07 Agustus 2024

3 Perbedaan Campak dan Rubella pada Bayi dan Anak-anak

Bagaimana cara mengatasinya, Moms? Apakah bisa dicegah?

Orang tua perlu paham apa saja perbedaan campak dan rubella sehingga bisa lebih waspada jika penyakit ini dialami oleh Si Kecil.

Campak dan rubella merupakan dua jenis penyakit yang berbeda, akan tetapi sering kali dianggap sebagai masalah kesehatan yang sama.

Dengan mengetahui perbedaan campak dan rubella, Moms pun dapat lebih proaktif dalam mengambil langkah-langkah pencegahan.

Baca Juga: Mengenal Vaksinasi MMR, Bisa Cegah Gondongan hingga Rubella!

Perbedaan Campak dan Rubella

Perbedaan Campak dan Rubella
Foto: Perbedaan Campak dan Rubella (Freepik.com/user18526052)

Lantas, apa saja perbedaan campak dan rubella? Simak selengkapnya.

1. Perbedaan Campak dan Rubella dari Penyebab

Salah satu perbedaan campak dan rubella bisa dilihat dari penyebabnya.

Campak disebabkan oleh virus Morbilivirus, yang termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae.

Virus ini menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dan menyebar ke seluruh tubuh setelah masuk melalui udara yang terkontaminasi oleh droplet dari batuk atau bersin penderita.

Sedangkan rubella disebabkan oleh virus rubella, yang termasuk dalam keluarga Togaviridae.

Virus ini cenderung menyerang kelenjar getah bening, mata, dan kulit.

Penularan rubella terjadi melalui droplet dari batuk atau bersin penderita, serta dapat menyebar melalui kontak langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi virus.

2. Perbedaan Campak dan Rubella dari Gejala

Perbedaan campak dan rubella selanjutnya bisa diketahui dari gejalanya, Moms.

Campak sering dimulai dengan demam tinggi (biasanya di atas 38°C), batuk kering, pilek, dan mata yang merah dan berair.

Beberapa hari setelah gejala awal, biasanya muncul ruam merah yang dimulai di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Ruam ini seringkali berbentuk bercak-bercak merah yang menyatu, dan dapat terasa gatal.

Selain itu, penderita campak juga dapat mengalami bintik putih kecil di dalam mulut (bintik Koplik) yang muncul sebelum ruam, serta gejala seperti sensitif terhadap cahaya, kelelahan, dan hilangnya nafsu makan.

Sementara itu dilansir laman Mayo Clinic, rubella biasanya dimulai dengan demam ringan (biasanya di bawah 38°C), sakit kepala, dan gejala seperti pilek ringan.

Beberapa hari setelah demam, muncul ruam merah muda yang dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti lengan, badan, dan kaki.

Ruam rubella cenderung lebih ringan dan tidak seintensif campak.

Tak hanya ruam, penderita rubella juga dapat mengalami pembesaran kelenjar getah bening di belakang leher atau telinga.

Baca Juga: 10 Penyakit Infeksi yang Disebabkan Virus, Waspada Moms

3. Perbedaan Campak dan Rubella dari Komplikasi

Moms juga dapat mengetahui perbedaan campak dan rubella dari tingkat keparahan atau komplikasinya.

Penyakit campak dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, terutama pada anak-anak kecil dan individu yang sistem imunnya lemah.

Komplikasi yang umum meliputi infeksi telinga, bronkitis, pneumonia (radang paru-paru), dan ensefalitis (radang otak).

Melansir laman John Hopkins Medicine, rubella dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.

Komplikasi ini dapat mencakup kelainan seperti kebutaan, gangguan pendengaran, kelainan jantung, retardasi mental, dan gangguan fungsi organ lainnya.

Cara Mengatasi Campak dan Rubella

Cara Mengatasi Campak dan Rubella (Orami Photo Stocks)
Foto: Cara Mengatasi Campak dan Rubella (Orami Photo Stocks)

Meski terdapat beberapa perbedaan campak dan rubella, cara mengatasi dua penyakit ini hampir mirip.

Berikut ini cara mengatasi campak dan rubella apabila Si Kecil mengalaminya, Moms.

1. Obat Penurun Demam

Campak dan rubella biasanya ditandai dengan gejala berupa demam.

Moms pun bisa coba memberikan obat penurun demam pada anak seperti parasetamol atau ibuprofen.

Konsumsi obat penurun demam akan membantu tubuh anak merasa lebih nyaman.

