Mengenal Jenis-Jenis Ular Derik, Punya Racun Mematikan!
Ular derik adalah salah satu jenis ular yang cukup dikenal di Indonesia. Ular ini memiliki ciri khas berupa pola warna coklat pada tubuhnya yang membuatnya mudah dikenali.
Selain itu, ular derik juga dikenal sebagai ular yang berbisa dan dapat membahayakan manusia jika tidak dihadapi dengan hati-hati.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami karakteristik dan perilaku ular derik agar dapat menghindari terjadinya konflik dengan hewan ini.
Salah satu hal yang menarik tentang ular derik adalah cara berkembang biaknya.
Ular derik termasuk dalam jenis ular yang berkembang biak dengan cara ovovivipar, yaitu telur yang dibuahi akan menetas di dalam tubuh induknya dan kemudian melahirkan anak ular yang sudah berbentuk sempurna.
Ingin tahu lebih banyak tentang jenis ular ini? Simak sampai akhir, ya!
Baca Juga: Ular Weling dengan Sederet Mitos dan Faktanya
Mengenal Ular Derik
Ular derik, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai rattlesnake, merupakan kelompok ular mura berbisa yang termasuk dalam anak suku Crotalinae.
Ular ini memiliki ciri khas ekor derik yang dapat digetarkan, gigi yang kuat di setiap rahang, serta spesies yang besar dengan panjang tubuhnya mencapai lebih dari 2,5 meter.
Ular derik tersebar luas di Benua Amerika, mulai dari Kanada bagian selatan hingga Argentina bagian utara.
Ciri khas yang paling terkenal dari ular derik adalah kemampuannya untuk menghasilkan bunyi gemericing dengan derik di ujung ekornya, yang bertujuan untuk memperingatkan musuh agar tidak mengganggunya.
Ular derik juga memiliki keistimewaan lain, seperti kemampuan untuk tetap menggigit setelah kepalanya dipotong, yang disebabkan oleh adanya sinar infra merah yang terhubung dengan tubuhnya.
Baca Juga: Mengenal Jenis Ular Welang, Apakah Berbahaya Bagi Manusia?
Klasifikasi Ular Derik
Ular derik dapat diklasifikasikan menjadi dua genus, yaitu Crotalus sp. dan Sistrurus sp.
Berikut masing-masing penjelasannya:
1. Crotalus
Crotalus adalah salah satu genus ular derik yang terdiri dari lebih dari 50 spesies yang berbeda.
Ular dari genus Crotalus memiliki ciri khas ekor derik yang dapat menghasilkan suara gemericing dengan derik di ujung ekornya, yang bertujuan untuk memperingatkan musuh agar tidak mengganggunya.
Ruas derik ini semakin ke ujung, semakin kecil ukurannya. Setiap berganti kulit, akan tumbuh ruas derik yang baru.
Ular dari genus Crotalus hanya terdapat dan dapat ditemukan di benua Amerika, mulai dari Kanada bagian selatan sampai Argentina bagian utara.
Habitatnya biasanya di daerah padang rumput kering atau gurun pasir, namun ada beberapa spesies yang hidup di sekitar perairan.
Ular dari genus Crotalus memiliki gigi yang kuat di setiap rahang dan spesies yang besar dengan panjang tubuhnya mencapai lebih dari 2,5 meter.
Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan berbisa yang dapat membahayakan manusia, ular dari genus Crotalus juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di habitatnya.
2. Sisturus
Sistrurus adalah salah satu genus ular derik yang terdiri dari beberapa spesies yang berbeda.
Ular dari genus Sistrurus memiliki ciri khas ekor derik yang dapat menghasilkan suara gemericing dengan derik di ujung ekornya, yang bertujuan untuk memperingatkan musuh agar tidak mengganggunya.
Namun, spesies ini memiliki ciri khas yang berbeda dalam hal jumlah ruas derik.
Ular besar yang baru lahir hanya memiliki satu ruas derik, yang akan bertambah satu setiap kali ular ini berganti kulit hingga mencapai dewasa.
Ular dari genus Sistrurus juga hanya terdapat di Amerika, tersebar luas mulai dari Kanada bagian selatan hingga Brasil bagian utara dengan populasi terisolasi di Argentina bagian utara.
Baca Juga: Mengenal Ular Pucuk, Sering Ditemukan di Pemukiman!
Cara Ular Derik Menghasilkan Suara
Ular ini menghasilkan suara melalui ekor mereka dengan cara menggoyangkan ruas-ruas derik yang ada di ujung ekor.
Ekornya dapat bersuara karena adanya ruas-ruas yang terbuat dari zat tanduk kokoh berongga di ujung ekor ular.
Saat ruas-ruas ini digetarkan, mereka saling bergesekan satu sama lain dan menimbulkan suara gemericing yang khas.
Saat terancam, ular ini dengan cepat menggoyangkan ekornya untuk menghasilkan suara gemericing.
Suara ini berfungsi sebagai peringatan bagi musuh agar tidak mengganggunya.
Proses ini merupakan mekanisme pertahanan yang penting bagi ular derik untuk menghindari konflik dan bahaya yang mungkin terjadi.
Suara gemericing yang dihasilkan oleh ekor ular ini merupakan sinyal aposematik dalam dunia hewan, yang bertujuan untuk memberikan peringatan kepada predator bahwa ular tersebut berbahaya atau berbisa.
Baca Juga: Arti Mimpi Membunuh Ular Kobra, Simbol Rasa Kecemasan!
Apakah Ular Derik Berbahaya?
Ular ini mengandung bisa yang berbahaya bagi manusia. Racun ular ini dapat dianggap berbahaya karena memiliki efek yang serius pada manusia dan hewan lainnya.
Gigitan ular ini dapat menyebabkan pendarahan internal, kerusakan otot, dan rasa sakit di area yang terluka.
Racun dari ular ini diketahui sangat mematikan, dan bahkan racun dari ular derik muda dianggap lebih berbahaya dibandingkan dengan ular dewasa.
Meskipun demikian, ular ini umumnya hanya menyerang jika benar-benar terjebak atau merasa terancam.
Oleh karena itu, penting untuk memahami karakteristik dan perilaku ular ini serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat ketika berada di habitatnya.
Baca Juga: 9 Hewan Amfibi serta Fakta Menariknya, Bukan Cuma Kodok!
Demikian penjelasan tentang ular derik dan klasifikasinya. Semoga bermanfaat, ya!
- https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/crotalus
- https://www.inaturalist.org/guide_taxa/778222
- https://www.zooamerica.com/animals/western-diamondback-rattlesnake/
- https://www.nwf.org/Educational-Resources/Wildlife-Guide/Reptiles/Rattlesnakes
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.