01 Maret 2024

Jawaban TTS: Percampuran Kebudayaan yang Saling Mempengaruhi

Cek jawabannya di sini!
Jawaban TTS: Percampuran Kebudayaan yang Saling Mempengaruhi

Foto: Freepik.com/freepik

Percampuran kebudayaan yang saling mempengaruhi disebut apa, ya?

Pertanyaan ini mungkin pernah Moms temukan dalam permainan teka-teki silang seputar pengetahuan umum.

Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel di bawah ini.

Baca Juga: Contoh Pertanyaan dan Jawaban TTS yang Sering Muncul!

Percampuran Kebudayaan yang Saling Mempengaruhi Disebut?

Perempuan Berpikir
Foto: Perempuan Berpikir (Freepik.com/pressfoto)

Lantas, apa jawaban dari pertanyaan percampuran kebudayaan yang saling mempengaruhi disebut dalam teka-teki silang?

Percampuran kebudayaan yang saling mempengaruhi disebut sebagai akulturasi.

Melansir laman Britannica, akulturasi adalah proses di mana dua atau lebih budaya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi, mengakibatkan perubahan dalam artefak, adat, dan kepercayaan mereka.

Dalam proses akulturasi, unsur-unsur budaya dari berbagai sumber dapat dipinjam, dimodifikasi, atau diintegrasikan satu sama lain.

Hal ini sering terjadi ketika masyarakat atau kelompok budaya yang berbeda bertemu dan berinteraksi, seperti melalui perdagangan, migrasi, kolonisasi, atau pertukaran budaya.

Akulturasi dapat menghasilkan perubahan budaya yang baru dan unik, serta penyesuaian terhadap budaya yang sudah ada.

Baca Juga: Ajak Teman Ikut Permainan Truth or Dare Pakai Daftar Pertanyaan Ini

Faktor Terjadinya Akulturasi

Berkumpul dengan Teman
Foto: Berkumpul dengan Teman (Freepik.com/freepik)

Percampuran kebudayaan yang saling mempengaruhi disebut dengan akulturasi.

Nah, terjadinya akulturasi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

1. Pendidikan yang Maju

Salah satu faktor pendorong terjadinya akulturasi yakni pendidikan yang maju.

Pendidikan yang maju memberikan akses yang lebih luas terhadap pengetahuan, baik melalui kurikulum formal maupun melalui penelitian dan sumber informasi lainnya.

Hal ini memungkinkan individu untuk mempelajari budaya-budaya lain, memahami perbedaan antarbudaya, dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia yang beragam.

2. Toleransi terhadap Kebudayaan Lain

Ketika individu atau masyarakat memiliki sikap toleransi terhadap kebudayaan lain, mereka cenderung terbuka terhadap pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya.

Hal ini menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi antarbudaya dan memfasilitasi proses akulturasi.

Baca Juga: 5 Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif serta Dampaknya

3. Sikap Saling Menghargai

Sikap saling menghargai penting untuk membangun masyarakat yang inklusif dan beragam.

Dengan saling menghargai, individu lebih cenderung untuk mendengarkan dan memahami perspektif budaya yang berbeda.

Hal ini dapat memfasilitasi pertukaran ide dan nilai-nilai budaya yang memungkinkan terjadinya akulturasi.


4. Masyarakat yang Heterogen

Masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang terdiri dari individu atau kelompok budaya yang berbeda-beda cenderung lebih terbuka terhadap keberagaman budaya.

Sikap terbuka ini dapat membantu mempromosikan toleransi, penghargaan, dan penerimaan terhadap budaya lain, sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk terjadinya akulturasi.

5. Adanya Orientasi ke Masa Depan

Individu atau masyarakat yang memiliki visi yang jelas tentang masa depan mereka mungkin lebih terbuka terhadap ide-ide baru atau teknologi baru yang dapat membantu mereka mencapai tujuan tersebut.

Dalam konteks akulturasi, mereka mungkin lebih menerima atau mengadopsi unsur-unsur budaya baru yang dianggap membawa kemajuan.

Baca Juga: Sabana, Sebutan untuk Padang Rumput yang Ada Pepohonannya

Contoh Akulturasi

Bersikap Kompak
Foto: Bersikap Kompak (Freepik.com/freepik)

Pencampuran kebudayaan yang saling mempengaruhi disebut akulturasi.

Kita pun bisa melihat beberapa contoh akulturasi berikut ini:

1. Musik Jazz

Musik jazz merupakan contoh akulturasi antara budaya Afrika-Amerika dan budaya Eropa.

Jazz berkembang di Amerika Serikat dari pertemuan antara tradisi musik Afrika-Amerika, seperti blues dan spirituals, dengan elemen musik Eropa, seperti harmoni dan instrumen musik orkestra.

Musik jazz kemudian menghasilkan gaya musik yang unik dan terus berkembang seiring waktu.

2. Makanan Fusion

Makanan fusion merupakan salah satu contoh nyata dari akulturasi dalam bidang kuliner.

Melansir laman Auguste Escoffier School of Culinary Arts, makanan jenis ini menggabungkan unsur-unsur dari berbagai tradisi kuliner yang berasal dari negara, wilayah, atau budaya yang berbeda.

Contohnya, sushi burrito yang menggabungkan elemen sushi Jepang dengan gaya pembungkus burrito Meksiko, atau rendang burger yang menggabungkan cita rasa daging rendang Indonesia dengan konsep burger Barat.

Melalui pencampuran dan adaptasi ini, makanan Fusion menciptakan hidangan baru yang unik, mencerminkan interaksi budaya yang kreatif dan beragam di dalam masyarakat global.

3. Arsitektur Kolonial

Arsitektur kolonial adalah salah satu contoh akulturasi dalam bidang arsitektur.

Hal ini terjadi ketika budaya kolonial Eropa mempengaruhi gaya arsitektur lokal di wilayah yang mereka kuasai.

Dalam arsitektur kolonial ini, seringkali terlihat perpaduan antara gaya Eropa dengan penggunaan bahan bangunan lokal, teknik konstruksi tradisional, dan motif dekoratif setempat.

Baca Juga: Museum Mpu Tantular, Wisata Sejarah dan Budaya Jawa Timur

Itulah penjelasan tentang percampuran kebudayaan yang saling mempengaruhi disebut akulturasi. Semoga bisa menambah ilmu pengetahuan kita, ya.

  • https://www.britannica.com/topic/acculturation
  • https://www.thoughtco.com/acculturation-definition-3026039
  • https://www.escoffier.edu/blog/world-food-drink/whats-the-status-of-fusion-cuisine/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.