7 Penyebab Anak Berperilaku Buruk, Bisa Karena Stres atau Pola Asuh Otoriter

Bukan karena nakal atau tidak bisa diatur, penyebab anak berperilaku buruk pada anak ternyata lebih sering dilandasi oleh berbagai faktor.

Di antaranya, seperti kendala komunikasi, kondisi psikologis, dan pengaruh lingkungan terdekat.

Dengan memahami kondisi dan motivasi di balik perilaku anak, Moms dan Dads bisa lebih mudah menentukan disiplin dan langkah intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah perilaku Si Kecil.

Hindari langsung memarahi anak atau bahkan hingga bertindak kasar saat anak Moms berulah.

Hal ini justru tak akan membantu karena Si Kecil bisa menjadi lebih buruk dalam bertindak.

Baca Juga: Cegah Masalah Perilaku Anak Sebelum Terjadi, Begini Caranya!

Penyebab Anak Berperilaku Buruk

Oleh karena itu, mari baca sampai selesai untuk tahu lebih banyak tentang penyebab anak berperilaku buruk, di antaranya:

1. Temperamen

Secara definisi, temperamen adalah keunikan perilaku, cara berpikir, dan sikap bawaan lahir anak yang tidak dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan, atau pendidikan.

Itulah alasan ada bayi yang sudah tampak sensitif, periang, atau santai.

Menurut Urban Child Institute, ada karakteristik tertentu mengenai temperamen pada anak yang diketahui memiliki kecenderungan lebih besar berkembang menjadi masalah perilaku, yaitu:

• Externalizing

Meluapkan emosi negatif pada orang lain, biasanya secara agresif, disruptif, atau membangkang.

• Internalizing

Menyimpan dan menekan emosi negatif di dalam diri, yang umumnya membuat anak lebih tertutup, sering merasa sedih dan kesepian, serta mengalami gejala psikosomatik.

Berita baiknya, perilaku anak dengan temperamen kurang baik masih bisa diarahkan dengan pola asuh dan pengaruh lingkungan yang positif.

Baca Juga: 5 Jenis Masalah Perilaku Anak Dan Cara Mengatasinya

2. Pola Asuh

Anak berperilaku buruk ternyata bisa juga dipengaruhi oleh pola asuh yang dijalankan orang tua lho, Moms.

Berbagai hasil studi, termasuk dari National Institutes of Health, mengungkap kalau pola asuh orang tua adalah faktor yang paling mempengaruhi masalah perilaku pada anak.

Disebutkan pula bahwa anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter lebih cenderung menunjukkan masalah perilaku.

Sebab, mereka menjadi lebih mudah stres dan frustasi.

Mereka juga mengalami kesulitan menghadapi situasi di bawah tekanan, serta kurang bisa mengendalikan diri.

Di sisi lain, pola asuh permisif yang bersifat bebas dan nyaris tanpa batasan juga diketahui bisa meningkatkan masalah perilaku externalizing anak.

Sementara menurut Colorado State University disebutkan bahwa, beberapa masalah pengasuhan yang menciptakan amarah pada anak-anak.

Di antaranya meliputi disiplin yang tidak konsisten, terlalu banyak mengkritik, orang tua yang terlalu protektif atau lalai, serta seorang anak tidak memiliki cukup cinta dan perhatian dari orang tuanya.

3. Stres

Sama seperti orang dewasa, anak juga bisa mengalami tingkat stres yang tinggi saat kewalahan menghadapi tuntutan orang tua.

Faktor lain yang berpengaruh, seperti jadwal aktivitas terlalu padat, mendapat tekanan teman sebaya, atau beban tugas sekolah yang terlalu banyak.

Akibatnya, anak mungkin menunjukkan perilaku buruk, seperti tidak mau mengerjakan PR, menolak membereskan kamar, atau melakukan tugas rumah tangga.

Atau bisa saja, mereka sengaja tidak langsung pulang ke rumah setelah sekolah.

Anak yang stres juga bisa dipicu oleh adanya perubahan besar dalam keluarga. Misalnya, perceraian, kematian dalam keluarga, pindah rumah, atau penambahan saudara baru.

Semua faktor ini dapat mengguncang rasa aman anak sehingga menyebabkan kebingungan dan kecemasan.

Ketidakmampuan untuk mengungkapkan emosi mereka atau ketakutan akan hal yang tidak diketahui dapat menyebabkan anak-anak membuat pilihan yang buruk.

