10 November 2023

Mengenal Ular Pucuk, Sering Ditemukan di Pemukiman!

Ular ini punya warna yang cantik!

Ular pucuk (Ahaetulla prasina) adalah salah satu spesies ular yang menarik perhatian karena penampilannya yang unik.

Ular ini dikenal dengan sebutan "pucuk" karena kemampuannya untuk menyamar seperti pucuk pohon.

Ular ini memiliki tubuh yang ramping dan panjang, dengan panjang rata-rata sekitar 1,2 hingga 1,5 meter. Warna tubuhnya bervariasi, mulai dari hijau cerah hingga cokelat keabu-abuan.

Ular ini banyak ditemukan di daerah hutan tropis, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Ingin mengenal ular ini lebih dekat? Simak penjelasan lengkapnya, ya!

Baca Juga: Mengenal Jenis Ular Welang, Apakah Berbahaya Bagi Manusia?

Ciri Ular Pucuk

Ular Pucuk
Foto: Ular Pucuk (Critter.science)

Ular pucuk (Ahaetulla prasina) memiliki beberapa ciri fisik yang khas, di antaranya:

  • Bentuk Tubuh yang Ramping: Ular pucuk memiliki tubuh yang sangat ramping, dengan panjang mencapai 2 meter pada ular dewasa. Kelebihan panjang ini membuatnya tampak seperti pucuk tanaman rambat, yang juga menjadi asal usul nama umumnya.
  • Kepala yang Runcing: Ular pucuk memiliki kepala yang memanjang dan runcing di bagian moncongnya. Bentuk kepala ini memberikan ular pucuk penampilan yang unik dan membedakannya dari jenis ular lainnya.
  • Warna dan Pola Tubuh yang Bervariasi: Ular pucuk dewasa biasanya memiliki warna hijau daun dengan garis tipis berwarna kuning keputihan di sepanjang tepi bawah tubuhnya. Namun, saat dilahirkan, warna kulitnya bisa bervariasi antara cokelat, kuning, dan hijau.
  • Mata yang Besar dengan Pupil Horizontal: Mata ular pucuk memiliki ukuran yang agak besar dan dilengkapi dengan pupil horizontal. Ciri ini membantu ular pucuk dalam berburu mangsa di lingkungan sekitarnya.
  • Aktif di Pagi dan Siang Hari (Diurnal): Ular pucuk adalah jenis ular yang aktif pada pagi dan siang hari. Pada waktu-waktu ini, mereka mencari mangsa seperti burung kecil, kadal, dan kodok.

Baca Juga: Mengenal Jenis dan Habitat Ular Sanca di Indonesia

Habitat dan Persebaran Ular Pucuk

Ular pucuk dapat ditemukan di hutan hujan tropis, termasuk hutan pegunungan, hutan kering, dan perkebunan.

Selain itu, ular ini juga bersemayam di pohon-pohon yang tumbuh di pinggir jalan dan di taman-taman kota.

Habitat mereka mencakup semak-semak dan kebun, bahkan hutan terbuka dan perkebunan.

Di beberapa tempat, seperti Taman Hutan Raya Bunder di Gunungkidul, Yogyakarta, ular ini menjadi makhluk yang mendominasi, terutama di lokasi dengan tingkat kelembaban yang tinggi dan vegetasi yang beragam.

Bahkan, meskipun seringkali ditemukan di lingkungan yang subur, mereka juga dapat berkeliaran di pekarangan rumah, termasuk di Indonesia.

Kemampuan ular ini untuk mencari makanan seperti cecak pohon, kadal pohon, katak pohon, dan anak burung menjadikannya ahli beradaptasi di berbagai kondisi habitat.

Ular ini memiliki persebaran yang luas di berbagai negara dan wilayah, termasuk di Bali, Bangka, Belitung, Butung, Jawa, Kalimantan, Lombok, Kepulauan Mentawai, Natuna Kepulauan, Nias, Kepulauan Riau, Kepulauan Sangihe, Sebuku, Simeulue, Kepulauan Sula, Sulawesi, Sumatera, Sumbawa, dan Ternate.

Mereka juga dapat ditemukan di negara-negara seperti India, China, dan berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Laos, dan Vietnam.

