20 Mei 2024

Surat An Najm Ayat 39, Lengkap dengan Bacaan dan Tafsirnya!

Salah satu keutamannya Allah SWT akan memberikan pahala sesuai perbuatan amal

Dalam Surat An Najm Ayat 39, Allah SWT mengingatkan umat Islam terkait dengan ikhtiar atau usaha.

Sebab dalam Islam, bukan hanya hasil yang dilihat tapi juga proses usaha mendapat sesuatu juga dinilai.

Melansir Cybernetics Journal Research and Educational Studies, surat An Najm ayat 39 menjelaskan tentang realitas kehidupan manusia.

Ayat tersebut menyatakan bahwa manusia tidak akan mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan kecuali dengan usaha dan perjuangan.

Surat An-Najm (النّجْم) sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti bintang.

Ini adalah surat ke-53 dalam Al-Qur'an yang terdiri atas 62 ayat, dan termasuk golongan surat Makkiyah.

Nama An Najm yang berarti bintang, diambil dari perkataan An Najm yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Baca Juga: Bacaan Surat Al Lahab: Arab, Latin, Arti, dan Kandungannya

Bacaan Surat An Najm Ayat 39 Beserta Latin dan Artinya

Surah An Najm Ayat 39 (Muslim.or.id)
Foto: Surah An Najm Ayat 39 (Muslim.or.id)

Adapun berikut bunyi bacaan Surat An Najm Ayat 39, yakni:

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى . وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى . ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى . وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى

"Wa anna laisa lil insaanin illaa maa sa’aa. Wa anna sa’yahu saufa yuroo. Tsumma yukhzaahul jazaa-al aufaa. Wa anna ilaa robbikal muntahaa."

Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).

Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu).” (QS An Najm: 39)

Baca Juga: Surat Ar Rahman Ayat 33: Bacaan, Arti, dan Kandungannya

Tafsir Surat An Najm Ayat 39

Usaha Petani (Orami Photo Stock)
Foto: Usaha Petani (Orami Photo Stock)

Terdapat penjelasan mengenai Surat An Najm Ayat 39, yang berasal dari kitab hasil penafsiran para ulama, yakni:

1. Tafsir Kemenag

Menurut tafsir dari Kementrian Agama RI, atas perbuatan yang baik, manusia hanya memperoleh ganjaran dari usahanya sendiri.

Maka, ia tidak berhak atas pahala suatu perbuatan yang tidak dilakukannya.

Dari ayat tersebut, Imam Malik dan Imam Syafi’i memahami bahwa tidak sah menghadiahkan pahala amalan orang hidup berupa bacaan Al-Qur'an kepada orang mati, karena bukan perbuatan dan usahanya.

Begitu pula seluruh ibadah badaniah, seperti salat, haji dan tilawah Al-Qur'an, karena Rasulullah SAW tidak pernah mengutarakan yang demikian kepada umatnya.

Tidak pula pernah menyuruhnya secara sindiran dan tidak pula dengan perantaraan nas (keterangan) dan tidak pula para sahabat menyampaikan kepada umat muslim.

Jika tindakan itu baik, tentu mereka telah terlebih dahulu mengerjakannya.

Ada pun mengenai sedekah yang pahalanya sampai kepada orang mati, ini memiliki penjelasan dalam hadis yang diriwwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila seorang anak Adam meninggal dunia putuslah semua amal perbuatan (yang menyampaikan pahala kepadanya);

kecuali tiga perkara, anak yang saleh yang berdoa kepadanya, sedekah jariah (wakaf) sesudahnya dan ilmu yang dapat diambil manfaatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sebenarnya ini semua termasuk usaha seseorang, jerih payahnya, sebagaimana tersebut dalam hadis:

“Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang adalah hasil usahanya sendiri dan anaknya termasuk usahanya juga.” (HR An Nasa’i dan Ibnu hibban).

Sedekah jariah seperti wakaf adalah bekas usahanya, Allah SWT berfirman:

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

"Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn."

Artinya: “Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan).

Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz).” (QS Yasin: 12)

Ilmu yang disebarkan lalu orang-orang mengikutinya dan mengamalkannya termasuk juga usahanya. Dan hal ini seperti diungkapkan dalam sebuah hadis sahih,

“Orang yang mengajak kepada suatu petunjuk maka baginya pahala yang serupa dengan pahala orang yang mengikuti petunjuk itu;

tanpa mengurangi pahala orang yang mengikutinya sedikit pun.” (HR Muslim)

Imam Ahmad bin Hanbal dan sebagian besar pengikut Syafi’i berpendapat bahwa pahala bacaan sampai kepada orang mati, bila bacaan itu tidak dibayar dengan upah.

