5 Senjata Tradisional Kepulauan Riau, Ada Pedang Janawi!

Kepulauan Riau memiliki kekayaan budaya yang kaya dan beragam. Salah satu aspek yang mencerminkan kekayaan budayanya adalah senjata tradisional Kepulauan Riau.

Senjata-senjata tradisional Kepulauan Riau bukan hanya alat pertahanan, tetapi juga merupakan bagian penting dari warisan budaya dari generasi ke generasi.

Selain itu, senjata tradisional di Kepulauan Riau bukan hanya alat pertahanan, tetapi juga merupakan penanda status dan simbol kekuatan.

Sebagai kepulauan dengan sejarah panjang sebagai pusat perdagangan, senjata-senjata ini juga digunakan untuk melindungi kekayaan dan menjaga perdamaian.

Dalam artikel ini, Moms akan mengetahui jenis-jenis senjata tradisional Kepulauan Riau terpopuler yang bisa diajarkan pada Si Kecil.

Untuk itu, simak penjelasannya berikut ini, ya.

Baca Juga: Senjata Tradisional Indonesia dari 34 Provinsi, Lengkap!

Senjata Tradisional Kepulauan Riau

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Kepulauan Riau memiliki ragam senjata tradisional yang memiliki keunikan dan manfaatnya masing-masing.

Berikut ini beberapa senjata tradisional Kepulauan Riau yang bisa Moms dan Dads ketahui.

1. Pedang Janawi

Senjata tradisional Kepulauan Riau yang pertama adalah pedang janawi.

Pedang Jenawi merupakan warisan senjata tradisional Kepulauan Riau, memainkan peran penting dalam sejarah pertempuran di wilayah ini.

Pedang jenawi memiliki karakteristik fisik yang membedakannya dengan senjata tradisional lainnya.

Dengan bentuk yang mengingatkan pada pedang Moor dari Arab, senjata ini memiliki panjang sekitar satu meter, dengan bilah tunggal yang ramping dan ujungnya yang tajam.

Biasanya, bilah Pedang Jenawi terbuat dari logam keras seperti besi atau baja, menambahkan kekuatan dan daya tahan pada senjata ini.

Selain digunakan di medan pertempuran, Pedang Jenawi juga memiliki tempat yang istimewa dalam seni bela diri tradisional Indonesia, terutama dalam silat.

Salah satu bentuk terkenalnya adalah Jenawi Sukma, yang mendapat peran khusus dalam praktik silat.

Baca Juga: 7 Senjata Tradisional Aceh dan Penjelasannya, Yuk Cari Tahu!

2. Klewang

Klewang adalah senjata tradisional Kepulauan Riau yang menjadi pilihan utama prajurit dalam medan pertempuran selama bertahun-tahun.

Senjata ini biasanya terbuat dari bahan logam yang kuat seperti besi atau baja, memberikannya ketahanan dan ketangguhan yang diperlukan dalam pertempuran.

Klewang memiliki bentuk yang unik dan ciri khas tersendiri. Berikut adalah ciri khas Klewang berdasarkan hasil pencarian:

• Klewang memiliki bilah bermata satu yang panjang dan ramping dengan ujung yang runcing
• Klewang memiliki bentuk yang mirip dengan golok panjang dengan bilah yang membesar dari pangkal lalu melengkung pada bagian ujung yang lancip
• Klewang biasanya terbuat dari logam keras seperti besi atau baja
• Ukurannya lebih pendek dari pedang tetapi lebih panjang dari golok
• Klewang memiliki pusat pergetaran yang berat di tengah-tengah bagiannya
• Klewang memiliki bilah yang melengkung pada sebagian besar jenisnya

Baca Juga: 10 Senjata Tradisional Jawa Timur, Kenali Filosofinya

3. Beladau

Beladau, senjata tradisional Kepulauan Riau, memiliki karakteristik yang unik.

Meskipun ukurannya relatif kecil, senjata ini mirip dengan belati dengan ciri khas lengkung pada ujungnya.

Disebut-sebut hampir mirip dengan badik tumbuk lada, beladau adalah senjata yang efektif dalam serangan jarak dekat.

Terdapat dua jenis beladau, yang pertama memiliki sisi tajam hanya di satu sisi bilahnya, cocok untuk menyabet dan menggorok musuh.

Sementara jenis kedua memiliki dua sisi tajam, memungkinkan penggunaannya untuk menusuk dan menyayat musuh.

Beladau bukan hanya senjata, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang kaya dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari di wilayah tersebut.

Berikut adalah ciri-ciri fisik dari Beladau:

• Beladau memiliki bentuk yang melengkung hingga ke ujungnya
• Beladau memiliki ukuran yang kecil, sekitar 24 sentimeter
• Beladau terbuat dari campuran bahan berupa besi yang berkualitas
• Beladau dibagi menjadi dua jenis, yaitu beladau dengan satu sisi bagian yang tajam dan beladau dengan dua sisi tajam

Baca Juga: 7 Senjata Tradisional Jawa Barat, Memiliki Ragam Fungsi!

4. Tumbuk Lada

Tumbuk Lada atau Tombok Lada adalah pisau belati tradisional yang berasal dari pesisir timur Kepulauan Riau.

Nama Tumbuk Lada merujuk pada dua kata, yaitu tumbuk yang menggambarkan tindakan menghancurkan, dan lada yang mengacu pada biji merica.

Nama ini berasal dari bentuk pegangan tumbuk lada yang menyerupai alu, yang berfungsi untuk menggiling biji merica.

Tumbuk Lada memiliki bilah melengkung dengan satu sisi yang tajam dan sisi lainnya yang datar.

Bilah ini biasanya terbuat dari baja berkualitas tinggi dengan panjang sekitar 22-29 cm.

Pegangan tumbuk lada dibuat dari kayu dan tidak memiliki pelindung tangan.

Selain itu, sarung tumbuk lada sering kali dibuat dari kayu dan sering dihiasi dengan ukiran atau dihias dengan lembaran perak.

Baca Juga: 7 Senjata Tradisional Jawa Tengah, Ada Keris hingga Tombak!

5. Pemuras

Pemuras adalah senjata tradisional Kepulauan Riau dan digunakan oleh orang Melayu pada zaman dahulu.

Pemuras juga dikenal dengan sebutan blunderbuss dalam bahasa Inggris yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Pemuras adalah senapan isi-dari-moncong dengan laras pendek berkaliber besar yang mengembang di moncong
• Pemuras digunakan bersama peluru timah hitam
• Pemuras merupakan bentuk awal senapang patah atau pistol yang digunakan bagi ketenteraan dan kegunaan pertahanan
• Pemuras memiliki daya hancur yang besar dan dapat menembakkan banyak peluru sekaligus

Senjata ini digunakan sebagai sarana perlindungan diri dan pertahanan pada masa lalu.

Namun, senjata ini tidak lagi digunakan dalam pertempuran modern karena telah digantikan oleh senjata api yang lebih canggih dan efektif.

Baca Juga: 12+ Senjata Tradisional Bali, Serupa tapi Fungsinya Beda

Demikian, itulah beberapa senjata tradisional Kepulauan Riau yang bisa Moms dan Dads ketahui.

Jangan lupa untuk ajarkan beberapa nama senjata di atas pada Si Kecil, ya!