21 Agustus 2024

Hukum Masturbasi Bagi yang Sudah Menikah, Pahami!

Ketahui manfaat masturbasi bagi tubuh Moms

Hukum masturbasi bagi yang sudah menikah menjadi topik yang sering dipertanyakan dalam kehidupan rumah tangga.

Banyak pasangan mungkin bertanya-tanya apakah ini bisa memengaruhi hubungan mereka atau bahkan menyinggung perasaan pasangan.

Dalam pernikahan, aktivitas seksual, termasuk masturbasi, merupakan bagian dari kehidupan yang mungkin dihadapi.

Sementara beberapa orang beranggapan bahwa masturbasi tidak lagi diperlukan setelah menikah, kenyataannya, aktivitas ini dapat menjadi pelengkap hubungan seksual yang sehat dan mendukung kesehatan seksual pasangan.

Penasaran dengan lebih detailnya? Yuk, simak informasinya lebih lanjut!

Baca Juga: 15+ Cara Membesarkan Bokong Secara Alami, Bikin Makin Seksi!

Bolehkah Masturbasi Bagi yang Sudah Menikah?

Ilustrasi Masturbasi
Foto: Ilustrasi Masturbasi (Freepik.com/freepik)

Hukum masturbasi bagi yang sudah menikah akan berbeda pemahamannya pada setiap orang.

Sebenarnya masturbasi penting untuk wanita ataupun pria. Apalagi wanita yang cenderung sulit mencapai orgasme.

Dengan masturbasi, wanita lebih paham di mana titik sensitif yang bisa membangkitkan kepuasan berhubungan seks.

Untuk pria, mungkin masturbasi dibutuhkan sebagai sarana ‘latihan’ untuk mengukur sejauh mana mereka mengontrol diri saat menuju orgasme atau dalam puncak orgasme.

Ini penting untuk menimbulkan sisi keseimbangan dalam berhubungan seks dalam hubungan pernikahan.

Meski sudah menikah, tidak jarang juga beberapa pria atau wanita melakukan masturbasi.

Beberapa pakar seks mengatakan masturbasi adalah cara yang sehat dan mengandung beberapa manfaat, di antaranya:

  • Mengobati insomnia
  • Memperlancar peredaran darah
  • Melepaskan hormon endorfin atau membuat bahagia
  • Mengurangi nyeri sakit kepala dan kram
  • Relaksasi
  • Mengurangi risiko ejakulasi dini bagi pria
  • Terhindar dari gejala kanker prostat

Jadi, hukum masturbasi bagi yang sudah menikah sah-sah saja dilakukan asal membawa manfaat untuk Moms ataupun Dads.

Baca Juga: 5+ Penyebab Pendarahan Setelah Berhubungan Seks saat Hamil

Dampak Masturbasi bagi yang Sudah Menikah

Masturbasi
Foto: Masturbasi (Nypost.com)

Kegiatan masturbasi ini memang masih sering membuat suami istri sering dihantui perasaan bersalah.

Dalam pernikahan, Moms dapat meyakinkan Dads perihal masturbasi adalah hal yang wajar walaupun sudah menikah.

Berikan pemahaman bahwa hukum masturbasi bagi yang sudah menikah adalah diperbolehkan.

Masturbasi adalah aktivitas normal bagi setiap individu, terlepas dari jenis kelamin, seksualitas, atau status perkawinan mereka.

Hukum masturbasi bagi yang sudah menikah tidaklah menyimpang ataupun salah.

Namun, ini tidak berarti bahwa pasangan mereka tidak memuaskan secara seksual.

Jika Moms dan Dads memiliki keraguan ada baiknya untuk konsultasi dengan pakar seks dan temui jawaban yang lebih jelas.

Bisa dipastikan pakar seks pun setuju bahwa masturbasi adalah memang hal yang normal dilakukan.

Dengan demikian, Moms atau pasangan pun tidak perlu berlarut-larut dalam perasaan bersalah akibat efek masturbasi saat menikah.

Sehingga Moms dan Dads bisa menjadikan masturbasi untuk melatih fantasi-fantasi seks agar hubungan lebih 'panas' dan bergairah. 

Baca Juga: 6 Jenis Obat Perangsang Pria dan Wanita di Apotek, Bikin Hubungan Seks Tahan Lama!

Hukum Masturbasi Bagi yang Sudah Menikah Dalam Islam

Ilustrasi Masturbasi
Foto: Ilustrasi Masturbasi (Orami Photo Stock)

Mayoritas ulama menilai hukum masturbasi bagi yang sudah menikah adalah diperbolehkan.

Onani boleh dilakukan jika yang melakukan adalah pasangannya (istrinya), selama tidak dilakukan pada kondisi terlarang.

