga cara mengatasinya? Simak sampai akhir, ya!
Baca Juga: Pengertian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Jenisnya
Pengertian Inflasi
Melansir dari International Monetary Fund, pegertian inflasi adalah konsep ekonomi kompleks yang mengacu pada kenaikan umum harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian dari waktu ke waktu.
Biasanya diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen (CPI), yang menghitung kenaikan harga rata-rata barang dan jasa yang dipilih selama periode tertentu.
Indeks harga konsumen mencakup sejumlah barang dan jasa yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat, seperti makanan, pakaian, transportasi, properti, dan banyak lainnya.
Peningkatan harga-harga ini, jika berlangsung secara terus-menerus, akan menghasilkan tingkat inflasi yang positif.
Penting untuk memahami bahwa pengertian inflasi tidak selalu buruk, dan ada tingkat inflasi yang moderat yang dianggap sehat dalam perekonomian.
Pengertian inflasi moderat dapat mendorong konsumen untuk menghabiskan uang mereka, mendorong investasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, inflasi yang tinggi atau hiperinflasi, yang berlangsung dalam tingkat yang sangat tinggi dan tidak terkendali, dapat memiliki dampak yang merugikan.
Dampak negatif inflasi yang tinggi termasuk pengurangan daya beli masyarakat, merosotnya nilai uang, ketidakpastian ekonomi, dan kesulitan dalam perencanaan keuangan.
Pemerintah dan bank sentral memiliki peran penting dalam mengelola inflasi.
Mereka dapat menggunakan berbagai instrumen kebijakan, seperti mengubah suku bunga, mengatur jumlah uang yang beredar, dan mengadopsi kebijakan fiskal, untuk mencoba mengendalikan tingkat inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi.
Baca Juga: 13 Fungsi NPWP untuk Keperluan Sehari-hari, Cek yuk!
Penyebab Inflasi
Setelah memahami pengertian inflasi, kita dapat menganalisis berbagai penyebabnya.
Penyebab inflasi dapat bervariasi dan kompleks, dan dalam banyak kasus, inflasi adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor berikut:
1. Permintaan Konsumen yang Tinggi
Salah satu penyebab inflasi yang umum adalah permintaan konsumen yang tinggi melebihi kapasitas produksi ekonomi.
Ketika masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan dan permintaan atas barang dan jasa melebihi pasokan yang tersedia, produsen dapat menaikkan harga untuk mengoptimalkan laba.
Ini disebut sebagai inflasi permintaan atau demand-pull inflation.
2. Biaya Produksi yang Meningkat
Peningkatan biaya produksi, seperti kenaikan upah tenaga kerja, harga bahan baku, atau biaya energi, dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga produk.
Jika biaya produksi secara umum naik di seluruh ekonomi, ini dapat mengakibatkan inflasi biaya atau cost-push inflation.
3. Penyempitan Penawaran (Supply Shocks)
Faktor-faktor eksternal seperti konflik geopolitik, perubahan iklim, atau gangguan pasokan dapat mempengaruhi penawaran barang tertentu.
Ketika penawaran berkurang secara tiba-tiba, harga barang tersebut dapat meroket.
Contohnya, lonjakan harga minyak akibat ketegangan di Timur Tengah dapat mengakibatkan inflasi global.
4. Kebijakan Moneter yang Longgar
Kebijakan moneter yang longgar, seperti penurunan suku bunga oleh bank sentral atau pencetakan uang lebih banyak (quantitative easing), dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Jika pertumbuhan jumlah uang ini melebihi pertumbuhan ekonomi riil, maka dapat menyebabkan inflasi moneter.
5. Ekspektasi Inflasi
Ekspektasi inflasi adalah keyakinan masyarakat tentang sejauh mana harga akan naik di masa depan.
Jika masyarakat mengharapkan inflasi yang tinggi, ini dapat menjadi siklus yang memicu peningkatan harga saat orang mulai menaikkan harga dan upah untuk mengimbangi ekspektasi inflasi tersebut.
6. Depresiasi Mata Uang
Penurunan nilai mata uang nasional terhadap mata uang asing dapat meningkatkan harga barang impor.
Hal ini dapat mengakibatkan inflasi impor, yang terjadi ketika barang-barang yang diimpor menjadi lebih mahal.
7. Ketidakstabilan Politik dan Sosial
Konflik politik, perubahan rezim, atau ketidakstabilan sosial dapat mengganggu produksi dan distribusi barang, yang kemudian dapat memicu inflasi.
8. Kenaikan Harga Komoditas
Harga komoditas seperti minyak, logam, atau makanan dapat berfluktuasi secara signifikan.
Ketika harga komoditas utama naik, hal ini dapat menyebabkan inflasi, terutama jika komoditas tersebut adalah bagian penting dalam ekonomi negara.
Baca Juga: 3 Cara Menonaktifkan BPJS, Bisa Lewat WhatApp Lho Moms!
Jenis Inflasi
Menurut Buku Seri Kebanksentralan: Inflasi di Indonesia, Karakteristik, dan Pengendaliannya, jenis-jenis inflasi dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori yang mencakup:
1. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkatan
- Inflasi Ringan: Ini adalah laju inflasi yang berada di bawah 10% per tahun, ditandai dengan kenaikan harga yang berlangsung lambat.
- Inflasi Sedang: Merupakan inflasi ringan dengan tingkat antara 10% hingga 30% per tahun, dengan kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu singkat.
- Inflasi Berat: Terjadi ketika laju inflasi berada dalam kisaran 30% hingga 100% per tahun, dengan kenaikan harga kebutuhan yang signifikan dan sulit dikendalikan.
