12 Juni 2024

Perkembangan Psikologi Anak dari Bayi hingga Usia Sekolah

Ketahui juga pentingnya memahami psikologi Si Kecil

Pernahkah Moms kesulitan mengatasi anak yang tantrum? Hal ini bisa saja disebabkan karena psikologi anak yang belum stabil.

Anak kerap tantrum karena sulit untuk menjelaskan apa yang mereka alami.

Mereka pun belum paham betul tentang perasaan yang dimiliki saat itu.

Nah, di situlah pentingnya memahami kondisi psikologi anak agar orang tua bisa membantu Si Kecil memahami emosi dan perasaannya.

Patut diakui bahwa mengenal anak saat mereka berkembang bisa menjadi salah satu bagian yang paling berharga dari menjadi orang tua.

Peran menjadi orang tua adalah bagaimana mempelajari cara anak memandang dunia sambil mengajarkan Si Kecil keterampilan baru.

Tak hanya itu, membimbing anak saat memproses perasaan dan perubahan baru yang besar juga bagian dari menjadi orang tua.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Psikolog Jakarta Terbaik, Cari Tahu Moms!

Apa Itu Psikologi Anak?

Sifat dan Karakter Anak
Foto: Sifat dan Karakter Anak (Orami Photo Stocks)

Psikologi anak adalah ilmu yang mempelajari perkembangan pikiran dan perilaku anak sejak usia dini hingga dewasa.

Mengutip dari Western Washington Medical Group, saat anak bertumbuh, mereka melewati tahap perkembangan progresif, dari lahir hingga dewasa.

Faktor lingkungan, genetik, dan budaya dapat memengaruhi perkembangan anak.

Faktor tersebut menjadi penentu seberapa cepat mereka berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya. 

Memahami psikologi anak artinya membantu para orang tua mengerti perkembangan masa kanak-kanak dari segi emosional dan sosialnya.

Baca Juga: 11 Tes Kesehatan Mental untuk Mendeteksi Masalah Kejiwaan!

Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Psikologi Anak

Moms mungkin berpikir, faktor internal berperan paling penting dalam memengaruhi bagaimana seorang anak tumbuh, seperti genetik dan karakteristik.

Namun, tahap perkembangan anak usia dini melibatkan lebih dari sekadar pengaruh yang muncul dari dalam diri.

Faktor lingkungan, seperti hubungan sosial dan budaya dari tempat tinggal juga memainkan peran penting.

Terdapat 3 konteks utama yang perlu dipertimbangkan dalam analisis orang tua tentang psikologi anak, yaitu:

1. Konteks Budaya: Lingkungan Rumah, Tempat Tinggal, dan Sekolah

Kebutuhan Protein pada Anak
Foto: Kebutuhan Protein pada Anak (Orami Photo Stocks)

Budaya tempat tinggal seorang anak berkontribusi pada seperangkat nilai, adat istiadat, dan asumsi bersama.

Pada tahap perkembangan ini, budaya menjadi cara hidup yang memengaruhi perkembangan serta psikologi anak sepanjang usianya.

Budaya mungkin berperan dalam bagaimana anak-anak berhubungan dengan orang tua mereka.

Hal ini lantaran berdasarkan jenis pendidikan yang mereka terima dan jenis pengasuhan anak yang disediakan.

Lebih jelasnya, berikut penjelasan psikologi anak berdasarkan faktor budaya:

  • Lingkungan

Lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan anak dan mewakili jumlah total rangsangan fisik dan psikologi anak.

Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan serta psikologi anak usia dini, melibatkan lingkungan fisik dan kondisi geografis tempat tinggal anak.

Hal ini serta lingkungan sosial dan hubungan dengan keluarga dan teman sebaya.

Sangat mudah untuk memahami bahwa seorang anak yang diasuh dengan baik akan lebih baik daripada anak yang kekurangan, baik secara fisik dan juga psikologi anak.

