Waspada 3 Dampak Fatal Jangka Panjang dari Tidur Balita yang Tidak Berkualitas
Moms mungkin sudah pernah mendengar tentang dampak jangka pendek akibat tidur balita tidak berkualitas, seperti mood jelek, rewel, sering berulah, dan masih banyak lagi.
Tapi, apa Moms sudah tahu tentang seriusnya dampak jangka panjang yang akan dirasakan bila tidur balita sering tidak berkualitas?
Bila melihat panduan dari The Canadian Pediatric Society, waktu tidur balita dalam sehari harus disesuaikan dengan umurnya, yaitu sekitar 10-13 jam untuk balita berusia 1 sampai 3 tahun dan 10-12 jam untuk balita berusia 3 sampai 5 tahun.
Waktu tidur balita sangat penting untuk mengembalikan energi tubuh, mendukung tumbuh kembang, menyeimbangkan hormon, meningkatkan kekebalan tubuh, serta menjaga kelancaran berbagai fungsi tubuh.
Saat tidur balita tidak berkualitas, biasanya Moms bisa melihat tanda seperti:
- Sulit bangun tidur di pagi hari dan harus dibangunkan berulang kali.
- Sering menguap dan mengeluh lelah atau mengantuk di siang hari.
- Mengompol
- Overaktif dan rewel.
- Sering tertidur diluar jadwal tidur siang atau tidur malam.
- Sulit tidur di malam hari.
Moms harus jeli melihat tanda diatas, karena balita biasanya belum mengungkapkan apa yang dirasakannya secara verbal.
Bila Si Kecil sering menunjukkan tanda diatas dan tidak segera ditangani, maka ada beberapa dampak jangka panjang ini bisa mengancamnya di masa depan:
1. Mengganggu Perkembangan Otak
Foto : Geminiresearchnews.com
Menurut peneliti dari University Hospital of Zurich, tidur berperan penting dalam mendorong pembentukan hubungan syaraf otak serta mempengaruhi pematangan otak balita.
Bila tidur balita sering tidak berkualitas, terutama pada usia 3 hingga 4 tahun, dalam jangka panjang dapat merusak bagian posterior otak yang mengatur skill spasial, informasi sensori, pergerakan, serta perhatian.
Baca Juga : 5 Trik Mudah Atur Pola Tidur Bayi Baru Lahir Tanpa Perlu Begadang
2. Meningkatkan Risiko Obesitas
Foto : Irishtimes.com
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Otago menyimpulkan bahwa anak dan balita yang tidurnya tidak berkualitas memiliki resiko obesitas serta diabetes yang lebih tinggi.
Fenomena ini diduga terjadi karena tidur tidak berkualitas membuat tubuh balita meningkatkan produksi hormon ghrelin yang memperbesar nafsu makan dan menurunkan produksi leptin yang memberi sinyal rasa kenyang.
Tidak heran kalau kemudian balita cenderung makan lebih banyak dari kebutuhannya, sehingga kalori berlebih kemudian menumpuk menjadi lemak.
Baca Juga : Ternyata Begadang dan Tidur Tidak Nyenyak Bikin Anak Pendek
3. Meningkatkan Risiko Gangguan Perilaku
Foto : Verywellfamily.com
Dr. Jodi Mindell dari Children’s Hospital of Philadelphia menyatakan bahwa anak yang sering kurang tidur atau tidurnya tidak berkualitas cenderung berperilaku overaktif, lebih agresif, tidak menurut, tertutup, dan juga mudah cemas.
Akibat tidur balita tidak berkualitas, dalam jangka panjang mereka juga jadi sulit mengelola perasaan dan mengendalikan dorongan impulsif.
Kalau tidak mau tumbuh kembang Si Kecil jadi terganggu karena kualitas tidur yang buruk, Moms perlu memastikan waktu tidurnya tercukupi dan selalu jeli melihat tanda gangguan tidur.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Kualitas Tidur Bayi
Kira-kira apa ya Moms, yang bisa membuat kualitas tidur balita jadi lebih baik?
(WA)
Sumber : verywellfamily.com, nhs.uk, romper.com
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.