Mengenal 7 Tradisi Bali Terpopuler dan Segala Keunikannya
Ada berbagai tradisi Bali yang unik dan tersohor di nusantara.
Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau juga menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa.
Tradisi Bali merupakan warisan leluhur yang dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh masyarakatnya.
Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan mencerminkan nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat Bali.
Beragam tradisi unik dan menarik dapat ditemukan di Bali, mulai dari upacara adat yang sakral hingga festival yang meriah.
Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah Ngaben, yaitu upacara pembakaran jenazah yang bertujuan untuk mengantarkan roh orang yang meninggal kembali ke alam baka.
Tradisi lainnya yang tak kalah menarik adalah Melasti, yaitu ritual pembersihan diri dan benda-benda suci di pura yang dilakukan di laut atau sumber mata air.
Ingin menjelajahi keunikan tradisi Bali selengkapnya? Simak sampai akhir, ya!
1. Tradisi Bali, Ngaben
Upacara Ngaben merupakan ritual pembakaran jenazah yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali.
Ritual ini bertujuan untuk mengantarkan roh orang yang meninggal kembali ke alam baka dan membebaskannya dari ikatan duniawi.
Upacara Ngaben didasari oleh keyakinan Hindu bahwa setelah kematian, roh akan kembali ke Sang Pencipta.
Proses Ngaben diawali dengan memandikan jenazah dengan air suci dan membungkusnya dengan kain putih.
Jenazah kemudian ditempatkan di dalam bade, yaitu sebuah wadah berbentuk lembu yang terbuat dari kayu dan bambu. Bade diarak keliling desa diiringi dengan musik tradisional dan tari-tarian.
Setelah diarak, bade dibawa ke tempat pembakaran. Di sana, jenazah dibakar bersama dengan berbagai sesaji.
Api pembakaran melambangkan penyucian jiwa dan pelepasan dari ikatan duniawi. Setelah jenazah terbakar, abunya dikumpulkan dan dilarung ke laut atau sungai.
Upacara Ngaben merupakan tradisi yang sakral dan penuh makna bagi umat Hindu di Bali.
Upacara ini bukan hanya sebagai ritual kematian, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan perwujudan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
2. Tradisi Bali, Melasti
Ritual Melasti adalah ritual penyucian diri dan alam semesta yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali.
Ritual ini biasanya dilakukan sebelum Hari Raya Nyepi, tetapi bisa juga dilakukan pada waktu-waktu lain, seperti sebelum Galungan dan Kuningan.
Pada ritual Melasti, umat Hindu membawa benda-benda pusaka pura dan pratima (patung dewa-dewi) ke laut, danau, atau sumber mata air.
Di sana, benda-benda tersebut dibersihkan dengan air suci. Umat Hindu juga melakukan ritual mandi bersama untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.
Ritual Melasti memiliki makna simbolis yang mendalam. Air suci yang digunakan untuk membersihkan benda-benda pusaka dan pratima melambangkan penyucian dari segala mala dan dosa.
Mandi bersama melambangkan penyucian diri secara lahir dan batin, serta persatuan dan kesatuan umat Hindu.
Ritual Melasti merupakan tradisi yang penting bagi umat Hindu di Bali.
Tadiri Bali ini menjadi sarana untuk membersihkan diri dan alam semesta dari segala mala dan dosa, serta untuk menyambut hari raya keagamaan dengan hati yang suci dan bersih.
Baca Juga: 6 Tradisi Jawa Timur yang Masih Dilestarikan Saat Ini, Unik!
3. Pengerupukan
Tradisi Pengerupukan merupakan tradisi Bali yang dilakukan sehari sebelum Hari Nyepi di Bali.
Tradisi ini bertujuan untuk mengusir Bhuta Kala, yaitu manifestasi dari sifat-sifat negatif yang ada dalam diri manusia dan alam semesta.
Pada tradisi Pengerupukan, umat Hindu membuat ogoh-ogoh, yaitu boneka raksasa yang terbuat dari bambu yang dihiasi dengan berbagai ornamen yang menyeramkan.
Ogoh-ogoh ini kemudian diarak keliling desa dan dibakar pada malam hari.
Selain mengarak ogoh-ogoh, umat Hindu juga melakukan berbagai ritual lainnya, seperti membunyikan kentongan dan alat musik tradisional lainnya untuk menciptakan suasana yang ramai dan gaduh.
Tradisi Bali ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Arak-arakan ogoh-ogoh melambangkan pengusiran sifat-sifat negatif dari diri manusia dan alam semesta.
