5 Fakta Thalasemia Anak yang Sering Muncul
Salah satu penyakit yang umum dan mungkin diderita anak adalah thalasemia. Ada banyak fakta thalasemia pada anak yang sering muncul, termasuk masalah zat besi dan kelainan tulang.
Dilansir dari website Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, berdasarkan data terdapat sekitar 7% populasi dunia sebagai pembawa sifat thalasemia dengan kematian sekitar 50.000 – 100.000 anak dengan 80% kasusnya nya terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data dari Yayasan Thalassaemia Indonesia, terjadi peningkatan kasus Talasemia yang terus menerus sejak tahun 2012 (4896 kasus) hingga tahun 2018 (8761 kasus).
Yuk, kenali penyakit kelainan darah yang disebabkan oleh faktor turunan atau genetik ini. Tentu saja supaya Moms dan Dad bisa lebih paham dan waspada jika kondisi ini menurun serta menimpa Si Kecil.
Baca Juga: Penyakit Thalasemia di Indonesia Meningkat, Apa Penyebab dan Cara Mengatasinya?
Fakta Thalasemia pada Anak yang Sering Muncul
Berikut 5 fakta thalasemia pada anak yang sering muncul.
1. Penyakit Keturunan dan Tidak Bisa Dicegah
Foto: Mission Health Blog
Ini adalah fakta thalasemia pada anak yang sering muncul dan paling mendasar. "Penyakit ini disebabkan oleh cacat bawaan pada gen beta-globin, komponen penting dari sel darah merah, dan merupakan salah satu kelainan darah genetik paling umum di dunia," ungkap Irene Roberts, Profesor Hematologi Anak, Universitas Oxford.
Dikutip dari halaman Centres of Disease Control and Prevention, jika Moms dan Dads memiliki riwayat keluarga dengan thalasemia atau menderita penyakit ini, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk penanganan terbaik jika Si Kecil kemungkinan mendapatkan penyakit ini.
Baca Juga: Bagaimana Gen Ayah Memengaruhi Penyakit Turunan Pada Anak?
2. Si Kecil Kekuranan Oksigen Dalam Tubuh
Foto: MVP Pediatric and Urgent Care
Jika Si Kecil menderita penyakit ini maka maka tubuhnya tidak bisa memproduksi sel darah merah hemoglobin (HB) secara sempurna.
Hemoglobin dalam sel darah merah punya fungsi penting dalam tubuh, yaitu mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh anggota tubuh. Ketika menderita penyakit ini tingkat oksigen dalam tubuh Si Kecil akan sangat rendah.
Saat kekurangan oksigen, anak-anak akan cenderung mudah lelah, seing mengantuk, sulit bernapas, dan yang lebih parah adalah pingsan.
3. Gejala yang Dialami Bisa Berbeda
Foto: Huffington Post Canada
Ada tiga jenis thalasemia yang perlu Moms ketahui, yaitu Thalasemia Mayor, Thalasemia Minor, dan Thalasemia Intermedia.
Ketiganya memiliki gejala yang berbeda. Thalasemia mayor umumnya diketahui sejak bayi dengan kondisi bayi yang tampak pucat, lesu, sering sakit, perutnya membuncit, hingga menguning.
Pada thalasemia minor biasanya tidak ada gejala, tetapi saat dilakukan pemeriksaan baru ketahuan kalau hemogoblinnya rendah.
Sedangkan pada thalasemia intermedia baru akan ketahuan kalau anak sudah lebih besar dan biasanya tidak membutuhkan transfusi darah.
Baca Juga: Ini Gejala Penyakit Klamidia, si Silent Killer yang Sulit Dideteksi
4. Harus Rutin Tranfusi Darah
Foto: Science Source
Untuk dapat hidup dengan normal, anak-anak yang menderita thalasemia harus menjalani transfusi darah, minimal dua minggu sekali, tergantung jenis thalasemia yang dialami.
Tujuan transfusi darah adalah untuk menambah jumlah hemoglobin dalam darahnya, sebab jika tidak dilakukan akan memengaruhi kondisi kesehatan, pertumbuhan, dan aktivitas anak.
Sampai saat ini transfusi darah merupakan terapi terbaik untuk mengatasi masalah thalasemia pada anak dan dewasa. Jadi, sepanjang hidupnya penderia thalasemia harus bergantung pada transfusi darah.
5. Bisa Diatasi dengan Bone Marrow Transplantation
Foto: Todays Parents
Ada satu cara untuk menyembuhkan penyakit thalasemia, terutama pada anak yang terserang thalasemia mayor. Caranya adalah dengan Bone Marrow Transplantation.
Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur medis yang dilakukan untuk menggantikan sumsum tulang yang telah rusak atau hancur karena penyakit, infeksi, atau kemoterapi.
"Hasil ini benar-benar menarik ketika kita mendekati tingkat kesembuhan 90 persen untuk sel sabit dan thalassemia beta," kata dokter Robert Brodsky, MD, profesor kedokteran dan penelitian onkologi di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.
Namun, tindakan ini membutuhkan biaya kurang lebih sekitar 6 miliar rupiah, seperti yang dikutip Hematology and BMT Institute International (HBII).
Baca Juga: Penyakit Keturunan Penyebab Batuk pada Bayi, Ini Dia Jenisnya
Dengan mengenali fakta thalasemia pada anak yang sering muncul di atas semoga Moms dan Dads bisa memberikan penangan yang tepat pada Si Kecil.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.