9 Wali Songo, Para Tokoh Penyebaran Islam di Pulau Jawa
Moms, sudah pernah dengar tentang 9 Wali Songo, kan?
Menurut sejarah, 9 Wali Songo punya peran besar dalam penyebaran Islam di pulau Jawa dan masuk ke dalam catatan sejarah Indonesia.
Uniknya, mereka tidak hanya berdakwah dengan ajakan langsung. Para Wali ini mengenalkan ajaran Islam lewat pendekatan budaya, yang menggabungkan ajaran agama dengan nilai-nilai lokal yang sudah ada.
Melalui cara ini, Islam bisa lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat pada masa itu.
Yuk, simak lebih lanjut tentang bagaimana perjuangan 9 Wali Songo ini menginspirasi dalam menyebarkan kebaikan!
Siapa Itu Wali Songo?
Keberhasilan penyebaran ajaran Islam di pulau Jawa sangat terkait dengan kontribusi para Ulama Sufi yang tergabung dalam kelompok yang dikenal sebagai Wali Songo.
Istilah "Wali" mengacu pada pelindung, teman akrab, dan pemimpin rohani.
Dalam konteks spiritual, berarti mereka yang memiliki kedekatan khusus dengan Allah SWT (Waliyullah).
Sementara "Songo", dalam bahasa Jawa, berarti angka sembilan, sehingga Wali Songo dapat diartikan sebagai sembilan Wali yang memiliki kedekatan spiritual dengan Tuhan.
Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, Wali Songo merupakan sembilan tokoh yang sangat berpengaruh dan dihormati.
Mereka tidak hanya sebagai penyebar agama, tetapi juga sebagai simbol perjuangan dan pengorbanan para leluhur dalam menanamkan nilai-nilai Islam di Indonesia.
Kegiatan mereka dalam menyebarkan Islam, terutama di Jawa, mencapai puncaknya sekitar abad ke-14.
Mereka menggunakan pendekatan yang unik dan beradaptasi dengan budaya lokal, menjadikan mereka figur kunci dalam perubahan besar dalam lanskap religius di Indonesia.
Karya dan warisan mereka, yang mencakup pendidikan, seni, dan praktek sosial, telah meninggalkan jejak yang mendalam dan abadi dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia.
Baca Juga: 5 Ayat tentang Dakwah dalam Al-Qur'an, Bisa Jadi Pedoman!
9 Wali Songo
Berdasarkan informasi dari Jurnal STAIN Kudus, Jawa Tengah, 9 Wali Songo adalah sebutan untuk para wali yang dikenal jumlahnya sembilan (wali songo = wali Sembilan).
Strategi dakwah yang digunakan oleh 9 Wali Songo tergantung pada daerah dan juga kondisi masyarakatnya.
Mereka mengajarkan agama Islam yang mudah diterima oleh masyarakat sehingga Islam dapat menyebar di seluruh Nusantara hingga saat ini.
Nama 9 Wali Songo dan Strategi Dakwahnya
Menurut Agus Sunyoto dalam bukunya yang berjudul Atlas Wali, ada banyak pendapat tentang jumlah dan nama 9 Wali Songo ini.
Menurut kitab Walisana, anggota Walisana berjumlah delapan.
Sedangkan menurut Babad Tanah Jawi dan Babad Cirebon jumlah wali dalam Wali Songo adalah sembilan orang.
Perbedaan nama-nama tokoh Wali Songo itu menimbulkan kesulitan untuk mengidentifikasi siapa sebenarnya yang benar-benar merupakan tokoh lembaga dakwah Islam tersebut.
Namun, wali songo lebih dikenal sebagai pendakwah atau penyebar agama Islam Nusantara dengan jumlah 9 orang.
Lalu, siapa saja kah 9 Wali Songo tersebut dan bagaimana strategi dakwah mereka dalam menyebarkan Islam di Indonesia, khususnya pulau Jawa?
Simak selengkapnya, Moms.
1. Sunan Gresik
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam di wilayah Gresik, Jawa Timur.
