14 November 2024

Keunikan Rumah Adat Madura Tanean Lanjhang, Kaya Budaya!

Yuk, kenali budaya dari daerah di timur laut Jawa Timur!

Ada banyak sekali keunikan yang dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia. Biasanya, setiap daerah memiliki rumah adatnya sendiri, seperti rumah adat Madura yang unik dan khas.

Rumah adat biasanya dibuat dengan memiliki keunikannya tersendiri dan menjadikan setiap rumah adat cukup mudah untuk dibedakan.

Tidak hanya itu saja, setiap rumah adat juga dibuat dengan mengutamakan adat yang ada pada setiap daerah masing-masing dan membuat rumah adat mempunyai ciri khas.

Pulau Madura terletak di sebelah timur laut Jawa dengan luas sekitar 5.168 km2.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur tahun 2017, jumlah penduduk pulau ini berjumlah 3.873.184 jiwa.

Pulau yang didiami suku Madura ini mempunyai empat kabupaten, yaitu:

  • Bangkalan
  • Pamekasan
  • Sampang
  • Sumenep

Keunikan dari setiap suku dan kabupaten di pulau ini tentu sangat memengaruhi desain dari rumah adat Madura.

Untuk lebih lengkapnya, simak informasi berikut ini, yuk Moms!

Rumah Adat Madura Tanean Lanjhang

Tanean Lanjhang adalah rumah adat Madura yang memiliki arti halaman panjang. 

Merupakan hunian tradisional masyarakat Madura, yaitu berupa kumpulan rumah yang tediri beberapa keluarga yang masih berada dalam satu ikatan keluarga. 

Rumah adat Madura ini terinspirasi dari nilai-nilai falsafah kehidupan sosial budaya mereka.

Sebab, masyarakat Madura memang terkenal kuat dalam hubungan kekerabatan mereka. 

Tidak heran jika ciri khas dari rumah Tanean Lanjhang ini adalah satu kompleks yang terdiri dari 2-10 rumah.

Pada umumnya, rumah adat Madura Tanean Lanjhang dibangun menggunakan bahan material yang tersedia di alam.

Namun, seiring perkembangan zaman, masyarakat Madura menggunakan jenis bahan bangunan yang modern.

Bagian lantai rumah adat ini biasanya hanya menggunakan alas tanah atau menggunakan plesteran semen.

Ketinggian rumah yang biasanya digunakan sekitar 40 sentimeter di atas permukaan tanah.

Hal ini berfungsi untuk menghindari merembesnya air ke permukaan lantai dalam rumah jika musim hujan.

1. Ciri Khas Tanean Lanjhang

Ciri Khas Rumah Tanean Lanjhang
Foto: Ciri Khas Rumah Tanean Lanjhang (Selasar.com)

Secara etimologis, Tanean Lanjhang dapat diartikan sebagai halaman yang panjang.

Secara istilah, Tanean Lanjhang adalah halaman depan rumah adat Madura yang cukup panjang.

Mereka tinggal bersama di sebidang tanah dengan deretan rumah yang masih memiliki relasi keluarga, sanak saudara, atau kerabat.

Halaman depan yang panjang atau yang dikenal dengan Tanean Lanjhang merupakan ciri khas rumah adat Madura.

Tanean Lanjhang memiliki beberapa komponen, di antaranya:

  • Rumah induk atau rumah utama
  • Langgar
  • Kandang
  • Dapur
  • Pekarangan (taneyan)

Tanean Lanjhang termasuk ke dalam salah satu pemukiman etnis Madura yang sangat dijaga sekali oleh setiap penghuni yang ada di dalamnya.

Rumah yang satu dengan rumah lainnya berjarak lumayan dekat, biasanya hanya dibatasi oleh pekarangan.

Lokasinya sangat dekat dengan tanah pertanian, mata air, atau sungai.

Pekarangan atau taneyan tidak memiliki pagar, setiap warga lain yang akan berkunjung harus melewati jalan atau pintu yang sudah tersedia.

