5 Tips Aman Membedong Bayi
Bedong bayi merupakan hal selalu Moms lakukan dikala sudah memiliki anak. Bahkan bedong bayi ini sudah ada sejak zaman dahulu kala dan dilakukan secara turun-temurun.
Namun, meski terdengar sepele, ternyata bedong bayi bisa mengundang risiko medis seperti cedera, bahkan sindrom kematian mendadak pada bayi (Sudden Infant Death Syndrome-SIDS).
McDonnel dan Moon (2014) melakukan studi mengenai keamanan kantung dan bedong bayi dari tahun 2004-2012. Ditemukan 36 kejadian yang berhubungan dengan penggunaan kantong dan bedong bayi, meliputi:
- 1 kasus kematian, tidak disebutkan produk yang dipakai
- 5 kasus berhubungan dengan kantong bayi (wearable blanket): 1 kematian, 2 cedera, dan 2 potensi cedera.
- 12 kasus kematian berhubungan dengan bedong bayi menggunakan kain/selimut biasa
- 18 kasus berhubungan dengan bedong instan (swaddle wrap): 8 kematian, 10 potensi cedera.
Baca Juga: Moms, Sesuaikan Cara Menggendong dengan Umur Bayi
Mengapa Bedong Bayi Bisa Menyebabkan Anak Meninggal?
Banyak kasus yang telah ditemukan, berkaitan dengan bayi yang meninggal akibat menggunakan kantong bayi dan bedong instan, yaitu:
- 8 dari 10 bayi yang meninggal, ditemukan menggunakan bedong instan
- Usia bayi antara 3-5 bulan, dengan rata-rata usia 3,5 bulan
- 80% kasus berhubungan dengan bayi tidak dapat bernapas (asfiksia) akibat posisi telungkup, mencakup bayi yang diletakkan tidur telungkup ataupun yang berguling telungkup ketika tidur.
Baca Juga: Normal atau Bahaya, Apa Penyebab Bayi Mendengkur Saat Tidur?
Sedangkan kasus yang terjadi pada bayi yang dibedong menggunakan selimut/kain bedong biasa, antara lain:
- Teridentifikasi 12 kasus kematian, dengan usia rata-rata 2 bulan
- Bayi ditemukan meninggal akibat tidak bisa bernapas: 1 bayi ditidurkan telungkup, 6 bayi berguling ke posisi telungkup, 4 bayi meninggal berhubungan dengan penggunaan selimut/seprai/bedcover/bantal, dan 1 bayi meninggal akibat hipertermia (terlalu panas).
- 1 kasus kematian disebabkan oleh tertutupnya mulut dan hidung bayi oleh kain/selimut bedong
Memang betul penelitian ini memiliki keterbatasan dalam desain penelitiannya. Namun, sebagai orang tua, melalui kasus ini kita diajak untuk awas dalam menggunakan bedong bayi secara benar.
Mengapa? Karena bukan hanya cedera saja risikonya, yang paling menakutkan, kematian bayi dapat terjadi jika bedong bayi digunakan tidak dengan hati-hati.
Tips Aman Membedong Bayi
Saat akan membedong bayi, ada beberapa hal yang perlu Moms perhatikan. Hal-hal di bawah ini penting untuk dipelajari agar tidak menimbulkan risiko bayi meninggal mendadak, seperti SIDS, atau cedera yang tidak diinginkan. Yuk, kita langsung saja simak tips aman membedong bayi!
Baca Juga: Kapan Saatnya Untuk Baby Spa?
- Jangan mengikat bedong bayi terlalu kencang. Bila menggunakan bedong berupa kain, pastikan lipatan kain rapi, tidak longgar, juga tidak menutupi muka bayi. Penting untuk memastikan kaki bayi tetap dapat bergerak dengan leluasa. Tujuan yaitu meluruskan kaki bayi.
- Tidurkan bayi dalam posisi terlentang saat akan dibedong. Karena jika dibedong dalam posisi telungkup, bisa jadi akan membuat anak tidak nyaman bahkan meninggal karena disebabkan oleh gerakan bayi yang terbatas sehingga bayi tidak bebas mengangkat badannya atau berguling.
- Pastikan bayi tidak kepanasan saat dibedong. Jangan membungkus anak dengan kain berlapis-lapis, karena bayi bisa berisiko terkena hipertermia. Salah satu patokan yang dapat dipakai adalah mengamati dan memegang kulit bayi. Jika kulit bayi berkeringat atau terasa basah, artinya suhu terlalu panas.
- Tidak membedong bayi setelah usia 2 bulan. Panduan usia aman bedong bayi memang belum ada, tetapi hindari penggunaan bedong jika bayi sudah mulai dapat berguling (sekitar 3 bulan).
- Edukasi penjaga bayi (nenek atau babysitter) mengenai praktik bedong bayi yang aman.
Itu dia Moms beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membedong bayi. Pastikan untuk melakukannya dengan tepat dan benar ya.
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Sumber: sehatq.com
Konten ini merupakan kerja sama yang bersumber dari SehatQ
Isi konten di luar tanggung jawab Orami Parenting
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.