Salah satu tokoh 9 Wali Songo ini berdakwah dengan cara berbarur dalam pergaulan di masyarakat sekitar.
Selain itu, Sunan Gresik turut mengajarkan cara bercocok ke masyarakat untuk mengambil hati masyarakat sehingga rencana dakwah Islamnya dapat diterima dengan baik.
Cara Sunan Gresik tersebut berhasil merangkul masyarakat bawah yang menjadi kasta yang disisihkan dalam komunitas Hindu berhasil dan membuatnya mendapat tempat di hati masyarakat.
Dalam berdakwah Sunan Gresik juga tidak menentang kepercayaan penduduk asli secara tajam.
Namun, dengan menunjukkan sisi indah dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam.
Sunan Gresik yang juga dianggap sebagai orang pertama yang menyebarkan Islam di Jawa mendirikan pondok pesantren dan masjid sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam.
Sunan Gresik wafat pada tahun 1419 setelah selesai membangun dan menata pondok sebagai tempat belajar agama Islam.
Kompleks makam Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim berada di Desa Gapura, Sukolilo, Gresik.
Kompleks makam ini dekat dengan alun-alun Gresik dan Masjid Jami' Gresik.
Hingga saat ini makam Sunan Gresik masih kerap diziarahi oleh umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia.
2. Sunan Ampel
Sunan Ampel putra Syaikh Ibrahim As-Samarkandi adalah tokoh 9 Wali Songo tertua yang berperan besar dalam pengembangan dakwah Islam di Jawa dan tempat lain di Nusantara.
Nama asli Sunan Ampel ialah Raden Rahmat. Sunan Ampel lahir pada tahun 1401.
Melalui Pesantren Ampeldenta, Sunan Ampel mendidik kader-kader penggerak dakwah Islam seperti:
- Sunan Giri
- Raden Patah
- Raden Kusen
- Sunan Bonang
- Sunan Drajat.
Sunan Ampel menerapkan strategi menikahkan juru dakwah Islam dengan putri-putri penguasa bawahan Majapahit, guna membentuk keluarga-keluarga muslim.
Metode ini menciptakan jaringan kekerabatan yang menjadi cikal bakal dakwah Islam di berbagai daerah.
Sunan Ampel sendiri menikahi putri Arya Teja, Bupati Tuban, yang juga cucu Arya Lembu Sura Raja Surabaya yang muslim.
Jejak dakwah Sunan Ampel tidak hanya di Surabaya dan ibu kota Majapahit, melainkan meluas sampai ke daerah Sukadana di Kalimantan.
Sunan Ampel diperkirakan meninggal pada 1481 di Demak. Ia dimakamkan di sebelah barat masjid Ampel, Surabaya.
Baca Juga: 25 Nama-Nama Nabi, Bisa Menjadi Kisah Inspiratif untuk Si Kecil
3. Sunan Giri
Sunan Giri putra Syaikh Maulana Ishak adalah tokoh Wali Songo yang berkedudukan sebagai raja sekaligus guru suci (pandhita ratu).
Sunan Giri kecil memiliki nama kecil Joko Samudro, namun ketika sudah beranjak dewasa ia berganti nama menjadi Raden Paku.
Ia juga dikenal dengan nama Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, dan Raden ‘Ainul Yaqin.
Sunan Giri memiliki peran penting dalam pengembangan dakwah Islam di Nusantara dengan memanfaatkan kekuasaan dan jalur perniagaan.
Sebagaimana guru sekaligus mertuanya, Sunan Ampel, Sunan Giri mengembangkan pendidikan dengan menerima murid-murid dari berbagai daerah di Nusantara.
Sunan Giri mengembangkan dakwah Islam melalui pendidikan masyarakat dengan memanfaatkan seni pertunjukan yang sangat menarik minat masyarakat.
Sunan Giri terkenal sebagai pencipta tembang-tembang dolanan anak-anak dan tembang tengahan Asmaradhana serta Pucung yang populer.