Bahkan, orang baru pun harus melakukan hal ini, karena akan dianggap tidak sopan jika tidak melewati jalan yang sudah ada.

Rumah adat Madura ini hanya memiliki satu pintu masuk yang terletak di depan rumah.

Hal ini bertujuan agar pemilik rumah dapat mengontrol aktivitas keluar masuk anggota keluarga.

2. Pembagian Rumah Tanean Lanjhang

Keunikan Rumah Adat Madura
Foto: Keunikan Rumah Adat Madura (Ruangarsitek.id)

Setelah tahu ciri khas dari rumah adat Madura ini, pasti Moms penasaran akan fungsi dari tiap pembagian ruangan dan lingkungan Tanean Lanjhang, bukan?

Pada Tanean Lanjhang terdapat pembagian ruang yang dalam hal ini terbagi menjadi wilayah depan (amper) dan wilayah belakang (delem).

Secara garis besar, rumah adat Madura ini dibagi menjadi:

  • Halaman atau Tanean

Halaman pada rumah Tanean Lanjhang cukup luas dan berbentuk persegi panjang.

Namun, biasanya luas rumah yang dibangun harus disesuaikan dengan luas tanah yang dimiliki.

Beberapa istilah luas tanah yang dikenal masyarakat Madura seperti sakapling, dukapling, salokke, dulokke, atau satabun.

  • Langghar

Langghar merupakan simbol ketaatan masyarakat Madura dalam beragama dan merupakan komponen penting dalam proses peribadatan.

Letak langghar atau surau berada di barat, yang dalam Islam artinya menghadap kiblat.

Selain sebagai tempat beribadah, langghar juga berfungsi sebagai tempat menjaga ternak seperti burung atau hasil bumi.

  • Rumah utama

Ukuran rumah utama masyarakat Maduara berbentuk persegi panjang dan memanjang ke arah samping.

Di mana, ukurannya dengan lebar 6,6 meter dan panjang 11 meter.

  • Dapur

Dalam dapur pada rumah adat tersebut berukuran luas, di mana berukuran 3,8 mater x 6,6 meter.

Pemakaian dapur bersama pada beberapa keluarga inti dalam satu taneyan mengharuskan ruang dapur yang besar.

  • Kandang Adat

Kandang ini berfungsi untuk menyimpan berbagai hewan ternak dari masyarakat Madura. 

Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan lebar 5,9 meter dan panjang 6,6 meter.


3. Bentuk Tanean Lanjhang

Rumah Adat Suku Madura
Foto: Rumah Adat Suku Madura (Budayanesia.com)

Bentuk denah, letak tiang utama, dan bentuk atap dapat membedakan bentuk bangunan rumah adat Madura.

Berdasarkan denah, bangunan dibagi menjadi slodoran dan sedana.

Slodoran terdiri dari satu ruangan dengan dua pintu dan satu beranda dengan satu pintu keluar.

Sedana memiliki dua ruangan dan dua pintu tetapi hanya memiliki satu beranda dengan satu pintu keluar.

Berdasarkan letak tiang utamanya, bangunan rumah adat Madura dibagi menjadi bangsal dan pegun.

Bangsal memiliki bentuk serupa rumah Joglo Jawa yang terpancung di kedua sisinya, sedangkan pegun berbentuk limas yang menjorok di bagian depan dan belakang.

Kedua jenis ini memiliki struktur 4 tiang utama yang sama. Akan tetapi bangsal selalu memiliki bubungan nok yang berbentuk ekor naga.

Dari bentuknya, atap rumah adat Madura bisa dibedakan menjadi pacenan, jadrih, atau trompesan.

Atap pacenan berasal dari kata ‘pa-cina-an’ atau seperti bangunan cina.

Atap ini selalu tampil dalam bentuk rumah tipe bangsal. Hiasan bubungan dapat berupa tanduk atau ekor naga.

Jadrih sendiri merupakan jenis atap dengan 2 bubungan. Sedangkan trompesan merupakan jenis atap yang terdiri dari 3 segmen.

