Jangan Panik! Ini 6 Pertolongan Pertama Anak Muntah Terus
Muntah merupakan hal yang lazim dialami balita. Namun, Moms siaga harus tahu cara memberikan pertolongan pertama anak muntah terus.
Biasanya, kondisi seperti ini membuat Moms dan Dads panik. Apalagi saat menjadi orang tua baru.
Panik adalah hal manusiawi. Namun, Moms tetap harus tenang, agar dapat berpikir bagaimana cara memberikan pertolongan pertama anak muntah terus.
Dengan demikian, Moms bisa meminimalisir rasa panik dan segera tahu tindakan apa yang tepat untuk Si Kecil.
Yuk, Moms kenali penyebab anak muntah terus menerus berikut ini!
Penyebab Anak Muntah Terus
Adalah hal yang normal bagi bayi dan anak-anak untuk muntah.
Dalam kebanyakan kasus, ini tidak akan bertahan lebih dari 1-2 hari dan bukan merupakan tanda sesuatu yang serius.
Melansir National Health Service, penyebab paling umum dari muntah pada anak dan bayi adalah gastroenteritis.
Gastroenteritis adalah infeksi usus yang biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri, yang juga menyebabkan diare.
Namun, muntah terus-menerus dapat menyebabkan Si Kecil mengalami dehidrasi parah dan terkadang bisa menjadi tanda sesuatu yang lebih serius, seperti meningitis.
Berikut ini adalah penyebab lain dari anak mengalami muntah terus-menerus yang dikutip dari Jurnal The Indian Journal of Pediatrics.
Semoga bisa membantu Moms untuk memberi pertolongan pertama anak muntah terus.
1. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah infeksi virus atau bakteri pada usus, disebut juga flu perut.
Ini adalah penyebab umum muntah pada anak-anak dan biasanya berlangsung selama beberapa hari.
Gejalanya akan mulai dirasakan 12–48 jam setelah Si Kecil terinfeksi. Tidak hanya muntah, mungkin akan ada gejala lain seperti:
- Diare
- Mual
- Kram perut
2. Alergi Makanan
Alergi makanan dapat menyebabkan muntah pada anak-anak, serta gejala lainnya, seperti:
- Ruam kulit merah
- Gatal (urtikaria)
- Pembengkakan pada wajah, sekitar mata, bibir, lidah atau langit-langit mulut
Waspadai makanan yang dapat menyebabkan alergi, seperti:
- Ikan
- Kerang
- Susu sapi
- Kacang-kacangan
- Gandum
Segera temui dokter anak untuk diagnosis jika menurut Moms Si Kecil mungkin memiliki alergi makanan.
3. Radang Usus Buntu
Radang usus buntu atau apenditis, adalah pembengkakan usus buntu yang meninumbulkan nyeri pada kantong yang terhubung ke usus besar.
Ini menyebabkan sakit perut parah yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Jika Si Kecil mengalami sakit perut yang semakin memburuk, hubungi dokter umum atau spesialis anak.
Dalam kebanyakan kasus radang usus buntu, usus buntu perlu diangkat dengan pembedahan sesegera mungkin.
4. Keracunan
Menelan sesuatu yang beracun secara tidak sengaja dapat menyebabkan anak muntah.
Jika menurut Moms ini penyebabnya, maka segera hubungi dokter umum atau bawa Si Kecil ke bagian UGD Rumah Sakit Terdekat.
Selain itu, keracunan juga bisa datang dari makanan. Hal tersebut terjadi akibat infeksi dari bakteri yang mengontaminasi makanan. Umumnya berasal dari:
- Makanan kedaluarsa
- Pengolahan yang tidak higienis
- Tidak dimasak hingga matang
- Tidak disimpan dengan benar
5. Hernia atau Turun Berok
Pada bayi, kondisi hernia atau turun berok dapat menyebabkan anak muntah terus-menerus dan menangis karena kesakitan.
Hernia adalah benjolan pada tubuh yang terjadi ketika bagian dalam tubuh menekan bagian otot atau jaringan di sekitarnya yang lemah.
Jika ini penyebabnya, maka segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis.
Mengenali berbagai penyebab ini, akan berpengaruh pada pemberian pertolongan pertama anak muntah terus.
Pertolongan Pertama Anak Muntah Terus
Muntah yang terus menerus dapat menyebabkan anak-anak kehilangan cairan, garam, dan mineral.
Berikut ini adalah berbagai jenis pertolongan pertama anak muntah terus yang bisa Moms ikuti. Semoga membantu!
1. Pastikan Kebutuhan Cairan Terpenuhi
Pertolongan pertama anak muntah terus yang pertama adalah, pastikan Si Kecil cukup minum, terutama jika dia juga mengalami diare.
Ini penting untuk mencegah dehidrasi dan untuk mengganti cairan, garam, dan kalori yang hilang saat Si Kecil muntah.
Jangan berikan produk susu atau makanan padat kepada anak yang sedang muntah. Berikan air putih atau larutan elektrolit.
Mengutip Kids Health, mulailah memberikan cairan kepada anak meskipun ia sedang mual.
Jika Si Kecil baru saja muntah, tunggu 30-60 menit sebelum memberikan cairan. Mulailah dahulu dengan jumlah kecil.