Lingkungan yang menyenangkan, sekolah yang tepat, dan keluarga yang penuh kasih membangun mental dan fisik anak agar memiliki keterampilan sosial dan interpersonal yang kuat.

Secara tidak langsung, lingkungan yang baik akan memungkinkan mereka untuk unggul di bidang lain seperti akademisi dan kegiatan ekstrakurikuler.

Ini tentu saja akan berbeda untuk anak-anak yang dibesarkan di lingkungan yang penuh tekanan, karena psikologi anak yang sudah pasti berbeda.

Baca Juga: Kenali Overthinking yang Sering Mengganggu Kesehatan Mental

  • Pengaruh Geografis

Tempat tinggal orang tua juga memiliki pengaruh yang besar terhadap bagaimana anak-anak nantinya tumbuh dewasa.

Sekolah anak, lingkungan tempat tinggal, hingga peluang yang ditawarkan oleh komunitas menjadi penentu Si Kecil tumbuh.

Adapun lingkaran teman sebaya adalah beberapa faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan dan psikologi anak.

Hidup dalam komunitas, memiliki peran dalam mengembangkan keterampilan, bakat, dan perilaku anak.

Komunitas yang tidak menarik dapat mendorong beberapa anak untuk tidak sering pergi keluar, tetapi bermain video game di rumah sebagai gantinya. 

Peran yang cukup besar untuk psikologi anak, bukan?

2. Konteks Sosial: Hubungan dengan Keluarga dan Teman Sebaya

Anak Fokus Belajar dengan Orangtua
Foto: Anak Fokus Belajar dengan Orangtua (Orami Photo Stock)

Hubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa berpengaruh pada cara anak belajar, berpikir, dan perkembangan serta psikologi anak.

Keluarga, sekolah, dan kelompok sebaya semuanya merupakan bagian penting dari konteks sosial.

  • Keluarga

Keluarga memiliki dampak paling besar dalam mengasuh anak dan menentukan cara mereka perkembangan psikologis anak dan juga sosial.

Apakah mereka dibesarkan oleh orang tua, kakek nenek atau keluarga asuh?

Mereka membutuhkan cinta, perhatian dan kesopanan dasar untuk berkembang sebagai individu fungsional yang sehat.

Pertumbuhan psikologi anak yang paling positif terlihat ketika keluarga menginvestasikan waktu, energi dan cinta.

Dalam perkembangan anak, dilihat juga melalui kegiatan, seperti membaca, bermain, dan melakukan percakapan yang bermakna.

Keluarga yang melecehkan atau mengabaikan anak akan memengaruhi perkembangan positif mereka.

Anak-anak ini mungkin akan berakhir sebagai individu yang memiliki keterampilan sosial buruk dan kesulitan menjalin ikatan dengan orang lain saat dewasa.

Namun perlu Moms ingat, mengasuh anak secara spesial dan berlebihan juga memiliki efek negatif.

Orang tua yang kerap berusaha menjadi tameng anak baik salah atau tidak.

Cara ini akan membuat anak-anak bergantung pada orang tua bahkan sebagai orang dewasa muda dan tidak dapat menghadapi kesulitan dalam hidup mereka sendiri.

  • Pembelajaran dan Penguatan

Belajar dalam tahap perkembangan anak melibatkan lebih dari sekadar sekolah.

Ini juga berkaitan dengan membangun psikologi anak secara mental, intelektual, emosional, dan sosial sehingga mereka bisa menjadi individu yang berguna di masyarakat nantinya.

Di sinilah proses psikologi anak bisa berkembang mencapai kedewasaan.

Penguatan adalah komponen pembelajaran di mana suatu kegiatan atau latihan diulangi dan disempurnakan untuk memperkuat pelajaran yang dipetik.

