Benjol di Kepala Bayi, Berbahayakah? Ini Cara untuk Mengatasinya!
Jatuh, terbentur, dan benjol adalah bagian tak terhindarkan dari perkembangan kemampuan motorik dan kemandirian anak. Si Kecil mungkin juga mengalami benjol di kepala bayi.
Meski Moms sudah berusaha mengawasi dan menjaga anak sekuat tenaga, tetap saja anak bisa jatuh dari kursi, tempat tidur, ayunan, tangga, sepeda, atau karena berlari-lari, terutama yang berusia di bawah empat tahun.
Kepala benjol juga kerap ditemukan pada bayi yang sedang belajar merangkak dan berjalan. Biasanya mereka terlalu bersemangat untuk merangkak atau berjalan, sehingga terbentur benda padat di sekitarnya.
Sebuah studi oleh Motts Children Hospital menjelaskan bahwa kaki anak-anak kecil agak lebih pendek dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
Ini membuat pusat gravitasi anak lebih dekat ke kepala daripada pusat gravitasi orang dewasa.
Anak-anak kecil lebih mungkin mengalami kecelakaan atau jatuh saat mereka mempelajari keterampilan baru seperti berjalan, berlari, dan melompat.
Maka banyak anak kecil mengalami benturan di kepala saat proses ini terjadi. Ini menyebabkan kulit kepala mengalami cedera dan benjolan mulai timbul.
Lalu, apakah benjol di kepala bayi berbahaya? Bagaimana cara mengatasi atau mencegah terjadinya benjol pada Si Kecil? Simak lebih lanjut penjelasannya berikut ini, Moms.
Baca Juga: Bayi Sering Menangis? Redakan dengan Teknik 5S
Benjol di Kepala Bayi, Bahayakah?
Foto: Orami Photo Stock
Benturan di kulit kepala, dapat menyebabkan pendarahan cukup banyak. Ini karena pembuluh darah di kepala relatif lebih banyak dibandingkan bagian tubuh lainnya.
Menurut Indonesian Pediatric Society, benjolan di kepala dianggap berisiko tinggi apabila didapatkan penurunan kesadaran, anak gelisah, dan gejala kelainan saraf pada kepala.
Ditemukan garis retak, ubun-ubun menonjol, muntah-muntah dan kehilangan kesadaran lebih dari satu menit.
Perlu tindakan medis segera untuk mendapatkan pertolongan pertama, ya Moms!
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), jatuh adalah penyebab cedera kepala nomor satu pada anak berusia di bawah 9 tahun. Hal ini bisa mengakibatkan benjol.
Baca Juga: 6 Makanan Sehat yang Bantu Lawan Infeksi Virus
Meski terlihat mengerikan, benjol di kepala bayi tidak selalu berarti anak terluka serius. Kebanyakan bengkak di kepala menonjol karena tengkorak anak berada tepat di bawah kulitnya.
Namun kebanyakan benjolan di kepala bayi terjadi karena ulah ketidaksengajaan seperti jatuh dari sepeda, berlari-lari, bermain dan ketika merangkak.
"Benjolan kepala akibat jatuh paling sering terjadi pada anak-anak usia prasekolah. Ini karena mereka memiliki kepala besar yang tidak proporsional, mengembangkan koordinasi otot dan memiliki rasa yang tidak memadai tentang aktivitas yang berpotensi berbahaya," ujar Dawn. D. Johnson, Medical Director of Children's Health.
Jadi Moms tidak perlu khawatir yang berlebihan ketika Si Kecil tidak merasakan reaksi setelah mengalami benturan.
Apa Dampak Benjol di Kepala Bayi?
Foto: Orami Photo Stock
Menurut Harvard Medical School melansir Verywellfamily, 90% cedera kepala masa kanak-kanak dianggap ringan, dan biasanya hanya perawatan di rumah yang dibutuhkan.
Benjol di kepala bayi kerap terjadi di saat masa pertumbuhan mereka.
"Tanda-tanda kondisi serius terjadi adalah ketika dalam 24 jam pertama setelah cedera, tetapi gejala yang jarang dapat muncul sekitar 72 jam setelah trauma kepala," jelas Dr. Johnson.
Jadi, penting untuk memperhatikan tanda-tanda peringatan yang mungkin mengindikasikan cedera serius.
Berikut beberapa hal yang mungkin terjadi setelah benjolan kecil:
Baca Juga: Trik Menjaga Air Ketuban Trimester Ketiga Tetap Aman Hingga Akhir Kehamilan
1. Menangis
Bayi adalah manusia paling sensitif dalam merasakan luka di tubuhnya.
Saat bayi terbentur kepalanya, hal pertama yang biasanya terjadi adalah bayi akan menangis. Ini adalah reaksi normal ketika sesuatu yang mengejutkan, tidak nyaman, dan mungkin menyakitkan terjadi pada mereka.
Setelah menangis, mereka mungkin menghabiskan waktu 15-30 menit untuk terlihat lebih tenang atau menyendiri. Ini juga merupakan reaksi normal terhadap cedera ringan, termasuk benjol di kepala bayi.
2. Benjolan Berwarna Merah
Benjolan pada bayi biasanya berubah kemerahan. Namun tak sedikit ada juga yang mengeluarkan darah.
Bahkan luka kecil pun bisa menghasilkan jumlah darah yang mengejutkan pada bayi. Hal ini dikarenakan terdapat banyak pembuluh darah di dekat permukaan kulit di kulit kepala.