Jika Si Kecil muntah lagi, tunggu 20–30 menit dan mulai lagi.
2. Berikan ASI dengan Frekuensi Lebih Pendek
Bagi bayi atau balita yang masih disusui, tetaplah terus berikan ASI, namun dengan frekuensi yang diperpendek.
Jika biasanya bayi menyusui 1-2 jam sekali, dengan frekuensi hingga 15-30 menit, maka buatlah agar menyusui sekitar 5-10 menit.
Hal ini agar bayi tetap ternutrisi dan tidak dehidrasi, serta mencegah terjadinya muntah kembali.
Untuk berjaga-jaga, Moms juga bisa memompa ASI dan memberikannya pada bayi dengan sendok, cangkir, atau botol.
Untuk bayi yang telah mengonsumsi susu formula, dapat terus mendapatkan formula reguler secara penuh.
Menurut Parents, selain ASI dan susu formula, pemberian pertolongan pertama anak muntah terus dapat dengan memberikan Si Kecil larutan rehidrasi oral, seperti:
- Pedialyte
- Ricelyte
- Kao Lectrolyte
3. Hentikan Pemberian Makanan Padat
Pertolongan pertama anak muntah terus selanjutnya adalah berhenti memberikan makanan padat pada 24 jam pertama sejak muntah terjadi.
Sebaliknya, Moms harus rutin memberikan air minum dalam dosis sedikit tapi sering, misalnya setiap 5 menit.
Jika anak bisa menahan rasa mual, jumlah air yang diberikan bisa Moms tingkatkan.
Jika dalam 8 jam ke depan Si kecil sudah bisa mendapat asupan cairan dan tidak dimuntahkan lagi, barulah Moms bisa kembali memberikan makanan padat.
Sedangkan untuk bayi di bawah 1 tahun, dapat mulai diberikan makanan lembek, seperti bubur bayi atau suapan buah pisang.
4. Jaga Posisi Tubuh Anak
Pertolongan pertama anak muntah terus selanjutnya adalah untuk tetap menjaga posisi tubuh anak.
Cobalah untuk menjaga posisi tubuh anak agar tetap stabil dan tidak membuat kondisinya lebih buruk.
Baringkan anak dengan kepala sedikit diangkat atau posisikan ke dalam posisi pemulihan jika memungkinkan.
Jangan biarkan anak tidur telentang jika mungkin, untuk mengurangi risiko tersedak jika muntah terus-menerus.
5. Amati Gejala Lain yang Mungkin Muncul
Selain muntah, perhatikan apakah ada gejala lain seperti diare, sakit perut, lemas, atau perubahan perilaku.
Gejala-gejala ini dapat memberikan informasi penting mengenai penyebab muntah.
Misalnya, jika anak juga mengalami diare atau nyeri perut hebat, itu bisa menunjukkan infeksi saluran pencernaan atau masalah lain yang memerlukan perhatian medis segera.
6. Hindari Pemberian Obat Tanpa Konsultasi Dokter
Sebaiknya hindari memberikan obat untuk mengatasi muntah tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu.
Muntah bisa disebabkan oleh banyak hal, dan pemberian obat antimuntah harus sesuai dengan diagnosis dan penyebabnya.
Jika muntah terus berlanjut, Moms sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar Si Kecil mendapatkan resep obat yang sesuai untuk mengatasi kondisinya.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengunjungi Dokter?
Jika pertolongan pertama anak muntah terus tidak dapat membantu, maka segeralah mengunjungi dokter.
Moms dan Dads juga harus segera membawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami:
- Berbagai gejala dehidrasi seperti lesu, bibir dan mulut kering, mata cekung
- Muntah disertai dengan sakit perut, sakit kepala, leher kaku, dan ruam pada kulit
- Muntah anak berwarna hijau kekuningan, terdapat darah
- Bayi kurang dari 1 bulan dan muntah terus tiap kali menyusu
- Bayi di bawah 3 bulan muntah berat dan/atau berlangsung terus-menerus
- Perut terasa keras, kembung, serta menegang dan mengendur di antara kejadian muntah
- Muntah terus menerus terjadi berulang dalam kurun waktu 1 bulan
Ada baiknya segera bawa ke doker jika pertolongan pertama anak muntah terus tidak berhasil dalam kurun waktu 8 jam, atau anak masih muntah dalam kurun waktu 24 jam.
Baca Juga: 11+ Cara Mengobati Mual pada Anak, Jangan Sampai Dehidrasi!
Nah, itu dia Moms berbagai upaya pertolongan anak muntah terus. Semoga membantu!
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23340985/
- https://link.springer.com/article/10.1007/s12098-012-0959-6
- https://www.parents.com/health/stomach-ache/vomiting/
- https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/vomiting-in-children-and-babies#:~:text=Causes%20of%20vomiting%20in%20babies&text=These%20include%3A-,gastroenteritis,to%20swallow%20too%20much%20milk
- https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/treating-vomiting.aspx#:~:text=For%20the%20first%20twenty%2Dfour,120%20ml%5D%20of%20water)%2C
- https://kidshealth.org/en/parents/vomiting-sheet.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.