Baca Juga: Mengenal PTSD, Masalah Kesehatan Mental Akibat Trauma

3. Konteks Sosial Ekonomi: Status dan Kelas

Dana Pendidikan Anak
Foto: Dana Pendidikan Anak (Orami Photo Stocks)

Kelas sosial juga dapat memainkan peran utama dalam perkembangan dan psikologi anak. 

Status sosial ekonomi (sering disingkat SES), didasarkan pada sejumlah faktor yang berbeda.

Hal ini termasuk seberapa banyak orang berpendidikan, berapa banyak uang yang diperoleh, pekerjaan yang dilakukan, dan di mana tempatnya tinggal.

Misalnya, anak-anak yang dibesarkan dalam rumah tangga dengan status sosial ekonomi tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadap peluang.

Sementara mereka yang berasal dari rumah tangga dengan status sosial ekonomi rendah, mungkin memiliki akses yang lebih sedikit.

Ini terhadap hal-hal seperti perawatan kesehatan, gizi berkualitas, dan pendidikan.

Faktor-faktor tersebut dapat berdampak besar pada psikologi anak. Ingat, ketiga konteks ini terus berinteraksi.

Meskipun seorang anak mungkin memiliki lebih sedikit kesempatan karena status sosial ekonomi yang rendah.

Namun, dengan memperkaya hubungan sosial dan ikatan budaya yang kuat, ini dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan tersebut.


Tahapan Perkembangan Psikologi Anak dan Pola Pengasuhan yang Disarankan

Setiap anak tumbuh dan berkembang dengan kecepatan individu masing-masing.

Berikut ini sekilas beberapa pencapaian umum atau tahapan perkembangan yang berhubungan dengan psikologi anak untuk setiap periode usia.

1. Usia 0-18 Bulan: Belajar Berkomunikasi

Fakta Bayi Baru Lahir
Foto: Fakta Bayi Baru Lahir (Orami Photo Stock)

Selama periode pertumbuhan dan perkembangan psikologi anak yang luar biasa ini, bayi tumbuh dan berubah dengan cepat.

Berdasarkan penelitian di London Journal of Primary Care, awal kehidupan anak merupakan tahapan terpenting untuk perkembangannya, mulai dari sejak dalam kandungan dan kemudian pada tahun pertama kehidupannya.

Maka dari itu, dokter menganjurkan agar orang tua banyak berbicara dan melakukan komunikasi berulang dengan bayi mereka selama fase ini.

Hal ini karena mendengar suara orang tua akan membantu bayi mengembangkan keterampilan komunikasi.

Saran lain juga diberikan, misalnya mengajarkan bayi tengkurap dalam waktu singkat untuk membantu memperkuat otot leher dan punggung bayi.

Namun, pastikan bayi terjaga dan Moms tetap berada di dekatnya untuk waktu bermain ini.

Tanggapi juga saat bayi menangis, ini adalah bagaimana peran Moms belajar psikologi anak.

Menjemput dan menghibur bayi yang menangis akan membangun ikatan yang kuat di antara keduanya

2. Usia 18 Bulan-2 Tahun: Membangun Hubungan Erat

Selama masa balita, anak-anak terus membutuhkan banyak tidur, nutrisi yang baik, dan hubungan yang erat dan penuh kasih dengan orang tua dan pengasuh.

Ciptakan rutinitas dan ritual yang dapat diprediksi untuk menjaga anak agar merasa aman dan dikasihi.

Gunakan disiplin yang lembut untuk membimbing dan mengajar anak-anak.

Hindari memukul, yang dapat menyebabkan kerusakan fisik dan psikologi anak jangka panjang.

Bernyanyilah, bicara, dan bacakan buku cerita untuk balita Moms agar dapat membantu meningkatkan kosakata mereka.