Tetapi bila bacaan itu dengan upah sebagaimana biasa terjadi sekarang, maka pahalanya tidak sampai kepada orang mati.

Hal ini karena haram mengambil upah untuk membaca Al-Qur'an, meskipun boleh mengambil upah dari mengajarinya.

Termasuk ibadah yang pahalanya sampai kepada orang lain adalah doa dan sedekah.

2. Tafsir Al-Mishbah

Adapun tafsir lain dari Surat An Najm Ayat 39 dari M. Quraish Shibab.

M. Quraish Shihab dalam tafsirnya juga mengemukakan bahwa seorang manusia tidak memperoleh balasan selain dari apa yang telah diusahakannya.

Baca Juga: 114 Daftar Surat Alquran dan Keutamaan Membacanya, Amalkan!

3. Tafsir Jalalain

Menurut Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, tafsir Surat An Najm Ayat 39 berbunyi berikut:

“(Dan bahwasanya) bahwasanya perkara yang sesungguhnya itu ialah (seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya),

yaitu memperoleh kebaikan dari usahanya yang baik, maka dia tidak akan memperoleh kebaikan sedikit pun dari apa yang diusahakan oleh orang lain.”

Baca Juga: 30 Bacaan Surat Pendek Alquran Lengkap untuk Bacaan Sholat

4. Tafsir Ibnu Katsir

Menurut Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:

“Adapun firman Allah SWt dalam An-Najm, yaitu sebagaimana tidak dibebankan kepadanya dosa orang lain;

maka demikian pula dia tidak memperoleh pahala kecuali dari apa yang diupayakan oleh dirinya sendiri."

Berdasarkan ayat ini, Imam Syafii dan para pengikutnya menyimpulkan bahwa bacaan Al-Qur'an yang dihadiahkan kepada mayat tidak dapat sampai.

Mereka berpendapat demikian karena hal tersebut bukan termasuk amal perbuatan mayat dan tidak pula dari hasil upayanya.

Karena itulah, Rasulullah SAW tidak menganjurkan umatnya untuk melakukan hal ini, tidak memerintahkan untuk mengerjakannya.

Beliau juga tidak memberi petunjuk, baik melalui nas hadis maupun makna yang tersirat darinya.

Hal ini tidak pernah pula dinukil dari para sahabat yang melakukannya.

Seandainya hal ini (bacaan Al-Qur'an untuk mayat) merupakan hal yang baik, tentulah kita pun menggalakkannya dan berlomba melakukannya.

Pembahasan mengenai amal taqarrub itu hanya terbatas pada apa-apa yang digariskan oleh nas-nas syariat.

Lalu, tidak boleh menetapkannya dengan berbagai macam hukum analogi dan pendapat mana pun.

Namun, berkenaan dengan doa dan sedekah yang pahalanya dihadiahkan buat mayat, hal ini telah disepakati para ulama.

Bahwa pahalanya sampai kepada mayat, dan juga ada nas dari syariat yang menyatakannya.

Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab sahihnya, dari Abu Hurairah RA yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

“Apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu anak saleh yang mendoakannya, atau sedekah jariyah sesudah kepergiannya atau ilmu yang bermanfaat.”

Ketiga macam amal ini pada hakikatnya dari hasil jerih payah yang bersangkutan dan merupakan buah dari kerjanya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis:

“Sesungguhnya sesuatu yang paling baik yang dimakan oleh seseorang adalah dari hasil upayanya dan sesungguhnya anaknya merupakan hasil dari upayanya.”

Sedekah jariyah, seperti wakaf dan lain sebagainya yang sejenis, juga merupakan hasil upaya amal dan wakafnya seperti diungkapkan dalam surat Yasin ayat 12.

Ilmu yang dia sebarkan di kalangan manusia, lalu diikuti oleh mereka sepeninggalnya, hal ini pun termasuk dari jerih payah dan amalnya. Di dalam kitab sahih disebutkan:

“Barang siapa yang menyeru kepada jalan petunjuk, maka baginya pahala yang semisal dengan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka barang sedikit pun.”

5. Tafsir Al-Wasit

Surat An Najm ayat 39 memiliki arti: "Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya."

Menurut tafsir Al-Wasit yang dilansir dari quran.com, tidak ada jiwa yang berdosa yang memikul dosa jiwa lain.

Demikian pula manusia hanya akan mendapatkan hasil dari amal salehnya sendiri, bukan dari hasil amal orang lain.

Maksud dari 'usaha' dalam ayat ini adalah usaha yang saleh dan amal yang baik, karena hal ini disebutkan dalam konteks pembicaraan tentang dosa-dosa dan kesalahan.

