Apa Itu Perdarahan Subkorionik Selama Kehamilan?
Moms mengalami perdarahan saat hamil pada trimester pertama tidak selalu tentang keguguran. Bisa jadi, Moms mengalami perdarahan subkorionik saat hamil. Hal ini tidak akan menimbulkan risiko bagi Moms maupun Si Kecil dalam kandungan.
Sebuah penelitian Sebuah jurnal terbitan Obstetrics & Gynecology melakukan penelitian terhadap hampir 64.000 wanita hamil menemukan bahwa 1,7 persen mengalami perdarahan subkorionik.
Beberapa penelitian keluaran Proceedings in Obstetrics and Gynecology telah menemukan adanya hal tersebut hubungan dengan komplikasi tertentu.
Apa Itu Pendarahan Subkorionik Selama Kehamilan?
Foto: Orami Photo Stock
Perdarahan subkorionik adalah akumulasi darah antara lapisan uterus dan korion (selaput janin luar, di sebelah uterus) atau di bawah plasenta itu sendiri. Sehingga, hal ini menyebabkan bercak atau perdarahan yang ringan.
Sebagian besar perdarahan subkorionik saat hamil sembuh dengan sendirinya, dan Moms pun tetap bisa melalui kehamilan dengan sehat.
Baca Juga: Pendarahan setelah Berhubungan Seks saat Hamil, Normalkah?
Gejala Perdarahan Subkorionik Saat Hamil
Foto: Orami Photo Stocks
Moms, perdarahan subkorionik saat hamil sulit diketahui karena tidak selalu menimbulkan gejala yang nyata.
Bercak atau perdarahan mungkin merupakan pertanda, seringkali dimulai pada trimester pertama.
Tetapi, perdarahan subkorionik saat hamil biasanya terdeteksi selama USG rutin, tanpa ada gejala yang terlihat.
Baca Juga: 3 Penyebab Timbul Flek Cokelat Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Risiko Perdarahan Subkorionik Saat Hamil
Foto: Orami Photo Stocks
Sebagian besar kasus perdarahan subkorionik saat hamil akan hilang dengan sendirinya.
Namun dalam kasus yang jarang terjadi, perdarahan ini dapat menyebabkan plasenta terpisah dari dinding rahim, sehingga bisa menyebabkan risiko keguguran dan persalinan prematur.
Sehingga, penting bagi Moms yang mengalami pendarahan subkorionik saat hamil memberitahu kepada dokter kandungan.
Karena jika lebih dari 30 persen dari plasenta copot, dapat menyebabkan perdarahan dalam jumlah besar.
Ini dapat memicu efek domino di mana membran (kantung ketuban) pecah sebelum waktunya, yang mengarah ke aborsi spontan.
Baca Juga: Ini 5 Hal yang Bisa Dilakukan Untuk Menghibur Sahabat yang Habis Keguguran
Penanganan Perdarahan Subkorionik Saat Hamil
Foto: Orami Photo Stocks
Bila dokter kandungan sudah memberikan diagnosis pada Moms mengalami perdarahan subkorionik saat hamil, maka siap-siap untuk memulai perawatan untuk mencegah keguguran.
Dilansir dari Healthline, Jika perdarahan semakin besar, Moms mungkin juga disarankan untuk:
- Tetap di tempat tidur
- Hindari berdiri untuk waktu yang lama.
- Hindari seks.
- Hindari berolahraga.
Dalam kasus yang jarang terjadi, dokter dapat merekomendasikan pengencer darah untuk mengeluarkan darah. Jika kemungkinan keguguran tinggi, beberapa dokter akan menggunakan estrogen dan progesteron untuk memperlambat atau mencegah perdarahan lebih lanjut.
Intinya adalah bahwa sebagian besar waktu, kondisi ini tidak berbahaya dengan perawatan dan perawatan medis yang tepat. Jadi cobalah untuk tidak khawatir dan pastikan untuk memberi tahu dokter kandungan atau bidan tentang perdarahan yang Moms alami.
Baca Juga: Ketahui Penyebab Pendarahan saat Hamil Muda dan Cara Mencegahnya
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.