5 Fakta Penyakit Disleksia yang Merupakan Salah Satu Gangguan Belajar
Yuk, simak fakta penyakit disleksia berikut ini.
Pernahkah Moms merasa kesulitan membaca? Misalnya karena hurufnya terlalu kecil atau tulisannya sulit dimengerti.
Biasanya dengan memicingkan mata atau mendekatkan tulisan ke indera penglihatan, masalah selesai. Tetapi berbeda dengan orang yang mengalami disleksia.
Disleksia adalah gangguan belajar khusus yang melibatkan kesulitan membaca.
Tanpa diagnosis dan instruksi yang tepat, disleksia dapat menyebabkan frustrasi, kegagalan sekolah, dan rendah diri.
Berikut ini Orami sudah merangkum fakta-fakta penyakit disleksia yang perlu Moms tahu.
Baca sampai habis, ya!
Baca Juga: Yuk Coba! Ini 7 Cara Membantu Anak Disgrafia Belajar Di Rumah
1. Faktor Penyebab Utama
Foto: healthline.com
Fakta penyakit disleksia pertama adalah, bahkan dokter dan peneliti spesialis tidak tahu pasti apa yang menyebabkan disleksia.
Beberapa bukti menunjukkan kemungkinan bahwa kondisi ini bersifat genetik, seperti yang sering terjadi pada keluarga.
Namun, tampaknya ada dua faktor utama. Yakni, genetik dan gangguan otak.
2. Faktor Genetik
Foto: bbc.co.uk
Sebuah tim di Yale School of Medicine menemukan fakta penyakit disleksia berikutnya bahwa cacat pada gen, yang dikenal sebagai DCDC2, dikaitkan dengan masalah dalam kinerja membaca.
Para peneliti memperkirakan, bahwa seorang anak dengan orang tua yang terkena memiliki peluang 40 hingga 60 persen untuk memiliki disleksia. Risikonya lebih tinggi jika kerabat juga memilikinya.
Meski begitu, genetik bukanlah satu-satunya penyebab disleksia. Ada stresor lingkungan, seperti kesehatan Moms selama kehamilan, yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami disleksia secara genetik.
Stresor yang dimaksud misalnya bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, Moms terpapar obat-obatan, alkohol, atau nikotin saat hamil.
Baca Juga: Seru! 5 Ide Aktivitas Bermain Sambil Belajar Untuk Balita Disleksia
3. Gangguan Otak
Foto: indyschild.com
Dokter mata Jerman abad ke-19 Rudolf Berlin, tidak dapat menemukan apapun yang salah dengan penglihatan pasien-pasiennya yang kesulitan membaca.
Dia berspekulasi bahwa masalahnya pasti ada hubungannya dengan anatomi otak.
Itulah yang diyakini oleh para ilmuwan saat ini: struktur otak. Bersama dengan genetika, hal-hal yang terjadi pada otak mungkin menuntun seseorang untuk mengalami disleksia.
Sebab, pada otak orang-orang dengan disleksia, ahli saraf telah melihat berkurangnya aktivitas dan berkurangnya materi abu-abu di daerah otak kiri.
4. Tidak Bisa Sembuh
Foto: youaremom.com
Menurut Asosiasi Disleksia Internasional, studi pencitraan otak yang dilakukan pada individu dengan disleksia menunjukkan perubahan setelah mereka menerima instruksi membaca.
Fakta penyakit disleksia ini, dengan intervensi yang benar, otak mampu berubah.
Disleksia adalah kelainan yang terjadi saat lahir dan tidak dapat dicegah atau disembuhkan. Tetapi dapat dikelola dengan instruksi dan dukungan khusus.
The Brain Foundation di Australia mencatat, meskipun prospek penderita disleksia tergantung pada keparahan gangguan mereka, mayoritas bisa hidup normal dan produktif.
Baca Juga: Kenali Diskalkulia, Gangguan yang Membuat Anak Sulit Belajar Matematika
5. Termasuk Gangguan Belajar
Foto: medicalnewstoday.com
Menurut Sistem Kesehatan Universitas Michigan, disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang paling umum.
Asosiasi Disleksia Internasional memperkirakan bahwa 15 hingga 20 persen populasi Amerika memiliki beberapa gejala disleksia termasuk membaca lambat atau tidak akurat, ejaan yang buruk, penulisan yang buruk, atau mencampurkan kata-kata yang serupa.
Meski begitu, anak yang mengalami disleksia perlu perawatan khusus yang tepat agar bisa mengatasi kekurangannya di kemudian hari.
Nah, itulah fakta penyakit disleksia yang perlu Moms tahu. Jika buah hati atau orang terdekat menderitanya, bantu dan jangan dihakimi ya, Moms.
(CIL/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.