Baca Juga: Simak 6 Ular Berbisa di Indonesia, Waspada!

Apakah Ular Pucuk Berbahaya?

Ular Pucuk
Foto: Ular Pucuk (Hongkongsnakeid.com)

Ular pucuk adalah jenis ular yang memiliki bisa, namun tidak dianggap berbahaya bagi manusia.

Gigitan ular pucuk hanya menyebabkan efek samping yang relatif ringan, seperti pembengkakan di daerah gigitan.

Ini berarti bahwa bisa ular pucuk memiliki tingkat keparahan yang rendah dan jarang menyebabkan ancaman serius bagi kesehatan manusia.


Ular ini biasanya memakan mangsa seperti cicak, kadal, dan kodok. Kadang-kadang, mereka juga dapat memangsa burung kecil.

Namun demikian, seperti ular lainnya, tetap diperlukan kewaspadaan saat berinteraksi dengan ular pucuk di alam liar.

Meskipun bisa mereka tidak mematikan, gigitan ular dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan, dan reaksi alergi terhadap bisa ular juga mungkin terjadi pada beberapa individu.

Perbedaan Ular Berbisa dan Tidak Berbisa

Berikut beberapa perbedaan ular berbisa dan tidak berbisa yang perlu Moms ketahui.

1. Kemampuan Memproduksi Bisa

Ular berbisa memiliki kemampuan untuk menghasilkan bisa beracun karena mereka memiliki kelenjar bisa dan taring berbisa yang dapat mengirimkan bisa tersebut ke dalam mangsa atau musuh mereka.

Bisa ini digunakan untuk memobilisasi atau membunuh mangsa, serta sebagai alat pertahanan diri.

Sementara itu, ular tidak berbisa tidak memiliki kelenjar bisa atau taring, sehingga mereka tidak mampu menghasilkan atau mengirimkan bisa beracun.

2. Bentuk Kepala

Salah satu perbedaan yang dapat dilihat adalah bentuk kepala ular.

Ular berbisa cenderung memiliki kepala yang lebih besar dan berbentuk segitiga atau hampir segitiga. Bagian belakang kepala mereka seringkali lebih tebal karena kelenjar bisa.

Di sisi lain, ular tidak berbisa memiliki kepala yang lebih kecil dan lebih bulat tanpa bentuk segitiga yang mencolok.

3. Pupil Mata

Pupil mata ular berbisa seringkali berbentuk vertikal, mirip dengan celah sempit, yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan cahaya dan mengukur jarak dengan lebih baik.

Pupil ini memungkinkan ular berbisa untuk menjadi pemangsa yang efisien.

Pada saat yang sama, ular tidak berbisa memiliki pupil mata yang berbentuk bulat dan tidak memiliki kemampuan untuk melebar atau menyempit seperti pupil ular berbisa.

Baca Juga: Mengenal Hewan Mamalia, dari Ciri hingga Contohnya

4. Lubang Hidung

Ular berbisa memiliki lubang panas atau organ loreal di sekitar lubang hidung dan mata yang memungkinkan mereka untuk mendeteksi perbedaan suhu pada mangsa mereka.

Ini membantu mereka dalam melacak mangsa yang sedang bergerak, terutama di malam hari. Sementara itu, ular tidak berbisa tidak memiliki lubang panas atau organ loreal.

5. Gigitan

Gigitan ular berbisa dapat menyuntikkan bisa beracun ke dalam mangsa atau musuh mereka melalui taring berbisa yang terletak di rahang atas mereka.

Ini adalah salah satu cara utama mereka menggunakan bisa mereka.

Di sisi lain, gigitan ular tidak berbisa tidak mengandung bisa beracun dan biasanya digunakan untuk menangkap dan meremas mangsa sebelum menelannya.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Pantai di Jogja yang Mirip Bali, Eksotis!

Demikian penjelasan tentang ular pucuk serta perbedaan ular berbisa dan tidak berbisa. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

  • https://www.thainationalparks.com/species/ahaetulla-prasina
  • https://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Ahaetulla&species=prasina
  • https://animalia.bio/asian-vine-snake
  • https://www.ecologyasia.com/verts/snakes/oriental_whip-snake.htm

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.