Spina Bifida pada Anak, Ini Penyebab, Jenis, dan Pengobatannya
Ada jenis cacat lahir yang terjadi karena tidak sempurnanya pembentukan pada tulang belakang anak. Kondisi ini dinamakan spina bifida.
Mengutip Mayo Clinic, spina bifida adalah cacat lahir ketika tulang belakang dan sumsum tulang belakang tidak terbentuk dengan benar. Kelainan ini termasuk dalam kategori cacat tabung saraf.
Tabung saraf adalah struktur embrionik yang nantinya berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang bayi, serta terbentuknya jaringan yang melindunginya.
Biasanya, tabung saraf terbentuk pada awal kehamilan, dan akan menutup pada hari ke-28 setelah pembuahan.
Pada bayi dengan spina bifida, sebagian dari tabung saraf gagal berkembang atau menutup dengan benar, menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan tulang belakang.
Baca Juga: 15 Manfaat Brokoli untuk Kesehatan dan Ibu Hamil, Salah Satunya Mencegah Risiko Cacat Janin!
Penyebab Spina Bifida pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Sayangnya, sampai saat ini dokter masih tidak yakin dan belum menemukan jawaban atas apa yang menyebabkan spina bifida.
Seperti halnya masalah lain, nampaknya kondisi ini adalah hasil dari kombinasi faktor risiko genetik dan lingkungan, seperti riwayat keluarga dengan cacat tabung saraf dan defisiensi folat.
Namun melansir KidsHealth cacat lahir ini mungkin disebabkan oleh rendahnya tingkat vitamin asam folat selama kehamilan.
Pasalnya, asam folat berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan sel, serta pembentukan jaringan.
Jadi, tidak memiliki cukup asam folat dalam makanan sebelum dan selama awal kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir dan cacat tabung saraf lainnya pada wanita.
Penyebab spina bifida pada kehamilan di mana ibu mengonsumsi vitamin prenatal dan mendapat cukup asam folat sebagian besar tidak diketahui.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa gen mungkin berperan, tetapi kebanyakan bayi yang lahir dengan cacat tabung saraf tidak memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.
Selain itu, demam tinggi selama kehamilan dapat meningkatkan kemungkinan wanita memiliki bayi dengan cacat dengan tabung saraf.
Wanita dengan epilepsi yang telah menggunakan obat asam valproat untuk mengontrol kejang juga berada pada peningkatan risiko memiliki bayi dengan cacat tabung saraf.
Baca Juga: Teratozoospermia, Mungkinkah Istri Bisa Hamil dengan Hasil Cacat Lahir?
Jenis Spina Bifida
Foto: Orami Photo Stock
Spina bifida dapat terjadi dalam berbagai bentuk: spina bifida occulta, meningocele, atau myelomeningocele.
Tingkat keparahan spina bifida tergantung pada jenis, ukuran, lokasi dan komplikasinya.
1. Spina Bifida Occulta
Foto: Orami Photo Stock
"Occulta" berarti disembunyikan. Spina bifida occulta adalah bentuk yang paling ringan, menghasilkan pemisahan kecil atau celah pada satu atau lebih tulang tulang belakang.
Banyak orang yang memiliki spina bifida occulta bahkan tidak mengetahuinya, kecuali jika ditemukan karena sebuah tes.
Baca Juga: Harus Hati-Hati, Ini Fakta Tentang Ubun-Ubun Bayi Baru Lahir
2. Meningocele
Foto: Orami Photo Stock
Spina bifida meningocele, adalah kondisi di mana selaput pelindung di sekitar sumsum tulang belakang terdorong keluar melalui lubang di vertebra, membentuk kantung berisi cairan.
Tetapi kantung ini tidak termasuk sumsum tulang belakang, sehingga kerusakan saraf kemungkinannya lebih kecil, meskipun mungkin dapat terjadi komplikasi selanjutnya.
3. Myelomeningocele
Foto: Orami Photo Stock
Kondisi ini juga dikenal sebagai open spina bifida, dan merupakan bentuk yang paling parah.
Kanalis tulang belakang terbuka di sepanjang beberapa vertebra di punggung bawah atau tengah.
Selaput dan saraf tulang belakang terdorong melalui lubang ini saat lahir, membentuk kantung di punggung bayi, biasanya memperlihatkan jaringan dan saraf.
Kondisi ini membuat bayi rentan terhadap infeksi yang mengancam jiwa.