4. Material Bangunan Rumah Tanean Lanjhang

Rumah Tanean Lanjhang
Foto: Rumah Tanean Lanjhang (Pinterest.com)

Secara umum, masyarakat tradisional masih mengandalkan bahan-bahan alami dalam membangun rumah adat atau rumah tradisional.

Begitu pula dengan rumah adat Madura, rumah tersebut dibuat menggunakan bahan-bahan tradisional yang diperoleh dari hutan sekitar.

Dahulu, masyarakat Madura mengandalkan batu alam sebagai bahan utama dalam konstruksi rumah Tanean Lanjhang mereka.

Lantainya pun sederhana, hanya diberi alas tanah yang kemudian disemen.

Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran menuju penggunaan bahan-bahan modern seperti keramik, granit, marmer, dan lantai kayu.

Struktur rangka rumah biasanya menggunakan kayu, sementara dindingnya dibuat dari papan.

Misalnya, lantai rumah adat Madura memiliki ketinggian sekitar 40 cm di atas tanah dan umumnya terbuat dari tanah, plesteran, dan campuran bahan lain seperti terakota.

Sedangkan dinding rumah adat ini dibangun dengan menggunakan kayu, bambu, atau tembok biasa untuk memberikan kekuatan struktural yang baik pada bangunan.

Pintu rumah adat Madura biasanya terbuat dari kayu.

Pada masyarakat dengan kondisi ekonomi yang lebih baik, pintu rumah dihiasi dengan ukiran khas Madura untuk memberikan kesan mewah dan menarik.

Sedangkan bahan atapnya dapat menggunakan daun lontar, ilalang, atau genteng tergantung pada keadaan ekonomi keluarga.

Langgar, yang merupakan bangunan kecil di dalam rumah adat Madura, umumnya lebih kecil ukurannya dibandingkan rumah utama.

Langgar memiliki struktur panggung dengan tiang setinggi 40-50 cm yang terbuat dari bambu atau kayu.

Langgar ini memiliki dinding di bagian kanan, kiri, dan belakangnya yang bisa terbuat dari tembok, kayu, atau bambu.

Atap rumah Tanean Lanjhang memiliki fleksibilitas dalam pilihan genteng, yang disesuaikan dengan preferensi dan kemampuan finansial pemilik rumah.

Terdapat tiga desain genteng yang umum digunakan:

  1. Pacenan: Genteng dengan bentuk menyerupai tanduk atau ekor, memberikan tampilan unik dan khas.
  2. Jadrih: Genteng yang memiliki dua puncak atap, memberikan kesan tradisional yang elegan.
  3. Trompesan: Genteng dengan tiga patahan yang disesuaikan dengan lebar rumah, memberikan kesan harmonis dan proporsional terhadap bangunan.

Jumlah tiang penyangga bisa empat atau delapan tergantung pada kekuatan bambu atau kayu yang digunakan.

Demikian informasi seputar rumah adat Madura Tanean Lanjhang, lengkap dengan penjelasan tiap bagian rumah, hingga nilai filosofisnya yang kental dengan kekerabatan suku Madura.

Informasi ini penting sekali untuk dibagikan kepada Si Kecil agar mereka tahu mengenai budaya di Indonesia lewat berbagai jenis rumah adat Nusantara.

Moms bisa mengajarinya dengan cara berbagai macam, seperti membacakan buku, bermain games tentang rumah adat Indonesia, atau juga bermain tebak gambar.

Semoga menambah wawasan, ya, Moms!

  • https://media.neliti.com/media/publications/217880-makna-ruang-pada-tanean-lanjang-di-madur.pdf
  • https://ruangarsitek.id/rumah-adat-madura/
  • https://www.pulaumadura.com/2022/01/rumah-adat-madura-tanean-lanjhang-dan.html
  • https://arsip-indonesia.org/nl/zoeken?mivast=50000&mizig=190&miadt=50000&miaet=14&micode=ORGANISASI&minr=1032326&milang=nl&misort=pla%7Casc&miview=ldt

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.