Dalam arti kondisi terlarang yakni masturabsi saat puasa, iktikaf atau saat berihram ketika haji dan umrah.

Namun, ini mengacu kepada sebuah kondisi ketika istri sedang haid dan suami tidak bisa menahan nafsunya.

Maka, hukum masturbasi bagi yang sudah menikah diperbolehkan dengan tangan sang istri dalam kondisi tersebut.

Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, surat Al Mu'minun ayat 5 - 7 yang berbunyi:

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَٰفِظُونَ, إِلَّا عَلَىٰٓ أَزْوَٰجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ, فَمَنِ ٱبْتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْعَادُونَ

"Wallażīna hum lifurụjihim ḥāfiẓụn, Illā 'alā azwājihim au mā malakat aimānuhum fa innahum gairu malụmīn, Fa manibtagā warā`a żālika fa ulā`ika humul-'ādụn"

Artinya: "Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas."

Baca Juga: 17 Makanan Penambah Sperma untuk Dads, Yuk Coba!

Pandangan Ulama Terhadap Hukum Masturbasi bagi yang Sudah Menikah

Ilustrasi Masturbasi
Foto: Ilustrasi Masturbasi (Freepik.com/freepik)

Namun, ada ulama lain yang mengatakan hukum masturbasi bagi yang sudah menikah dinilai makruh.

Dalam Nihayah Az Zain dan Fatawa Al Qodi disebutkan:

“Seandainya seorang istri memainkan kemaluan suami dengan tangannya, hukumnya makruh, walau suami mengizinkan dan keluar mani.

Seperti itu menyerupai perbuatan azl (menumpahkan mani di luar kemaluan istri). Perbuatan azl sendiri dinilai makruh.”

Sementara, pada Madzhab Imam Syafi’i, dijelaskan hukum masturbasi bagi yang sudah menikah tidak diperbolehkan meskipun khawatir terjadi perbuatan zina.

Berbeda dengan Imam Ahmad yang mengatakan hukum masturbasi bagi yang sudah menikah diperbolehkan sebagai alternatif menghindari perbuatan zina.

Hal ini dijelaskan dalam kitab I’anatut Thalibin Juz 3 halaman 340 sebagai berikut:

"Pada hukum masturbasi di atas (Madzhab Syafi’i) tidak memperbolehkan bersenang-senang dengan tangannya (onani) selain halilah (istri atau budak perempuan)."

Hal itu didasarkan pada sebagian hadis yang menyebutkan:

“Allah SWT melaknat orang yang menikahi tangannya (mengambil kesenangan (onani) dengan tangannya). Dan sesungguhnya Allah SWT merusak umat yang bermain alat kemaluan."

Dalam syarh kitab tersebut dijelaskan, Madzhab Syafi’i memandang hukum masturbasi bagi yang sudah menikah adalah haram.

Berbeda dengan Imam Ahmad, yang mengatakan bahwa seseorang boleh melakukan onani dengan syarat:

  • Merasa khawatir akan melakukan tindakan zina
  • Tidak punya mahar untuk wanita merdeka
  • Tidak punya uang untuk membeli budak (dalam konteks zaman perbudakaan dahulu)

Baca Juga: 14 Penyebab Gairah Seksual Pria Meningkat, Bisa Karena Makanan!

Manfaat Melakukan Masturbasi dalam Pernikahan

Masturbasi
Foto: Masturbasi (Orami Photo Stock)

Untuk beberapa pasangan, mungkin menjadi khawatir setelah mengetahui bahwa pasangannya melakukan masturbasi.

Melihat pasangan yang tengah masturbasi mungkin akan menghadirkan beberapa perasaan ragu.

Hal ini karena masturbasi dianggap sebagai sinyal bahwa mereka tidak memberikan pasangannya apa yang dibutuhkan secara seksual.

Penelitian Journal of Counseling Sexology & Sexual Wellness Research Practice and Education menunjukkan bahwa masturbasi dapat meningkatkan kesehatan seksual seseorang, perasaan pemberdayaan seksual, dan mengurangi stres.

Berikut ini beberapa manfaat masturbasi walau sudah menikah:

1. Meningkatkan Kesadaran Diri

Masturbasi adalah ekspresi sehat dari kendali wanita atas tubuhnya sendiri.

Kemudian, masturbasi juga dapat berfungsi sebagai cara bagi wanita untuk memahami anatomi reproduksinya dan pada gilirannya berbagi pemahaman tersebut dengan pasangannya.

Pelatih erotis dan pendidik seks Dawn Serra menyebut masturbasi sebagai "aset yang luar biasa" untuk pernikahan.

“Masturbasi memberi izin kepada kedua orang untuk menjadi diri mereka sendiri,” katanya.