Baca Juga: Toilet Training: Tanda Kesiapan, Usia Memulai, dan Tahapan

3. Usia 3-5 Tahun: Belajar Mandiri dan Mengendalikan Emosi

Mendidik Anak untuk Mandiri
Foto: Mendidik Anak untuk Mandiri (Orami Photo Stocks)

Dalam psikologi anak usia pra-sekolah ini, anak-anak tumbuh lebih mandiri dan mampu belajar.

Keingintahuan alami anak kemungkinan besar akan terangsang, karena dunia mereka yang terus berkembang.

Teman baru, pengalaman baru, serta lingkungan baru seperti tempat penitipan anak atau taman kanak-kanak sangat memengaruhi psikologi anak.

Selama masa pertumbuhan ini, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan:

  • Terus menemani anak membaca cerita setiap hari.
  • Menunjukkan kepada mereka bagaimana melakukan pekerjaan sederhana di rumah.
  • Bersikaplah jelas dan konsisten sesuai harapan, jelaskan perilaku apa yang Moms inginkan dari anak Moms.
  • Bicaralah dengan anak dalam bahasa yang sesuai dengan usianya.
  • Bantu anak memecahkan masalah saat emosi semakin tinggi.
  • Awasi anak di ruang bermain, luar ruangan, terutama di sekitar tempat berbahaya.

Biarkan anak memiliki pilihan tentang bagaimana berinteraksi dengan anggota keluarga dan orang asing.

4. Usia Sekolah 6-12 Tahun: Mengembangkan Kompetensi, Rasa Percaya Diri, dan Belajar Bertanggungjawab

Perkembangan psikologis anak usia 7, tahun yakni anak-anak memperoleh kemandirian dan kompetensi dengan cepat.

Teman menjadi lebih penting dan berpengaruh termasuk pada psikologi anak.

Kepercayaan diri seorang anak akan dipengaruhi oleh tantangan akademik dan sosial yang dihadirkan di lingkungan sekolah.

Saat anak-anak dewasa, tantangan pengasuhan dari orang tua adalah menemukan keseimbangan.

Maksudnya, antara menjaga mereka tetap aman, menegakkan aturan, dan menjaga hubungan keluarga.

Hal ini memungkinkan anak membuat beberapa keputusan, dan mendorong mereka untuk menerima tanggung jawab yang semakin meningkat.

Berikut ini beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk memastikan anak tetap sehat:

  • Pastikan mereka cukup tidur.
  • Berikan kesempatan untuk olahraga teratur dan olahraga individu atau tim.
  • Ciptakan ruang yang tenang dan positif untuk membaca dan belajar di rumah.
  • Batasi waktu menonton dan pantau aktivitas dengan hati-hati.
  • Bangun dan pelihara tradisi keluarga yang positif.
  • Ajarkan pendidikan seks pada anak sejak dini.

Baca Juga: 8 Aspek Perkembangan Kognitif Anak yang Perlu Diperhatikan dan Tips untuk Mendukungnya

5. Usia Remaja 12-18 Tahun: Pencarian Jati Diri

Remaja sering mengalami perubahan emosional yang intens, termasuk naik turunnya suasana hati, perubahan minat, dan pergolakan identitas.

Mereka juga mungkin mencari persetujuan dan identitas dari kelompok sebayanya.

Hal ini bs disebabkan karena adanya interaksi sosial yang menjadi lebih kompleks, dengan peran teman sebaya dan keluarga yang semakin berbeda.

Selain itu, remaja mulai merasa lebih independen dan mungkin menantang otoritas orang tua atau figuran otoritas lainnya.

Selama tahap tumbuh kembang anak ini, Moms dan Dads bisa saja akan mengalami berbagai tantangan.

Jadi, sangat penting untuk menjaga jalur komunikasi terbuka antara orang tua dan remaja agar mereka merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan, kekhawatiran, dan pertanyaan lainnya.

Meskipun remaja tengah mencari kemandirian, mereka juga membutuhkan batasan yang jelas dan konsisten.

Oleh karenanya, coba berikan panduan tentang perilaku yang dapat diterima remaja dan jelaskan juga konsekuensinya.

