Viral Guru Tampar Murid di Sekolah, Sebaiknya Orang Tua Lakukan 7 Cara Ini Saat Anak Mendapat Kekerasan
Idealnya, kita sebagai orang tua berharap sekolah akan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak kita untuk belajar dan bersosialisasi.
Namun, baru-baru ini dunia pendidikan Indonesia kembali digemparkan dengan kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Seorang guru di Purwokerto, Jawa Tengah diketahui menampar seorang muridnya. Sebuah video merekam aksi yang menghebohkan itu.
Baca juga: Anak Tidak Mau Sekolah Karena Takut Dengan Guru?
Dalam video berdurasi 15 detik itu, awalnya guru berseragam putih-biru tersebut terlihat mengusap-usap pipi siswanya di depan kelas. Tak lama kemudian, sambil berbicara ia lalu menampar pipi siswa tersebut dengan keras hingga terhuyung.
Tak lama setelah video tersebut menjadi viral, guru berinisial LK yang mengajar di SMK Kesatrian Purwokerto itu mengunggah sebuah video klarifikasi.
Dalam video tersebut, ia menegaskan bahwa aksi yang dilakukannya itu bukan tanpa alasan. Ia juga berharap para orang tua memahami tindakannya tersebut.
“Dan saya kira anak-anak ini bisa menjelaskan kenapa saya melakukan itu semua,” tuturnya melalui video klarifikasi.
Baca Juga : Pentingnya Rutin Berkomunikasi dengan Guru di Sekolah
Sebagai orang tua korban, Moms tentu akan kesal dan marah jika mendapati hal ini terjadi pada Si Kecil maupun siswa lainnya. Tak jarang, orang tua yang tak terima anaknya mendapat perlakuan tersebut langsung memilih ranah hukum sebagai penyelesaian.
Sang guru LK tersebut diketahui telah dilaporkan orang tua siswa ke pihak berwenang.
Namun, apakah hal tersebut menyelesaikan masalah dengan tuntas dan efektif?
Ada baiknya Moms lebih bijak dalam menghadapi situasi seperti ini.
Jadi, apa saja yang sebaiknya Moms lakukan saat menghadapi situasi seperti ini? Simak cara berikut ini:
-
Mendengarkan
Saat mendapatkan kabar tersebut, tahan keinginan Moms untuk berbicara. Cobalah untuk mendengar penjelasan dari pihak sekolah dan guru.
Tentunya Moms juga harus mendengar penjelasan dari anak Moms. Setelah mendengarkan kedua belah pihak, Moms akan bisa menentukan sikap.
-
Coba untuk tidak dimasukkan ke hati
Saat menjadi korban kekerasan guru, sebagai orang tua, Moms pasti akan merasa tersinggung. Tapi, cobalah untuk menahan diri dan tidak memasukkannya ke hati. Dengan begitu, Moms bisa berpikir lebih jernih.
Baca juga: Menghadapi Berbagai Keluhan Anak Soal Sekolah
-
Ajukan pertanyaan dengan tenang
Jangan panik!
Dalam hati, Moms pasti panik setengah mati. Tapi, cobalah untuk mengendalikan diri. Coba bertanya kepada kedua belah pihak yang terlibat secara tenang. Jangan membabi buta seperti polisi sedang menginterogasi tersangka.
-
Kenali karakter anak
Mom juga harus mengenali karakter anak. Dari situ, Moms bisa menilai apakah anak Moms berpotensi untuk berbuat kesalahan seperti yang dituduhkan pihak sekolah. Atau justru sebaliknya. Dia murni menjadi korban kekerasan tanpa ada alasan yang jelas.
Baca Juga : Ketika Anak Sulit Berbaur dengan Teman Sekolahnya
-
Cari cara untuk mendukung perilaku baik di rumah
Di rumah, Moms juga punya pekerjaan rumah untuk mendidik anak agak bisa berperilaku baik di luar rumah. Kapan pun, kepada siapa pun, dan di mana pun.
-
Berkomunikasi dengan sekolah
Komunikasi dengan sekolah sangatlah penting. Jangan hanya karena tersinggung atas kejadian tersebut, Moms tidak membuka komunikasi dengan sekolah.
-
Susun rencana
Setelah mengetahui kronologis kejadian dan duduk masalah dari kedua belah pihak, barulah Moms bersikap. Susun rencana ke depan. Termasuk opsi memindahkan anak ke sekolah lain untuk menghindari trauma.
Namun, jika juga diperlukan karena tidak menemui penyelesaian secara kekeluargaan dan kekerasan yang ditimbulkan merugikan anak, Moms bisa membawa masalah ini ke ranah hukum dengan meminta bantuan pada pihak yang tepat.
Baca Juga : Pentingnya Menjadi Partner Guru di Sekolah dalam Mendidik Anak
Itulah beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk merespons masalah anak di sekolah. Bagaimana pendapat Moms mengenai hal ini?
(AND)
Sumber: organizedmotherhood.com, parenting.com, parents.com
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.