Ini Pro dan Kontra Tentang Pemakaian Popok pada Bayi, Catat!
Setelah Si Kecil lahir, salah satu hal yang dipikirkan adalah tentang popok. Jika Moms jaman dulu hanya menggunakan kain saja, namun kini popok kain dan popok sekali pakai menjadi pilihan. Hal ini dilakukan agar bayi tidak terganggu dan Moms tidak kewalahan saat Si Kecil BAK atau BAB.
Moms harus tahu bahwa sebagian besar bayi yang baru lahir akan menghabiskan sekitar sepuluh popok sehari. Memilih popok sekali pakai atau popok kain biasanya menjadi perbincangan yang alot.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), sebenarnya sejumlah penelitian ilmiah telah menemukan bahwa baik popok kain dan popok sekali pakai memiliki efek lingkungan, termasuk penggunaan bahan baku dan energi, polusi udara dan air, dan pembuangan limbah.
"Saya tidak berpikir satu lebih unggul dari yang lain. Saya pikir ada pro dan kontra dari dua hal itu, dan itu hanya tergantung pada keluarga dan apa yang mereka sukai,” kata Laurie Belosa, MD, seorang dokter anak bersertifikat di Tribeca Pediatrics di New York City.
Baca Juga: Jangan Asal Pilih, Ini 5 Tips Memilih Popok Bayi
Pro dan Kontra Pemakaian Popok pada Bayi
Banyak pro dan kontra tentang penggunaan popok sekali pakai atau popok kain pada bayi. Kami akan membantu Moms untuk memutuskannya. Yuk simak ulasannya di bawah ini.
Popok Kain
Foto: Babylist.com
Pro:
- Tersedia dalam banyak bahan bahan katun, kain terry, atau kain flanel, popok kain bayi. Juga dapat berupa potongan kain yang dilipat atau sebagai cloth diapers atau clodi yang memiliki penutup dan terlihat mirip dengan popok sekali pakai.
- Hemat dan menjadi investasi jangka panjang, meski harus mengeluarkan uang lebih banyak di awal pembelian. Jumlah rata-rata popok yang digunakan anak di tahun pertama adalah sekitar 5.400, yang kebanyakan penggunaan popok dilakukan pada masa bayi.
- Lebih alami karena tidak perlu khawatir karena tidak mengandung pewarna dan gel. Popok sekali pakai mengandung polimer superabsorben, yang beracun bagi satwa liar, kehidupan laut, dan bahkan manusia. Menurut Nature Code di tahun pertama bayi, setidaknya ada 145 pon limbah yang tidak dapat terbiodegradasi. "Mereka tentu saja alami, tidak ada bahan kimia di dalamnya. Kadang-kadang mereka bisa lebih nyaman untuk bayi,” kata Laurie.
- Lebih sedikit menyerap daripada popok sekali pakai, yang berarti lebih sering mengganti popok dan lebih sedikit alami ruam popok. Tidak perlu khawatir kehabisan popok selama Moms memiliki mesin cuci dan listrik.
- Mungkin lebih mudah untuk memulai toilet training, karena anak-anak akan menyadari bahwa mereka lebih cepat basah. Moms akan melihat Si Kecil memberi kode saat perlu mengganti popok lebih sering, dan kemudian toilet training akan berjalan lebih cepat.
Kontra:
- Popok kain bisa berantakan. Meskipun ada beberapa yang mudah dibersihkan, namun akan terasa rumit saat akan mengganti popok.
- Lebih banyak mencuci. Mungkin dua hingga tiga kali dalam seminggu. Dan ini akan lebih banyak menggunakan air, listrik, dan deterjen, yang tentunya akan berakhir dengan pengeluaran yang anggaran berlebih.
- Berbau lebih pekat, terutama saat Moms mengajak Si Kecil keluar dan popok tidak langsung dicuci. Ini juga akan meningkatkan ruam popok karena tidak menyerap kelembaban dengan cepat. Moms juga tidak bisa menggunakan krim ruam popok dan salep saat menggunakan popok kain.
- Kurang menyerap. Jika bayi buang air kecil sekali, pelapis popok kain akan menahannya. Namun, jika bayi kencing lagi, mungkin popok akan segera bocor dan basah. Popok kain kurang menyerap dibandingkan popok sekali pakai. "Saya juga menemukan bahwa bayi yang memakai popok kain lebih rentan terhadap ruam, karena popok kain lebih lembab,” tambahnya.
- Biaya beli baru besar. Popok kain juga memiliki masa sendiri. Jika Si Kecil terlihat mulai tidak muat, Moms harus kembali membeli popok kain baru dan tentu harus dalam jumlah yang besar kembali. Bukan hanya saat Si Kecil sudah tidak muat, tapi juga saat popok sobek, kotoran terlalu menempel, dan sebagainya.
Baca Juga: Review 16 Popok Sekali Pakai, Mana yang Terbaik?
Popok Sekali Pakai
Foto: Happyhappyvegan.com
Pro:
- Penggunaan popok sekali pakai pada bayi biasanya memberikan rasa nyaman. Hal itu karena diapers menyesuaikan posisi badan Si Kecil berkat strip yang terpasang pada panel belakang yang kencang di depan.
- Bepergian juga lebih mudah, karena Moms bisa langsung membuang popok kotor tanpa harus membawanya pulang.
- Lebih sedikit mengganti popok dalam sehari karena popok sekali pakai sangat menyerap, memiliki lapisan dalam yang menjaga kulit, tidak cenderung bocor dan menyebabkan lebih sedikit ruam popok karena cepat menyerap cairan.
- Memudahkan Moms karena tidak perlu mencuci popok bayi setelah dipakai.
- Saat musim hujan, popok sekali pakai terasa lebih berguna karena popok kering sulit kering ketika musim hujan.
- Popok sekali pakai terbilang lebih mudah didapatkan ketimbang popok kain karena dijual di warung dengan kemasan kecil.
- Punya lebih banyak varian ukuran dan teknologi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Kontra:
- Meskipun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa bahan kimia (seperti dioxin), pewarna dan gel yang digunakan dalam sekali pakai dapat membahayakan, beberapa orang tua mencurigai bahan tersebut sebagai penyebab alergi dan ruam popok.
- Jika menarik terlalu keras, popok sekali pakai dapat dengan mudah robek.
- Tidak ramah lingkungan. Penggunaan popok sekali pakai untuk bayi menghasilkan 3,4 juta ton limbah TPA per tahun dan tidak terurai. Jika Moms menyiram popok untuk mengeluarkan isinya terlebih dahulu, Moms dapat mengurangi limbah itu secara signifikan.
- Membuat toilet training menjadi lebih sulit. Karena bayi cenderung tidak merasa basah dan tetap nyaman saat memakai popok sekali pakai, bayi tidak memiliki banyak keinginan untuk mengucapkan selamat tinggal pada popoknya.
Baca Juga: 4 Pertimbangan dalam Memilih Popok: Popok Kain atau Popok Sekali Pakai?
Nah, itulah pro kontra penggunaan popok pada bayi. Setelah melihat dari kelebihan dan kekurangannya, penggunaan popok pada bayi sebaiknya dipilih sesuai kebutuhan Moms dan Si Kecil.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.