Dengan mengurangi demam, tubuh anak dapat lebih fokus untuk melawan infeksi virus yang menyebabkan campak atau rubella.

Proses penyembuhan dapat berjalan lebih efektif karena tubuh tidak terlalu lelah dan terbebani oleh demam yang tinggi.

2. Istirahat yang Cukup

Istirahat yang cukup membantu tubuh anak untuk memfokuskan energi dalam melawan infeksi virus campak atau rubella.

Saat istirahat, tubuh memiliki kesempatan untuk memulihkan diri dan memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

Jadi, anak perlu diistirahatkan dari aktivitas fisik yang berat dan dihindarkan dari lingkungan yang dapat meningkatkan risiko penularan kepada orang lain.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Sarampa, Sekilas Mirip Campak

3. Jaga Kebersihan Tubuh

Ruam yang muncul pada kulit akibat campak atau rubella dapat menjadi sumber infeksi sekunder jika tidak dijaga kebersihannya.

Jadi, pastikan Moms memandikan anak secara teratur dengan air hangat dan sabun lembut.

Hal ini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi kulit dan mempercepat proses penyembuhan ruam.


4. Penuhi Kebutuhan Cairan

Anak yang menderita campak atau rubella cenderung mengalami demam tinggi dan ruam merah yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.

Demam yang tinggi dapat menyebabkan anak kehilangan cairan tubuh lebih cepat.

Jadi, penting untuk memastikan anak cukup minum agar terhindar dari dehidrasi.

Jika anak sulit untuk minum air, Moms bisa mencoba memberikan jus buah tanpa tambahan gula, kaldu sayuran hangat, atau minuman elektrolit yang bisa membantu menggantikan elektrolit yang hilang akibat demam.

5. Isolasi agar Tidak Menular

Cara mengobati penyakit campak dan rubella lainnya yang penting untuk diperhatikan yaitu dengan melakukan isolasi.

Campak dan rubella menyebar melalui udara melalui droplet dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.

Dengan mengisolasi anak yang terinfeksi, Moms mengurangi kontak langsung dengan orang lain.

Hal ini penting untuk mengurangi risiko penularan kepada individu yang belum terlindungi atau rentan terhadap komplikasi serius.

Menempatkan anak di lingkungan yang tenang dan terisolasi juga membuatnya lebih fokus pada pemulihan tanpa risiko menginfeksi orang lain.

Baca Juga: Mengenal Vaksin MR yang Penting untuk Anak, dari Manfaat hingga Efek Samping

Cara Mencegah Campak dan Rubella dengan Vaksin

Vaksin Campak Rubella
Foto: Vaksin Campak Rubella (Dct.azureedge.net)

Tenang saja, Moms, penyakit campak dan rubella bisa dicegah dengan vaksin, lho.

Vaksin kombinasi campak-rubella (atau disebut juga MR/MMR, measles-mumps-rubella) efektif untuk mencegah kedua penyakit ini.

Vaksin ini mengandung virus yang dilemahkan atau bagian dari virus yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan perlindungan terhadap campak dan rubella.

Menurut Kemenkes RI, vaksin campak-rubella dianjurkan untuk diberikan kepada anak-anak pada usia 9-12 bulan dan booster pada usia 5-6 tahun.

Tidak hanya melindungi individu yang divaksinasi, melakukan vaksin juga membantu melindungi individu lain dalam komunitas yang mungkin tidak dapat divaksinasi karena kondisi kesehatan atau usia.

Moms tak perlu khawatir, vaksin campak-rubella telah terbukti aman dan telah digunakan secara luas di seluruh dunia.

Efek samping yang umum dari vaksin ini biasanya ringan.

Misalnya demam ringan atau kemerahan di tempat suntikan.

Hal ini jauh lebih rendah risikonya dibandingkan dengan risiko komplikasi dari penyakit campak atau rubella itu sendiri.

Baca Juga: Vaksin Campak: Manfaat, Efek Samping, dan Waktu Pemberian

Demikian penjelasan seputar campak dan rubella pada bayi dan anak-anak yang penting untuk orang tua pahami.

Sudahkah Si Kecil mendapatkan vaksin agar terhindar dari penyakit ini, Moms?

  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/rubella-german-measles
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rubella/symptoms-causes/syc-20377310
  • https://www.cdc.gov/rubella/hcp/clinical-overview/index.html
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17798-rubella
  • https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/imunisasi/campak-pada-anak

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.