2. Memberi Lebih Banyak Pengalaman Seksual

Khusus untuk wanita yang tidak tahu banyak tentang kesenangan seksual, masturbasi adalah solusi yang tepat.

Jika seseorang belum memiliki banyak pengetahuan seksual sebelum menikah, akan sulit untuk memberi tahu pasangan mengenai apa yang dibutuhkannya.

Sehingga, masturbasi dianggap dapat membantu.

Masturbasi juga bisa menjadi cara yang bermanfaat dan sehat bagi pasangan yang memiliki tingkat hasrat yang berbeda untuk seks.

3. Meningkatkan Kualitas Seks

Masturbasi untuk pasangan suami istri dapat membantu memfokuskan rangsangan.

Ini seperti apa yang diinginkan dari pasangan, sehingga dapat meningkatkan kenikmatan seks dengan pasangan.

Itu juga dapat menambah variasi pada repertoar seksual sendiri dan sebagai foreplay panas yang bermanfaat untuk suatu hubungan.

Baca Juga: 13 Cara Memuaskan Wanita di Ranjang, Salah Satunya Jangan Lewatkan Foreplay, Dads!

Pengaruh Masturbasi Terhadap Keharmonisan Pernikahan

Ilustrasi Wanita Masturbasi
Foto: Ilustrasi Wanita Masturbasi (Orami Photo Stock)

Masturbasi adalah aktivitas seksual yang melibatkan diri sendiri. Meskipun sering dianggap tabu atau bahkan dikaitkan dengan masalah psikologis, masturbasi adalah hal yang sangat alami bagi manusia.

Namun, ternyata masturbasi dalam pernikahan bisa memiliki dampak yang beragam terhadap keharmonisan hubungan, di antaranya:

  • Mengenal Tubuh Sendiri

Melalui masturbasi, individu dapat lebih mengenal tubuhnya, termasuk zona-zona sensitif. Pengetahuan ini dapat meningkatkan kepuasan seksual saat berhubungan intim dengan pasangan.

  • Mengurangi Ketegangan Seksual

Jika hasrat seksual tidak terpenuhi, ketegangan dapat menumpuk dan memicu konflik dalam hubungan.

Masturbasi dapat menjadi cara untuk melepaskan ketegangan tersebut, sehingga menciptakan suasana yang lebih harmonis.

  • Meningkatkan Komunikasi

Membuka diri untuk membahas topik seksual, termasuk masturbasi, dapat meningkatkan komunikasi antara pasangan. Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk membangun keintiman yang lebih dalam.

  • Mengatasi Disfungsi Seksual

Dalam beberapa kasus, masturbasi dapat membantu mengatasi masalah disfungsi seksual seperti kesulitan mencapai orgasme. Dengan demikian, kualitas kehidupan seksual pasangan dapat meningkat.

Baca Juga: Mengenal Fetisisme Seksual, Ini Ragam Jenisnya

Berapa Kali Masturbasi yang Normal?

Masturbasi adalah aktivitas seksual yang dilakukan oleh individu sendiri, biasanya untuk mencapai klimaks.

Frekuensi masturbasi yang normal dapat berbeda-beda tergantung pada usia, gender, dan budaya.

Dalam beberapa penelitian, frekuensi masturbasi yang normal untuk pria dewasa adalah 2-3 kali dalam seminggu, sedangkan untuk wanita dewasa adalah 1-2 kali dalam seminggu.

Namun, perlu diingat bahwa frekuensi masturbasi yang normal dapat berbeda-beda tergantung pada individu dan tidak ada batasan yang pasti.

Penelitian lain menunjukkan bahwa frekuensi masturbasi yang normal dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, gender, dan status perkawinan.

Misalnya, penelitian yang dilakukan pada pria dewasa menemukan bahwa 50% dari mereka melakukan masturbasi 1-3 kali dalam seminggu, sedangkan 25% melakukan masturbasi lebih dari 3 kali dalam seminggu.

Untuk wanita, penelitian menemukan bahwa 40% melakukan masturbasi 1-2 kali dalam seminggu, sedangkan 20% melakukan masturbasi lebih dari 2 kali dalam seminggu.

Perlu diketahui, tidak ada standar yang ditetapkan untuk seberapa sering masturbasi.

Namun, ahli urologi bersertifikat Jamin Brahmbhatt mengatakan bahwa masturbasi adalah kebiasaan yang umum dan berisiko sangat rendah.

Frekuensi masturbasi yang normal dapat berbeda-beda tergantung pada usia, gender, dan budaya.

Frekuensi masturbasi yang terlalu sering dapat berdampak buruk pada kesehatan, seperti gangguan konsentrasi, energi yang terkuras, dan perasaan bersalah.

