6 Senjata Tradisional Banten, Warisan Budaya yang Melegenda
Senjata tradisional Banten terkenal punya nilai sejarah tersendiri dan masih digunakan sampai sekarang.
Provinsi Banten terkenal akan budaya dan religiusnya.
Salah satu warisan budaya yang tersisa adalah senjata tradisional dari para leluhur.
Tak hanya dilestarikan di museum, beberapa di antaranya masih dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari.
Yuk, simak berbagai senjata tradisional Banten berikut ini!
Baca Juga: 7 Senjata Tradisional Jawa Barat, Memiliki Ragam Fungsi!
Ragam Senjata Tradisional Banten
Pada zaman dulu, senjata tradisional Banten umumnya digunakan sebagai alat untuk melindungi diri dari serangan musuh maupun hewan buas.
Selain itu, alat ini juga dipakai saat berburu untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Berikut ciri-ciri dan bentuk senjata tradisional Banten, antara lain:
1. Golok Ciomas
Golok Ciomas merupakan senjata tradisional Banten yang sangat bersejarah.
Nama Ciomas ini diambil dari daerah asal pembuatan golok di daerah Banten, yakni Kecamatan Ciomas.
Bentuknya tidak berbeda dengan golok-golok lain pada umumnya.
Namun, Golok asal Ciomas memiliki keistimewaan tersendiri.
Salah satunya dari segi pembuatannya yang harus mengikuti aturan-aturan tertentu yang tidak tertulis.
Biasanya, hal ini dilakukan dari generasi ke generasi pada zaman Kesultanan Banten.
Proses pembuatannya pun tak boleh sembarangan.
Para sesepuh di Ciomas masih memegang kuat tradisi pembuatan Golok Giomas.
Baca Juga: 3 Pakaian Adat Sulawesi Barat, Ada Filosofi Bernilai Magis!
Menurut para pengrajin aslinya, Golok Ciomas hanya boleh dibuat oleh keturunan asli dari si pembuat pertamanya.
Bahkan, bahan utama besinya didapatkan dari hasil menggali tanah keramat leluhur Banten di Ciomas.
Sebelum mengambil besi tersebut, si pembuat harus melakukan ritual khusus terlebih dahulu.
Golok Ciomas pun hanya akan diproduksi pada bulan Maulud, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Berkat tradisi itulah, banyak yang percaya bahwa senjata tradisional Banten ini sangat ampuh menaklukkan musuh.
Istilah "menaklukan" di sini tak selalu berarti sukses melukai musuh secara fisik.
Pengguna golok Ciomas bisa saja mengalahkan musuh tanpa harus menghunuskan goloknya secara langsung.
Baca Juga: 7 Tips Agar Postingan Carousel Kamu Bisa Menarik Audiens
2. Golok Sulangkar
Golok Sulangkar adalah golok keramat asli yang diwariskan dari budaya Banten.
Dinamakan golok Sulangkar karena bahan baku yang digunakan terbuat dari jenis besi sulangkar.
Jenis besi ini biasanya digunakan sebagai injakan kaki pada kereta delman yang sudah tua.
Besi sulangkar dipercaya memberikan manfaat bagi pemiliknya, seperti disegani dan mudah disayangi orang lain.
Cara pembuatan golok Sulangkar terbilang rumit.
Komponen zat besinya harus dirakit dengan cara dibakar, lalu ditempa ke pelat besi dan dibentuk sesuai ukuran.
Setelah dicetak, senjata ini disempurnakan hingga menjadi golok yang siap dipakai.
Baca Juga: 17 Pakaian Adat Sumatera Barat beserta Aksesorinya, Elegan!
Selain dengan besi sulangkar, mata pedang golok jenis ini boleh mengandung besi lain, termasuk besi tua.
Pada zaman dahulu, besi tua terkenal sangat kuat dan kokoh.
Sekalipun itu besi tua, masyarakat Banten percaya bahwa besi kuno ini banyak mengandung unsur misterius yang kuat.
Besi tua terkenal memiliki kekuatan supernatural dengan nilai magis yang besar.
Senjata tradisional Banten ini sering dipakai untuk melawan penjajah pada zaman dahulu.
Biasanya, bagian pedangnya dioleskan racun dari ular tanah, kalajengking, hingga katak budug terlebih dahulu.
Selain ampuh melukai dalam sekejap, serangan senjata tradisional Banten ini bisa sangat mematikan.
Baca Juga: Cara Menanam Anggrek Ekor Tupai dan Karakteristiknya, Simak!
3. Golok Banten
Golok yang selama ini dikenal sebagai alat tajam ternyata merupakan salah satu senjata tradisional Banten.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, golok diartikan sebagai pisau besar yang terbuat dari besi untuk membelah atau memotong.