Seorang anak mungkin menjadi keras, agresif, menantang, atau tidak patuh pada orang tua.

Ada beberapa gejala fisik lainnya yang menandakan bahwa anak Moms mengalami stres.

Di antaranya, yaitu mengompol padahal sudah tidak pernah ngompol lagi, mengeluh sakit perut atau sakit kepala.

Nafsu makan anak juga berkurang atau meningkat, serta mengalami masalah tidur atau mimpi buruk.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Anak Nakal dan Manja, Hindari Memarahinya!

4. Ingin Memiliki Kendali

Penyebab anak berperilaku buruk lainnya yang sering tidak disadari orang tua adalah munculnya dorongan dalam diri anak untuk lebih mandiri dan memegang kendali lebih besar atas hidupnya.

Masalah perilaku biasanya muncul bila orang tua terus mendikte, memaksakan kehendak, mengabaikan pendapat anak, serta tidak memberikan kesempatan pada anak untuk membuat keputusan sendiri.

5. Kesulitan Komunikasi

Moms, sudahkah mengajarkan anak untuk mengekspresikan diri secara sehat?

Rupanya, anak berperilaku buruk juga bisa disebabkan karena mereka tidak tahu cara meluapkan emosi atau menyampaikan kebutuhan maupun keinginannya.

Akibatnya, Si Kecil jadi merasa tidak dimengerti dan berusaha menunjukkannya melalui perilaku agresif seperti berteriak, melempar barang, dan sebagainya.

Masalah perilaku akibat kesulitan komunikasi juga sering ditemui pada anak dengan masalah bahasa dan wicara, disabilitas intelektual, atau berada dalam spektrum autisme.

Banyak anak autis (dan beberapa tanpa diagnosis khusus) mungkin juga memiliki tantangan sensorik yang membuat penglihatan dan suara biasa dapat terasa menyakitkan mereka secara fisik.

Anak autis harus menghadapi ketidaknyamanan terus-menerus saat melihat lampu berkedip, mendengar kursi berderit, dan mengenakan pakaian yang tidak nyaman.

Akibatnya, mereka merasa sulit untuk tetap tenang.

Baca Juga: Tantrum pada Anak, Kenali Penyebab, Cara Mengatasi, dan Cara Mencegahnya!

6. Menjadi Korban Penindasan (Bullying)

Perilaku penindasan atau bullying memang selalu berdampak buruk bagi anak-anak, baik secara fisik maupun mental.

Biasanya, seorang anak yang diintimidasi atau dilecehkan mungkin terlalu takut untuk memberi tahu orang tua atau orang dewasa di sekitar mereka tentang apa yang terjadi.

Oleh sebab itu, mereka cenderung menarik diri dan cemberut atau menunjukkan ketakutannya melalui cara licik, manipulatif, dan pasif-agresif.

Anak yang mengalami tekanan atau penindasan secara emosional juga cenderung berperilaku merusak atau memberontak, kecemasan, dan mengurung diri.

Di samping itu, anak yang berperilaku negatif juga mungkin sedang menginginkan perhatian dari orang lain di sekitarnya.

7. Mengalami Masalah Mental

Beberapa anak berperilaku buruk karena mereka mengalami masalah kesehatan mental.

Jadi, mereka tidak dapat berperilaku baik dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan sosialnya.

Masalah mental pada anak ini dapat berkembang karena kombinasi masalah genetik atau lingkungan.

Melansir Very Well Family, beberapa kondisi yang mungkin menjadi akar dari perilaku negatif tersebut ialah attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan kecemasan, autisme, bipolar, dan gangguan obsesif-kompulsif.

Misalnya, selama fase manik bipolar, seorang anak mungkin tampak gelisah, membutuhkan sedikit tidur dan menunjukkan penilaian yang sangat buruk.

Baca Juga: 3 Prinsip Peaceful Parenting, Mengasuh Anak Tanpa Marah-marah

Selalu ada cara untuk mengatasi penyebab masalah perilaku pada anak, tapi semuanya perlu dimulai dengan membiasakan komunikasi yang baik dengan Si Kecil.

Moms juga bisa meminta bantuan dari psikolog atau terapis untuk mengatasi masalah perilaku anak sebelum mengganggu pergaulan dan kemajuan belajar anak di sekolah.

Bagaimana menurut Moms, apa lagi faktor yang bisa menyebabkan anak berperilaku buruk?