Pembakaran ogoh-ogoh melambangkan penyucian diri dan alam semesta dari segala mala dan dosa.
4. Upacara Makare-Kare
Upacara Mekare-kare, atau yang lebih dikenal dengan Perang Pandan, adalah tradisi Bali unik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan, Bali.
Upacara ini diadakan setiap tahun pada bulan Juni sebagai bagian dari rangkaian Usaba Sambah, yaitu upacara penghormatan kepada Dewa Indra dan para leluhur.
Dalam Upacara Mekare-kare, para pemuda desa diadu ketangkasan dan keberaniannya dalam saling memukul menggunakan daun pandan berduri.
Tradisi Bali ini diawali dengan ritual mepejati, yaitu memohon keselamatan kepada Dewa Indra.
Setelah itu, para pemuda dibagi menjadi dua kelompok dan saling berhadapan. Pertarungan dimulai dengan aba-aba dari pemimpin adat.
Para pemuda saling memukul dengan kare dengan penuh semangat. Mereka tidak boleh menghindar atau melindungi diri.
Pemenang ditentukan oleh siapa yang paling banyak mendaratkan pukulan dan paling tahan terhadap rasa sakit.
Baca Juga: 10 Tradisi Sunda yang Diwariskan Turun Temurun, Unik!
5. Tradisi Bali Upacara Saraswati
Upacara Saraswati adalah upacara yang diadakan oleh umat Hindu di Bali untuk memuja Dewi Saraswati, dewi ilmu pengetahuan dan seni.
Upacara ini biasanya diadakan pada Sabtu Umanis, wuku Watugunung, yang jatuh setiap 210 hari sekali.
Pada hari Upacara Saraswati, umat Hindu pergi ke pura untuk sembahyang dan mempersembahkan sesaji.
Sesaji yang dipersembahkan biasanya berupa bunga, dupa, buah-buahan, dan jajanan tradisional.
Upacara Saraswati memiliki makna simbolis yang mendalam.
Upacara ini menjadi momen untuk memohon kepada Dewi Saraswati agar memberikan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan kepada umat Hindu.
Selain itu, Upacara Saraswati juga menjadi pengingat bagi umat Hindu untuk selalu menghormati dan menghargai ilmu pengetahuan.
6. Upacara Galungan
Upacara Galungan adalah salah satu hari raya terpenting dalam agama Hindu di Bali.
Upacara ini memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan) yang dilambangkan dengan kemenangan Dewa Indra atas Mayadenawa.
Upacara Galungan memiliki makna simbolis yang mendalam.
Upacara ini menjadi momen untuk merenungkan kemenangan kebaikan atas kejahatan, serta untuk mengingatkan umat Hindu agar selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran.
Baca Juga: Upacara Bakar Batu, Ritual Masak Khas Masyarakat Papua
7. Upacara Mepandes
Upacara Mepandes, juga dikenal sebagai Metatah atau Mesangih.
Ini adalah ritual keagamaan Hindu yang dilakukan di Bali. Upacara ini menandakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Upacara Mepandes biasanya dilakukan pada anak-anak berusia 10-16 tahun. Pada hari upacara, anak-anak tersebut akan diarak keliling desa dengan pakaian adat dan diiringi musik tradisional.
Ritual inti dari Upacara Mepandes adalah pemotongan gigi. Gigi yang dipotong adalah enam gigi taring bagian atas.
Pemotongan gigi ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang disebut dengan "pangrang".
Dengan memotong gigi, diharapkan anak-anak tersebut dapat terhindar dari sifat-sifat buruk dan dapat tumbuh menjadi manusia yang dewasa dan berbudi luhur.
Baca Juga: 9+ Destinasi Wisata Bedugul Bali, Penuh Keindahan Alam!
Demikian informasi seputar tradisi Bali terpopuler dan segala keunikannya.
Dengan kekayaan tradisinya, wisata budaya Bali juga tak kalah menarik dari wisata alamnya.
- https://kesrasetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/10-upacara-ngaben-dalam-agama-hindu
- https://buleleng.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/57-makna-dan-5-tujuan-upacara-melasti-tradisi-hindu
- http://v2.karangasemkab.go.id/index.php/baca-pariwisata/138/Mageret-Pandan#:~:text=Prosesi%20perang%20pandan%20atau%20mekare,yang%20melarang%20rakyatnya%20menyembah%20Tuhan.
- https://desaabiansemal.badungkab.go.id/artikel/29404-makna-upacara-mepandes-atau-potong-gigi
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.