Golok ini juga sering disebut dengan parang atau pedang pendek.
Beberapa jenis golok dijual dengan harga yang sangat mahal, lho!
Sebab dilihat dari filosofisnya, golok digambarkan sebagai alat yang dapat meningkatkan keberanian, kekuatan, pengetahuan tentang kanuragan, serta berwibawa.
Pada zaman Kerajaan Banten, golok digunakan oleh para jawara untuk melawan musuh atau orang yang berniat mengancam keselamatan.
Selain itu, golok juga menjadi lambang kehormatan dan status sebagai pendekar atau jagoan.
Baca Juga: 6 Senjata Tradisional Lampung, Punya Ciri Khas yang Unik!
4. Congkrang (Arit) Banten
Congkrang atau arit termasuk bagian dari senjata tradisional Banten warisan leluhur.
Ciri-ciri congkrang terlihat dari ujung senjata yang agak melengkung ke bawah.
Sama seperti bedog, congrang atau arit banyak digunakan untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari.
Bagi petani, congkrang dipakai untuk membersihkan rumput dan memangkas tanaman liar.
Begitu pula bagi para peternak yang mengandalkan alat ini untuk mengambil rumput dan daun untuk pakan sapi maupun kambing.
Meskipun tergolong senjata tradisional Banten, congkrang atau arit Banten ini tidak digunakan di medan pertempuran.
Sampai saat ini, produksi congkrang Banten masih terus berlanjut dan dilestarikan.
Baca Juga: 12 Pakaian Adat NTB dari berbagai Suku untuk Wanita dan Pria
5. Bedog
Dibandingkan senjata tradisional Banten lainnya, bedog paling banyak digunakan di masyarakat.
Bentuknya berupa sebilah mata pedang berukuran lebar dengan ujung yang sedikit melengkung.
Mata pedangnya terbuat dari besi atau baja campuran, sedangkan gagangnya dari kayu.
Saking tajamnya, bedog memiliki 'sarung'nya tersendiri untuk melindungi dari risiko tergores.
Tak hanya sebagai alat pertahanan diri, golok juga digunakan untuk menebang pohon atau bambu hingga membelah kelapa.
Masyarakat Banten juga kerap menggunakan bedog saat menyembelih ayam dan kambing.
Baca Juga: 8 Nama Pakaian Adat Sulawesi Utara, Unik dan Mewah!
Beberapa orang menyebut parang dan bedong adalah senjata tradisional Banten yang sama.
Padahal, bentuk dan fungsi keduanya berbeda.
Bedog lebih banyak digunakan untuk mendukung aktivitas sehari-hari seperti membelah kelapa atau membersihkan rumah.
Sedangkan parang lebih sering digunakan dalam peperangan.
Struktur bedog dan parang pun tidak sama, lho Moms.
Bedog terbuat dengan material yang lebih tebal sehingga lebih kokoh untuk memotong atau mendukung kegiatan dapur lainnya.
Sementara itu, parang lebih ringan namun lebih tajam.
Hal ini karena fungsi utama parang digunakan sebagai senjata tradisional Banten untuk melawan musuh di medan peperangan.
6. Parang
Selain bedog, parang juga menjadi salah satu alat atau senjata penting untuk kehidupan sehari-hari.
Bilahnya yang panjang dan tajam banyak digunakan untuk mematahkan bambu.
Hal ini karena dulunya rumah-rumah tradisional dibangun dari bambu, sehingga membutuhkan parang yang tajam untuk memotong bambu.
Namun, fungsi utama parang tetaplah digunakan untuk melindungi diri.
Baca Juga: Mengenal Budaya Adat Minang dan Beragam Tradisinya yang Unik
Karena cukup sering digunakan sehari-hari, cara perawatan parang harus benar-benar diperhatikan.
Cara membersihkan parang yang benar adalah mencucinya segera setelah digunakan.
Jangan langsung memasukkannya ke dalam wadah setelah terkena air.
Sebaiknya keringkan dulu dengan kain bersih agar parang tidak mudah berkarat.
Dari segi kekuatannya, parang tentu lebih tajam dari pisau dapur biasa.
Itulah kenapa alat ini juga sering digunakan untuk menyembelih hewan kurban, memotong daging, hingga memecahkan kelapa.
Nah, itulah berbagai senjata tradisional Banten dengan ciri khasnya masing-masing. Semoga bermanfaat!
- https://indonesiakini.go.id/berita/9338237/mengulik-beberapa-senjata-tradisional-khas-banten
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/golok-sulangkar-ciomas/
- https://hariannkri.id/19998/6-senjata-tradisional-khas-banten/
- https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/99047180253303171
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.