Selain itu, ia juga dikenal karena perubahannya yang reformatif terhadap seni pertunjukan wayang.
Sejarah mencatat, jejak dakwah Sunan Giri beserta keturunannya mencapai daerah:
- Banjar
- Martapura
- Pasir
- Kutai di Kalimantan
- Buton
- Gowa di Sulawesi Selatan
- Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku.
Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M dan dimakamkan di atas bukit berarsitektur khas Jawa yang terletak di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas.
Lokasi makam Sunan Giri berjarak 4 km dari pusat kota Gresik.
Makam Sunan Giri hingga kini sering dikunjungi oleh penziarah dari berbagai daerah.
Bahkan, makam Sunan Giri sudah menjadi salah satu wisata religi di Gresik.
4. Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel dari pernikahan dengan Nyai Ageng Manila putri Arya Teja Bupati Tuban.
Nama asli Sunan Bonang yang juga merupakan nama kecilnya adalah Makhdum Ibrahim.
Sunan Bonang, salah satu dari 9 Wali Songo, terkenal dalam berdakwah dan menguasai beragam ilmu seperti fikih, tasawuf, seni, sastra, dan arsitektur, serta ilmu kesaktian.
Dakwah awal dilakukan Sunan Bonang di daerah Kediri yang menjadi pusat ajaran Bhairawa-Tantra.
Sunan Bonang mengembangkan dakwah Islam di pedalaman dengan membangun masjid di Singkal, dekat Kediri, di area yang masyarakatnya masih menganut ajaran Tantrayana.
Setelah meninggalkan Kediri, Sunan Bonang berdakwah di Lasem.
Sunan Bonang dikenal mengajarkan Islam melalui wayang, tasawuf, tembang, dan sastra sufstik.
Karya sastra sufstik yang digubah Sunan Bonang dikenal dengan nama Suluk Wujil.
Sunan Bonang wafat di pulau Bawean, pada saat itu jenazah akan dikuburkan di Bawean, akan tetapi murid-murid yang di Tuban menginginkan jenazah tersebut di kubur di Tuban.
Pada dasarnya, makam Sunan Bonang berada di 2 tempat yaitu di Bawean dan Tuban, dan dipercaya keduanya adalah asli.
5. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung Wilatikta Bupati Tuban.
Beliau lahir pada sekitar tahun 1450 M dari keluarga bangsawan Tuban dengan nama asli Raden Said atau Raden Sahid.
Beliau juga memiliki beberapa nama lain seperti Lokajaya, Syaikh Malaya, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti, dan Raden Abdurrahman.
Sunan Kalijaga dikenal sebagai tokoh 9 Wali Songo yang mengembangkan dakwah Islam melalui seni dan budaya.
Sunan Kalijaga terkenal sebagai juru dakwah yang piawai mendalang dan juga pencipta wayang serta lakon carangan berisi ajaran Islam.
Melalui pertunjukan wayang, Sunan Kalijaga mengajarkan tasawuf kepada masyarakat.
Sunan Kalijaga wafat di Desa Kadilangu, dekat kota Demak, Jawa Tengah pada taun 1513 dan dimakamkan di sana.
6. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati adalah putra Sultan Hud yang berkuasa di wilayah Bani Israil, yang masuk wilayah Mesir.
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli yaitu Syarif Hidayatullah.
Ia dikenal sebagai tokoh 9 Wali Songo yang menurunkan sultan-sultan Banten dan Cirebon.
Strategi dakwah Sunan Gunung Jati melibatkan penguatan kedudukan politis dan perluasan hubungan dengan tokoh-tokoh penting di Cirebon, Banten, dan Demak melalui pernikahan.
Selain itu, Sunan Gunung Jati menggalang kekuatan dengan menghimpun orang-orang yang dikenal sebagai tokoh yang memiliki kesaktian dan kedigdayaan.
Penyebaran ajaran Islam juga dilakukan Sunan Gunung Jati dengan menikahi gadis setempat.
Sunan Gunung Jati meninggal diperkirakan pada pertengahan abad ke-16 dan dimakamkan di puncak Bukit Sembung yang khusus didirikan di pinggiran kota Cirebon.