Dorong juga remaja untuk mengambil tanggung jawab dan membuat keputusan, sehingga mereka merasa percaya diri dan kompeten.

Jangan lupa untuk menjadi contoh positif bagi remaja. Tunjukkanlah nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, dan empati.


Pentingnya Memahami Kondisi Psikologi Anak

Psikologi anak
Foto: Psikologi anak (Stonebridge.uk.com)

Semua orang tua ingin anaknya memiliki perkembangan yang sehat, baik secara fisik maupun mental.

Namun, tidak selalu jelas apakah perilaku anak di rumah merupakan gejala sebuah tahapan normal dalam perkembangan atau sebaliknya yaitu tanda kelainan.

Memahami psikologi anak dapat membantu para orang tua memahami perbedaannya.

Dengan memahami pola psikologi anak baik yang normal dan abnormal, ini dapat membantu orang tua dalam berbagai hal berikut:

1. Memahami Cara Bekomunikasi dengan Anak

Dengan memahami tahap perkembangan anak, Moms dapat menyesuaikan cara berkomunikasi agar sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.

Misalnya, ketika berbicara dengan anak usia prasekolah, menggunakan bahasa yang sederhana dan memberikan contoh konkret akan lebih efektif daripada menggunakan bahasa yang terlalu abstrak.

2. Mengajarkan Anak Mengelola Emosi

Memahami psikologi anak juga bisa membantu orang tua dalam mengajarkan anak untuk mengidentifikasi dan memahami berbagai jenis emosi yang mereka rasakan.

Ketika anak mampu mengenali emosi, mereka dapat mengatasi perasaan tersebut dengan lebih baik tanpa menekan atau meledakkannya.

Moms yang memahami emosi anak juga akan lebih paham bagaimana cara terbaik menanggapi mereka.

Dengan sensitivitas terhadap perasaan anak, orang tua dapat menciptakan lingkungan komunikasi yang aman dan mendukung.

3. Membantu Anak Maju dan Berkembang

Memahami psikologi anak memungkinkan orang tua untuk memberikan dukungan yang sesuai dan lingkungan yang mendukung bagi anak agar dapat maju dan berkembang secara optimal.

Hal ini penting untuk membantu mereka mencapai potensi mereka dan menjadi individu yang bahagia, sehat, dan berhasil dalam kehidupan.

4. Mengidentifikasi Perilaku Abnormal Sejak Dini

Pemahaman tentang psikologi anak juga memungkinkan orang tua untuk mengenali perbedaan antara perilaku yang merupakan bagian dari proses perkembangan normal dan perilaku yang mengindikasikan masalah atau gangguan.

Jadi, orang tua bisa mencari pertolongan lebih awal jika memang anak benar-benar membutuhkannya.

5. Membantu Anak Mengatasi Trauma

Memahami psikologi anak memungkinkan orang tua untuk membantu anak mengelola emosi yang timbul akibat trauma dengan cara yang sehat.

Jadi, Moms dapat memberikan strategi coping yang efektif dan membimbing anak dalam cara yang aman untuk mengekspresikan perasaan mereka.

Selain itu, orang tua yang memahami psikologi anak akan lebih mungkin mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Moms dan Dads akan memahami pentingnya intervensi terapeutik atau konseling untuk membantu anak mengatasi trauma dengan efektif.

Baca Juga: 15 Persiapan Anak Masuk Sekolah TK, Latih Mental Si Kecil!

Demikian informasi seputar perkembangan psikologi anak yang perlu Moms dan Dads ketahui.

Pastikan Moms dan Dads selalu ingat bahwa pola pengasuhan berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan psikologi anak, ya!

  • https://www.cdc.gov/ncbddd/childdevelopment/positiveparenting/preschoolers.html
  • https://www.wwmedgroup.com/blog/child-psychology/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5330336/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.