30 Agustus 2024

Sejarah Perang Batak: Latar Belakang hingga Kronologinya

Simak sejarah lengkapnya!
Sejarah Perang Batak: Latar Belakang hingga Kronologinya

Foto: Wikipedia.org

Perang Batak (1878-1907) adalah konflik 29 tahun antara Kerajaan Batak dan Belanda, dipicu oleh upaya Belanda untuk menerapkan Pax Netherlandica dan menyebarkan agama Kristen.

Perang ini juga dipicu oleh upaya Belanda menguasai pusat Kerajaan Batak, memaksa Sisingamangaraja XII pindah, serta serangan Belanda untuk menguasai wilayah Batak, yang menyebabkan pertempuran sengit.

Ingin tahu sejarah lengkapnya? Simak artikel ini sampai akhir, ya!

Latar Belakang Perang Batak

Ilustrasi Perang Batak
Foto: Ilustrasi Perang Batak (Wikimedia Commons)

Perang Batak adalah konflik bersenjata di Tapanuli, Sumatera Utara, pada awal abad ke-20 antara Suku Batak, yang dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII, melawan penjajah Belanda.

Perang ini dipicu oleh penolakan terhadap penyebaran agama Kristen dan upaya Belanda menguasai wilayah tersebut.

Faktor-faktor yang memicu Perang Batak adalah sebagai berikut:

1. Penolakan Terhadap Kristenisasi

Sisingamangaraja XII dan Suku Batak menolak penyebaran agama Kristen oleh Belanda karena khawatir akan merusak tatanan sosial dan budaya Batak.

2. Upaya Belanda Menguasai Wilayah Tapanuli

Belanda berusaha menguasai pusat pemerintahan Kerajaan Batak, memicu ketegangan dengan otoritas Batak.

3. Ancaman Terhadap Agama Batak Kuno

Kehadiran agama Kristen dianggap mengancam agama tradisional Batak, yang mendorong perlawanan terhadap Belanda.

Perang Batak berlangsung dalam beberapa gelombang dari awal abad ke-20 hingga 1907, melibatkan pertempuran antara pasukan Belanda dan Suku Batak di Tapanuli.

Kronologi Perang Batak

Suku Batak
Foto: Suku Batak (Foto: min.wikipedia.org)

Berikut urutan waktu berlangsung Perang Batak.

Tahun 1878

Belanda menunggu Sisingamangaraja XII memulai perlawanan agar bisa mengklaim bahwa Kerajaan Batak yang memulai perang.

Untuk menghadapinya, Belanda mengirim pasukan pada 14 Maret 1878, dan pada 1 Mei 1878, mereka menyerbu Bangkara, pusat pemerintahan Sisingamangaraja XII.

Meskipun Bangkara jatuh pada 3 Mei 1878, Sisingamangaraja XII melarikan diri dan terus melakukan perlawanan gerilya.

Pada akhir Desember 1878, beberapa daerah ditaklukkan Belanda.

Karena keterbatasan senjata, Sisingamangaraja XII bekerja sama dengan pemimpin Aceh untuk menggunakan taktik perang gerilya dalam melanjutkan perlawanan.

Tahun 1888

Pada tahun 1888, pejuang Batak, didukung oleh tentara Aceh, menyerang Kota Tua.

Meskipun serangan ini terjadi, pasukan Belanda di bawah J. A. Visser berhasil mengatasinya.

Namun, karena pertempuran yang intens di Aceh, Belanda mengurangi fokus terhadap perlawanan Sisingamangaraja XII untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

Tahun 1889

Pada 8 Agustus 1889, Pasukan Sisingamangaraja XII menyerang Belanda di Lobu Talu, menewaskan satu prajurit dan memaksa Belanda mundur.

Namun, Belanda berhasil merebut kembali Lobu Talu dengan bantuan dari Padang.

Pada 4 September 1889, Huta Paung juga jatuh ke tangan Belanda, memaksa pasukan Batak mundur ke Passinguran.

Selama mundur, mereka diserang oleh Belanda, memicu pertempuran sengit.

Ketika upaya diplomasi Belanda ditolak oleh Sisingamangaraja XII, Belanda memanggil regu pencari jejak dari Afrika untuk melacaknya.

Tahun 1906

Hingga 1906, Sisingamangaraja XII terus memimpin perlawanan.

Namun, pada tahun itu, panglimanya Amandopang Manullang dan penasehatnya Guru Somaling Pardede ditangkap oleh pasukan Belanda.

Tahun 1907

Pada 1907, pasukan Belanda yang dipimpin Kolonel Macan mengepung Sisingamangaraja XII.

Meskipun demikian, ia tetap gigih melawan.

Selama pengepungan, istri, anak-anak, serta kerabat Sisingamangaraja XII, termasuk Raja Buntal, Pangkilim, Boru Sitomorang, dan ibunya Sunting Mariam, ditangkap oleh Belanda.

Baca Juga: Serba-serbi Perang Bali: Tahun Kejadian dan Kronologinya!

Dampak dan Akibat Perang Batak

Ilustrasi Perang Batak
Foto: Ilustrasi Perang Batak (Historia.id)

Perang Batak membawa dampak besar bagi masyarakat Batak.

Salah satu dampak utamanya adalah tersebarnya agama Kristen oleh para misionaris, yang memicu perlawanan rakyat Tapanuli terhadap Belanda.

Banyak masyarakat yang terbunuh, termasuk Raja Sisingamangaraja XII yang gugur pada 17 Juni 1907.

Perang ini juga menyebabkan kerugian ekonomi dengan hancurnya pemukiman akibat dibakar oleh Belanda.

Akibatnya, seluruh daerah Tapanuli dikuasai sepenuhnya oleh Belanda, dan masyarakat Batak kehilangan kedaulatan atas wilayah mereka.

Demikian penjelasan mengenai sejarah Perang Batak. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

  • https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Perang_Batak
  • https://www.selasar.com/perang-batak/#Kronologi_dan_Masa_Perlawanan

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.