- Inflasi Sangat Berat (Hiperinflasi): Ini adalah kondisi inflasi yang tidak terkendali, dengan tingkat inflasi melebihi 100% per tahun. Contoh kasusnya adalah hiperinflasi di Indonesia pada tahun 1998 yang mencapai 600% per tahun, yang disebabkan oleh pencetakan uang yang berlebihan guna menutup defisit anggaran.
2. Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
- Demand Pull Inflation: Terjadi ketika permintaan masyarakat akan barang dan jasa meningkat sementara penawaran tetap, yang mengakibatkan kenaikan harga kebutuhan.
- Cost Push Inflation: Timbul setelah ada peningkatan biaya produksi, seperti kenaikan upah atau harga bahan baku, yang memaksa produsen untuk menaikkan harga produk.
- Bottle Neck Inflation: Dapat terjadi karena faktor penawaran atau permintaan. Inflasi karena faktor penawaran muncul ketika stok habis sementara permintaan tetap tinggi, sementara inflasi karena faktor permintaan berkaitan dengan tingginya likuiditas atau ekspektasi permintaan baru di sisi keuangan.
3. Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya
- Domestic Inflation: Terjadi karena masalah dalam pengelolaan perekonomian dalam negeri, seperti defisit APBN yang mengakibatkan pencetakan uang baru, serta peningkatan biaya produksi dan permintaan masyarakat yang tidak dapat diimbangi oleh penawaran yang cukup.
- Imported Inflation: Ini adalah inflasi yang berasal dari luar negeri, dipicu oleh kenaikan harga barang impor karena faktor seperti kenaikan biaya produksi, tarif impor, atau kenaikan harga di pasar internasional.
4. Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya
- Creeping Inflation: Terjadi karena tingkat inflasi yang rendah, kenaikan harga yang lambat, dengan persentase yang relatif rendah dalam jangka waktu yang panjang.
- Galloping Inflation: Terjadi karena kenaikan harga yang tinggi dalam waktu pendek, dengan sifat akselerasi.
- Hyperinflation: Merupakan tingkat inflasi paling ekstrem yang mengakibatkan perputaran uang yang sangat cepat, hingga masyarakat enggan menyimpan uang di bank karena kenaikan harga yang drastis.
Baca Juga: 5 Cara Cetak Kartu BPJS Kesehatan Secara Online dan Offline!
Dampak Inflasi
Setelah memahami pengertian inflasi hingga jenisnya, kita juga perlu menganalisis dampak inflasi bagi kehidupan.
Dampak inflasi pada perekonomian dan masyarakat dapat bervariasi tergantung pada tingkat inflasi.
Inflasi dapat mengurangi daya beli masyarakat, menciptakan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat investasi.
Ini juga dapat menguntungkan peminjam dan merugikan kreditor, serta mengurangi nilai uang dalam tabungan.
Namun, inflasi moderat dapat merangsang kegiatan ekonomi. Selain itu, inflasi dapat mempengaruhi ekspor dan impor suatu negara.
Oleh karena itu, pengendalian inflasi penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Arti Dividen dalam Investasi, Jenis, dan Cara Pembagiannya
Cara Mengatasi Inflasi
Seperti yang sudah kita ketahui, pengertian inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu.
Dampak inflasi dapat mengurangi daya beli masyarakat, mengganggu perencanaan keuangan individu dan bisnis, serta dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi.
Berikut adalah beberapa langkah untuk mengatasi inflasi:
- Kebijakan Moneter Ketat: Bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menekan permintaan.
- Kebijakan Fiskal Ketat: Pemerintah dapat mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak untuk mengendalikan permintaan.
- Pengendalian Upah: Pemerintah dapat mengendalikan kenaikan upah untuk mengurangi inflasi.
- Intervensi Pasar: Pemerintah dapat campur tangan langsung di pasar untuk mengendalikan harga barang dan jasa tertentu yang berdampak besar pada inflasi.
- Peningkatan Produksi dan Produktivitas: Pemerintah dapat meningkatkan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan pasokan barang dan jasa, sehingga menekan harga.
- Menghemat Pengeluaran Pemerintah: Pemerintah dapat mengurangi pengeluaran untuk mengurangi permintaan.
- Kenaikan Tarif Pajak: Pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak untuk mengendalikan permintaan.
- Kebijakan Operasi Pasar Terbuka: Pemerintah dapat mengatur jumlah uang beredar melalui kebijakan operasi pasar terbuka.
- Mengurangi Belanja Publik: Pemerintah dapat mengurangi belanja publik untuk mengurangi permintaan.
- Meningkatkan Produksi: Pemerintah dapat meningkatkan produksi untuk meningkatkan pasokan barang dan jasa, sehingga menekan harga dan inflasi.
- Mencari Penghasilan Tambahan: Masyarakat dapat mencari penghasilan tambahan untuk mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa.
- Menabung dan Berinvestasi: Masyarakat dapat menabung dan berinvestasi untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari inflasi.
Baca Juga: Lirik You Are the Reason dari Calum Scott dan Terjemahannya
Dalam mengatasi inflasi, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dan mempertimbangkan dampak serta konsekuensi dari langkah-langkah yang diambil.
Demikian penjelasan lengkap tentang pengertian inflasi hingga cara mengatasinya.
Semoga dapat menjawab rasa penasaran Moms, ya!
- https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx
- https://macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/inflasi-dan-penanggulangan-kemiskinan/
- https://www.imf.org/en/Publications/fandd/issues/Series/Back-to-Basics/Inflation
- https://www.investopedia.com/terms/i/inflation.asp
- https://www.ecb.europa.eu/ecb/educational/explainers/tell-me-more/html/what_is_inflation.en.html
- https://www.mckinsey.com/featured-insights/mckinsey-explainers/what-is-inflation
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.