6. Tafsir Al-Qurtubi

Dalam surat Al Najm ayat 39, Allah berfirman:

"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya."

Ibn Abbas, salah satu sahabat Nabi, mengatakan bahwa ayat ini sudah digantikan oleh ayat lain yang berbunyi:

"Orang-orang yang beriman dan anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan akan kami satukan di surga."

Artinya, pada hari kiamat, anak-anak bisa mendapat manfaat dari kebaikan orang tua mereka dan sebaliknya, orang tua bisa mendapat manfaat dari kebaikan anak-anak mereka.

Para ahli tafsir umumnya setuju bahwa setiap orang hanya mendapatkan hasil dari apa yang ia kerjakan sendiri, dan tidak bisa mendapatkan hasil dari pekerjaan orang lain.

Namun, ada beberapa pengecualian seperti dalam kasus haji.

Misalnya, Imam Malik mengatakan jika seseorang meninggal setelah berwasiat untuk haji, orang lain boleh mengerjakan haji untuknya.

Imam Syafi'i juga mengizinkan orang lain melakukan umrah untuk seseorang yang sudah meninggal.

Aisyah, istri Nabi, pernah melakukan i'tikaf (berdiam diri di masjid untuk beribadah) atas nama saudaranya, dan juga membebaskan seorang budak atas namanya.

Ada juga cerita tentang Sa'ad bin Ubadah yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, apakah ia boleh bersedekah atas nama ibunya yang sudah meninggal.

Nabi menjawab bisa, dan ketika ditanya sedekah apa yang terbaik, Nabi menjawab: "Memberikan air."

Semua informasi ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah, Ali Imran, dan Al-A'raf dalam Al-Qur'an.

Dalam Islam, jika seseorang berniat melakukan kebaikan tapi belum sempat melakukannya, Allah tetap mencatatnya sebagai satu kebaikan.

Jika ia melakukan kebaikannya, maka pahalanya bisa dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih.

Jika seseorang berniat melakukan keburukan tapi tidak jadi melakukannya, Allah tidak mencatatnya sebagai keburukan.

Jika ia melakukan keburukannya, hanya dicatat sebagai satu keburukan.

Ini semua adalah contoh bagaimana Allah memberikan lebih banyak pahala dan kemurahan kepada manusia.

Baca Juga: Isi Surat Ar Rad Ayat 8: Keajaiban Rahim dan Janin Kandungan

Kandungan Surat An Najm Ayat 39

Suami Bekerja di Luar Negeri (Orami Photo Stocks)
Foto: Suami Bekerja di Luar Negeri (Orami Photo Stocks)

Ikhtiar adalah usaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita.

Ketika seseorang menginginkan sesuatu, maka dirinya harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya.

Melalui Surat An Najm Ayat 39, Allah SWT bahkan berjanji akan memberi balasan sempurna kepada orang yang mau berusaha keras.

Oleh karena itu, setiap usaha atau ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup hendaknya diawali dengan niat karena Allah SWT semata.

Orang-orang yang memiliki kemuliaan di sisi Allah SWT adalah orang yang telah bekerja keras menafkahi keluarga dengan cara halal.

Dan Allah SWT akan mengaruniakan pahala berlipat ganda kepada mereka.

Pahala tersebut akan menjadi bekal meraih kebahagiaan di akhirat.

Amal saleh yang telah dilakukan akan dibalas dengan surga yang merupakan balasan sempurna bagi hamba-hamba-Nya yang saleh.

Untuk meraih surga, seorang hamba harus berikhtiar sekuat tenaga.

Di antaranya dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

Bagi hamba yang beribadah sekedarnya, maka akan dibalas juga sesuai usahanya.

Demikian pula dalam urusan duniawi, setiap manusia akan mendapatkan sesuai hasil usahanya.

Baca Juga: Isi Surat Ar Rad Ayat 8: Keajaiban Rahim dan Janin Kandungan

Hadirnya Surat An Najm ayat 39 ini diharapkan dapat memompa semangat untuk terus berikhtiar di jalan Allah SWT dengan sungguh-sungguh.

Yuk, amalkan keutamaan dari Surat An Najm Ayat 39 ini, Moms!

  • https://pusdikra-publishing.com/index.php/jrss/article/view/160
  • https://www.bacaanmadani.com/2017/11/kandungan-al-quran-surah-najm-ayat-39.html
  • https://bersamadakwah.net/surah-an-najm-ayat-39-42/
  • https://risalahmuslim.id/quran/an-najm/53-39/
  • https://worldquran.com/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.