Makam Sunan Gunung Jati hingga saat ini masih kerap dikunjungi masyarakat yang ingin berziarah dan menjadi salah satu tujuan wisata religi di Pulau Jawa.
7. Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel dan adik dari Sunan Bonang.
Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim yang kemudian mendapat gelar menjadi Raden Syarifuddin.
Sunan Drajat dikenal sebagai tokoh 9 Wali Songo yang mengembangkan dakwah Islam melalui pendidikan akhlak bagi masyarakat.
Sunan Drajat dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap nasib fakir miskin.
Sunan Drajat mendidik masyarakat sekitar untuk memperhatikan kaum fakir miskin dan mengutamakan kesejahteraan umat.
Ia menekankan pentingnya memiliki rasa empati, etos kerja keras, kedermawanan, dan pengentasan kemiskinan.
Sunan Drajat juga mengajarkan tentang pentingnya menciptakan kemakmuran, solidaritas sosial, dan gotong royong.
Sunan Drajat juga mengajarkan kepada masyarakat teknik-teknik membuat rumah dan membuat tandu.
8. Sunan Kudus
Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq adalah putra Sunan Ngudung.
Sunan Kudus dikenal sebagai tokoh Wali Songo yang tegas dalam menegakkan syariat.
Sama seperti wali yang lain, Sunan Kudus dalam berdakwah berusaha mendekati masyarakat untuk menyelami serta memahami kebutuhan apa yang diharapkan masyarakat.
Dalam dakwahnya, Sunan Kudus mengajarkan penyempurnaan alat-alat pertukangan, kerajinan emas, dan pembuatan keris pusaka.
Selain itu, ia juga mengajarkan hukum-hukum agama yang tegas.
Baca Juga: Kumpulan Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Menghangatkan Hati
9. Sunan Muria
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Sunan Muria merupakan tokoh 9 Wali Songo yang paling muda usianya.
Sebagaimana Sunan Kalijaga, Sunan Muria berdakwah melalui jalur budaya.
Sunan Muria dikenal sangat piawai menciptakan berbagai jenis tembang cilik (sekar alit) jenis sinom dan kinanthi yang berisi nasehat-nasehat dan ajaran Tauhid.
Seperti ayahnya, Sunan Muria juga dikenal pintar mendalang dengan membawakan lakon-lakon carangan karya Sunan Kalijaga.
Dampak Dakwah 9 Wali Songo
Dakwah Wali Songo membawa perubahan besar dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Mereka tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga menggabungkannya dengan budaya lokal sehingga dapat diterima oleh masyarakat.
Berikut adalah beberapa dampak dakwah dari 9 Wali Songo:
- Penyebaran Islam di Jawa
Wali Songo berhasil menyebarkan Islam di seluruh penjuru Jawa. Mereka menggunakan berbagai metode dakwah, seperti membangun masjid, pondok pesantren, dan kesenian tradisional.
- Perkembangan Budaya Islam
Wali Songo menggabungkan budaya Islam dengan budaya Jawa, sehingga menciptakan budaya Islam yang unik dan khas di Jawa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti arsitektur, kesenian, dan tradisi.
- Perkembangan Ekonomi
Wali Songo mengajarkan berbagai keterampilan dan pengetahuan baru kepada masyarakat Jawa, seperti pertanian, perdagangan, dan kerajinan tangan. Hal ini membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa.
- Perkembangan Politik
Wali Songo berperan penting dalam mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Hal ini membantu menciptakan stabilitas politik di Jawa.
Itulah nama-nama 9 Wali Songo dan strategi dakwahnya saat menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Semoga informasinya bisa bermanfaat sebagai edukasi bagi anak-anak Moms, ya.
- https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Addin/article/view/602/615
- https://indonesiabaik.id/infografis/penyebaran-islam-oleh-wali-songo
- https://nuponorogo.or.id/wp-content/uploads/2020/09/ATLAS-WALISONGO.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.