Baca Juga: Ketahui Komplikasi yang Terjadi Tiap Trimester Kehamilan
Penanganan dan Pengobatan
Foto: Orami Photo Stock
Mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), tidak semua orang yang lahir dengan spina bifida memiliki kebutuhan yang sama sehingga perawatan akan berbeda untuk setiap orang.
Beberapa orang memiliki masalah yang lebih serius daripada yang lain.
Misalnya, orang dengan myelomeningocele dan meningocele akan membutuhkan lebih banyak perawatan daripada orang dengan spina bifida occulta.
Dalam mengatasinya, dokter dapat mengoperasi bayi dengan cacat tabung saraf ini saat mereka baru berusia beberapa hari atau bahkan saat mereka masih dalam kandungan.
1. Operasi Setelah Kelahiran
Jika bayi mengalami meningocele, sekitar 24-48 jam setelah lahir, ahli bedah akan mengembalikan membran di sekitar sumsum tulang belakang dan menutup lubangnya.
Sementara jika bayi menderita myelomeningocele, ahli bedah akan mengembalikan jaringan dan sumsum tulang belakang ke dalam tubuh bayi dan menutupinya dengan kulit.
Terkadang ahli bedah juga akan memasukkan tabung berlubang ke dalam otak bayi yang disebut shunt untuk mencegah air terkumpul di otak (disebut hidrosefalus).
Prosedur ini dilakukan 24-48 jam setelah bayi lahir.
2. Operasi Sebelum Kelahiran
Foto: Orami Photo Stock
Selain itu, pembedahan terkadang bisa dilakukan saat bayi masih dalam kandungan.
Tepatnya sebelum minggu ke-26 kehamilan, ahli bedah masuk ke rahim ibu dan menjahit lubang di atas sumsum tulang belakang bayi.
Bayi yang menjalani jenis operasi ini biasanya akan memiliki lebih sedikit cacat lahir.
Hal tersebut dibuktikan dalam The Management of Myelomeningocele Study (MOMS) yang menunjukkan, operasi prenatal untuk menutup cacat pada sumsum tulang belakang memiliki peluang keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang menjalani operasi postnatal untuk mengatasi cacat tabung saraf mereka.
Data dari studi yang dilakukan Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) pada tahun 2012 tersebut juga menunjukkan, operasi prenatal dpat:
- Mengurangi kebutuhan untuk mengalirkan cairan dari otak
- Meningkatkan mobilitas
- Meningkatkan kemungkinan seorang anak dapat berjalan secara mandiri sejak dini
Prosedur ini tidak mengembalikan fungsi neurologis yang hilang yang terjadi sebelum operasi, tetapi dapat mencegah kerusakan tambahan yang terjadi selama sisa kehamilan.
Namun, prosedur tersebut sangat berisiko bagi ibu dan membuat bayi lebih mungkin untuk lahir terlalu dini.
Setelah operasi ini, bayi mungkin masih perlu menjalani prosedur lain untuk memperbaiki masalah dengan kaki, pinggul, atau tulang belakang atau untuk mengganti pirau di otak.
Baca Juga: 15+ Makanan yang Mengandung Asam Folat, Menyehatkan Janin!
3. Perawatan Lainnya
Antara 20% dan 50% anak-anak dengan myelomeningocele mungkin juga memiliki sesuatu yang disebut penarikan progresif, yaitu ketika sumsum tulang belakang mereka diikat ke kanal tulang belakang.
Di mana pada anak normal, bagian bawah sumsum tulang belakang biasanya mengapung bebas di kanal tulang belakang.
Saat anak tumbuh, sumsum tulang belakang meregang, dan itu menyebabkan hilangnya masalah otot dan usus atau kandung kemih. Pembedahan lanjutan mungkin diperlukan untuk memperbaikinya.
Beberapa anak dengan kondisi cacat tabung saraf membutuhkan kruk, penyangga, atau kursi roda untuk bergerak, mungkin juga membutuhkan kateter untuk membantu masalah kandung kemih mereka.
Itulah penjelasan mengenai spina bifida pada bayi, Moms. Terjawabkah rasa penasaran Moms?
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spina-bifida/symptoms-causes/syc-20377860
- https://www.cdc.gov/ncbddd/spinabifida/facts.html
- https://kidshealth.org/en/parents/spina-bifida.html
- https://www.webmd.com/parenting/baby/spina-bifida#1
- https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-Education/Fact-Sheets/Spina-Bifida-Fact-Sheet
- https://embryo.asu.edu/pages/management-myelomeningocele-study-clinical-trial-2003-2010
- https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT00060606
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.