Jika Moms mampu menghentikan pendarahan dengan tekanan lembut, tidak ada yang perlu dikhawatirkan bila Si Kecil mengalami benjol di kepala bayi.
3. Benjolan Menyerupai Telur
Dalam beberapa menit atau jam, mungkin benjol di kepala bayi akan terlihat seperti "telur angsa". Ini mulai terbentuk di tempat benjolan itu terjadi.
Ini bisa menjadi agak besar, tetapi biasanya tidak perlu dikhawatirkan, selama bayi masih dalam kondisi baik-baik saja.
4. Benjolan Tidak Biasa
Jika benjol di kepala bayi menyebabkan bagian tubuh lain merasakan nyeri atau sakit, ini petanda hal yang serius. Terutama pada bagian leher atau tulang belakang terasa nyeri pasca benturan, kemungkinan bayi mengalami cedera serius.
Segera kunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan optimal, ya.
Baca Juga: Waspada! Bayi Rentan Jatuh dari Kasur di Fase Pertumbuhan Ini
5. Perubahan Perilaku
Apabila pasca benturan dan menyebabkan benjol di kepala bayi, ia akan menangis dan merasa kesakitan. Namun, apabila bayi terus-terusan rewel dan nangis dari biasanya, kemungkinan sesuatu terjadi.
Apalagi ketika Si Kecil menolak makan, muntah-muntah, rewel, maka ini kondisi yang perlu dikhawatirkan. Takutnya terjadi kondisi kesehatan lain yang berawal dari benjolan di kepala.
Baca Juga: Jangan Panik! Ini Yang Harus Dilakukan Ketika Anak Cedera Kepala
Bagaimana Cara Mencegah Benjolan di Kepala Bayi?
Foto: Orami Photo Stock
Menurut Children Health, ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah benjol di kepala bayi.
Moms dapat menerapkan tips ini di rumah agar keselamatan Si Kecil lebih terjamin dalam waktu bermain mereka.
- Menggunakan tempat tidur dengan ukuran yang sesuai. Jangan gunakan tempat tidur terlalu besar atau terlalu kecil. Ini agar bayi dapat dengan nyaman istirahat dan bebas untuk menggerakan tubuhnya.
- Jauhkan area berbahaya seperti tangga, kursi bertingkat atau benda tajam. Si Kecil dalam masa pertumbuhannya sering mengeksplor sekitarnya. Maka pastikan barang-barang aman ya, Moms.
- Tidak meninggalkan bayi sendirian di sofa atau tempat tidur. Gerakan bayi sering tiba-tiba dan ini menyebabkan mereka sering terbentur dan menyebabkan kepala benjol.
- Melindungi tepian dan sudut ruangan. Tutup sudut meja atau kursi dengan bahan lunak. Sehingga bayi terjaga keamanannya ketika sedang bermain.
- Memakai car seat saat sedang bepergian. Rem mendadak menyebabkan benturan di mobil dan kepala bayi bisa benjol dan mengalami cedera serius.
Seperti Apa Tips Mengatasi Benjol dan Meredakan Tangis Bayi?
Moms sudah mengetahui apakah benjol di kepala bayi merupakan hal yang berbahaya atau tidak. Lalu, jika tangisan Si Kecil tak kunjung mereda, apa tips yang bisa dilakukan? Simak berikut ini, Moms.
- Reaksi bayi saat jatuh seringkali tergantung reaksi kita. Karena itu, tetaplah tenang jika anak terjatuh tapi tak terlihat cedera. Jika ia menangis, tenangkan anak dengan memeluknya dan ajak ia untuk kembali bergerak namun lebih berhati-hati.
- Kalau kepala bayi benjol, redakan dengan mengompres bagian yang bengkak menggunakan sesuatu yang dingin – misalnya es yang dibungkus kain atau dimasukkan ke kaos kaki, selama kira-kira 20 menit. Jangan tempelkan es langsung ke kulit karena justru akan melukainya.
- Jika kepala bayi luka dan berdarah, gunakan kasa steril dan berikan tekanan selama 10 menit untuk menghentikan perdarahan. Jangan membersihkan luka karena justru akan memperparah perdarahan atau menyebabkan komplikasi serius jika tulang tengkorak retak.
- Jika anak merasa tidak nyaman setelah terbentur, berikan ia acetaminophen atau ibuprofen untuk meredakan nyerinya. Jangan berikan aspirin kepada anak-anak karena bisa menyebabkan sindrom Reye’s yang serius dan langka.
- Alihkan anak dari perasaan tidak nyaman dengan memberinya susu atau makanan, atau dengan membaca buku.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Mencegah Kepala Bayi Peyang
Perhatikan tingkah laku bayi selama dua jam sejak jatuh atau terbentur, terutama caranya berbicara dan berjalan. Kalau anak terlihat baik-baik saja, teruskan pengamatan selama 24 jam.
Jika Moms mendapati hal yang tidak normal pasca benjol di kepala bayi, segera bawa bayi ke dokter. Dikhawatirkan anak mengalami gegar otak yang harus ditindak cepat.
Pastikan anak selalu berada di bawah pengawasan orang dewasa. Selama area bermainnya bebas dari tangga, sudut yang tajam, serta sumber bahaya lainnya, jatuh biasanya tidak menyebabkan cedera serius.
Selalu periksa kondisi anak jika kepalanya terbentur. Penelitian menunjukkan bahwa jika anak terbentur lagi sebelum luka pertamanya sembuh, efek cederanya jadi lebih panjang. Bahkan, dalam kasus yang jarang terjadi, hal ini bisa berakibat fatal.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.