Oleh karena itu, frekuensi masturbasi yang sehat harus mempertimbangkan dampaknya pada kesehatan individu.

Baca Juga: Cara Melakukan Gaya Helikopter saat Hubungan Seks, Mau Coba?

Mengapa Perempuan Lebih Cepat Mengalami Orgasme dengan Masturbasi?

Orgasme Pada Perempuan
Foto: Orgasme Pada Perempuan (Orami Photo Stocks)

Salah satu alasan boleh dilakukannya masturbasi meski sudah menikah adalah karena perempuan akan lebih cepat mengalami orgasme saat masturbasi.

Sebab, ketika melakukan masturbasi Moms dapat menerima rangsangan seksual yang efektif.

Mungkin pada klitoris atau G-spot, karena perempuan sendiri yang mengatur dan melakukannya.

Kurangnya gairah seksual terhadap pasangannya pun bisa membuat perempuan lebih memilih masturbasi daripada berhubungan dengan pasangan.

Hal ini terjadi karena ada kecurigaan dan rasa tidak percaya terhadap pasangan karena beberapa faktor, seperti:

  • Pasangan pernah berselingkuh
  • Kurang perhatian dan egois saat di tempat tidur
  • Memudarnya cinta setelah sekian lama berumah tangga

Di sisi lain, tanpa melakukan hubungan seksual, berarti tidak ada hambatan psikis yang dialami, khususnya yang berkaitan dengan keberadaan pihak suami.

Hal ini disebabkan karena pada dasarnya perempuan ingin penampilannya tetap sempurna meski saat bercinta dan setelahnya.

Alasan ini bisa menjadi gangguan selama hubungan seks, sehingga perempuan sulit mencapai kepuasan.

Wanita sering merasa cemas ketika mereka merasa tak mampu memberikan 'aksi' terbaik saat bercinta.

Jadi, ketika merasa tidak mampu 'beraksi', mereka lebih memilih tidak berhubungan seks daripada mengecewakan pasangannya.

Baca Juga: 13 Penyebab Mual Setelah Berhubungan Intim, Cari Tahu Yuk!

Cara Mengurangi Kecanduan Masturbasi

Hukum Masturbasi Bagi yang Sudah Menikah
Foto: Hukum Masturbasi Bagi yang Sudah Menikah (Freepik.com)

Ada beberapa metode terapi yang efektif untuk mengurangi frekuensi masturbasi, terutama untuk mengatasi kecanduan masturbasi.

Berikut beberapa contohnya:

  1. Terapi Konseling Berkala: Terapi ini dilakukan dengan cara konseling berkala untuk menentukan penyebab pasien mengalami masturbasi. Dokter akan membantu pasien memahami penyebab kecanduan masturbasi dan mengembangkan strategi untuk mengurangi frekuensi masturbasi.
  2. Terapi CBT (Cognitive-Behavioral Therapy): Terapi ini menggunakan metode CBT untuk membantu pasien mengubah perilaku dan pikiran yang berhubungan dengan masturbasi. Pasien diprogram untuk melakukan tugas dan latihan yang membantu mengurangi frekuensi masturbasi.
  3. Terapi Perilaku: Terapi ini dilakukan dengan cara latihan agar pasien dapat mengontrol dan menunda ejakulasi terlalu cepat. Teknik seperti Pause-Squeeze atau tahan-tekan dapat membantu mengurangi frekuensi masturbasi.
  4. Terapi Fisik dan Olahraga: Terapi ini dilakukan untuk mengatasi gangguan ereksi dan diabetes mellitus/hiperlipidemia yang dapat berhubungan dengan kecanduan masturbasi.
  5. Terapi Psikososial: Terapi ini dilakukan dengan cara intervensi psikososial dan penggunaan farmakoterapi untuk membantu pasien mengurangi kecanduan masturbasi.

Baca Juga: 15+ Tanda Kehamilan 1 Minggu Setelah Berhubungan Seks

Itulah beberapa informasi mengenai hukum masturbasi bagi yang sudah menikah dalam pandangan kesehatan seksual dan Islam.

Jika ingin melakukan masturbasi ada baiknya untuk Moms mengomunikasikannya terlebih dahulu bersama Dads, ya.

  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/understanding-the-erotic-code/202005/masturbation-is-sexual-health
  • https://www.prevention.com/sex/g20434074/10-reasons-you-should-masturbate-when-youre-married/
  • https://www.sheknows.com/health-and-wellness/articles/1081914/reasons-married-people-should-masturbate/
  • https://www.verywellmind.com/ever-wonder-who-masturbates-2300805
  • https://digitalcommons.unf.edu/jcssw/vol1/iss1/3/
  • https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/relationships/ask-the-expert/is-it-normal-for-a-married-man-to-masturbate/articleshow/74066613.cms

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.