06 September 2024

Agresi Militer Belanda 1: Sebab, Tujuan, dan Kronologi

Agresi militer yang terjadi pasca kemerdekaan

Agresi Militer Belanda 1 adalah serangan militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia pada periode 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947.

Serangan ini dilakukan oleh Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati.

Serangan ini menyebabkan banyak orang meninggal dunia dan kekuatan militer Indonesia semakin lemah.

Pemerintah Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer yang dilakukan oleh Belanda ke PBB, karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggarjati.

Ingin tahu kronologi lengkap Agresi Militer Belanda 1? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Pertempuran Surabaya: Penyebab, Kronologi, dan Faktanya

Latar Belakang Agresi Militer Belanda 1

Agresi Militer Belanda
Foto: Agresi Militer Belanda (Rmol.id)

Agresi Militer Belanda 1 berlangsung pada tanggal 21 Juli 1947 setelah Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati.

Perjanjian ini secara de facto mengakui Jawa, Sumatera, dan Madura sebagai wilayah milik Belanda.

Awalnya, pemerintah Belanda dan Indonesia sepakat untuk membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 1 Januari 1949, serta Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Beberapa faktor latar belakang yang memicu Agresi Militer Belanda 1 adalah:

1. Pengingkaran Perjanjian Linggarjati

Pada 15 Juli 1947, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Van Mook mengumumkan bahwa Belanda tidak akan mengikuti lagi Perjanjian Linggarjati karena perbedaan pemahaman.

Meskipun Belanda mengeluarkan ultimatum agar Indonesia menyerah, Indonesia tetap menolak untuk menyerah.

2. Kepentingan Politik dan Ekonomi

Agresi Militer Belanda I, yang dipimpin oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook, bertujuan untuk memulihkan ekonomi Belanda pasca-Perang Dunia II dengan menguasai sumber daya alam Indonesia.

Belanda juga menginterpretasikan Perjanjian Linggarjati secara berbeda dan menggunakannya sebagai dasar untuk menyerang Indonesia.

3. Pengaruh Penjajah yang Masih Ada

Meskipun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 menandai kemerdekaan Indonesia, Belanda masih memiliki ambisi untuk menjajah Indonesia kembali secara militer, yang tercermin dalam Agresi Militer Belanda 1.

Agresi Militer Belanda mendapat perlawanan dari komunitas internasional, dan Belanda akhirnya menyadari perlunya mematuhi prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar tidak mendapat sanksi.

Akibatnya, pada 5 Agustus 1947, Belanda menghentikan Agresi Militer tersebut.

Baca Juga: Biografi Sultan Hasanuddin, Dikenal Ayam Jantan dari Timur

Tujuan Agresi Militer Belanda 1

Agresi Militer Belanda 1 merupakan operasi militer yang dilakukan oleh Belanda di Jawa dan Sumatra terhadap Republik Indonesia.

Tujuan utama dari Agresi Militer Belanda tersebut adalah:


  1. Merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan wilayah yang kaya sumber daya alam, terutama minyak.
  2. Memulihkan kekuasaan Belanda di Indonesia pasca Perang Dunia II.
  3. Menunjukkan kepada komunitas internasional bahwa Agresi Militer Belanda adalah tindakan polisionil dan merupakan urusan dalam negeri Belanda.

Meskipun Belanda berusaha membenarkan Agresi Militer Belanda sebagai tindakan polisionil, tujuan utamanya adalah merebut daerah-daerah perkebunan dan sumber daya alam Indonesia.

Dampak negatif dari Agresi Militer Belanda terhadap Indonesia meliputi melemahnya kekuatan militer Indonesia, perluasan wilayah Indonesia yang semakin terbatas, serta kerugian besar yang dialami pihak Indonesia dalam bentuk korban jiwa.

Baca Juga: Biografi Frans Kaisiepo dan Perannya dalam Kemerdekaan RI

Kronologi Agresi Militer Belanda 1

Agresi Militer Belanda
Foto: Agresi Militer Belanda (Nu.or.id)

Berikut kronologi lengkap Agresi Militer Belanda 1:

Perjanjian Linggarjati (15 November 1946)

Pada tanggal tersebut, Belanda dan Indonesia menandatangani Perjanjian Linggarjati.

Perjanjian ini mengakui secara de facto wilayah Jawa, Sumatera, dan Madura sebagai milik Belanda.

Selain itu, pemerintah Belanda dan Indonesia sepakat untuk membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 1 Januari 1949.

Namun, perjanjian ini tidak berjalan mulus karena adanya perbedaan penafsiran dan kepentingan antara kedua belah pihak.

Pengingkaran Belanda terhadap Perjanjian Linggarjati (15 Juli 1947)

Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Van Mook menyatakan bahwa Belanda tidak lagi mengikuti Perjanjian Linggarjati karena terdapat perbedaan paham.

Belanda kemudian mengeluarkan ultimatum agar Indonesia menyerah kepada mereka, namun Indonesia tetap bersikeras untuk tidak menyerah.

Serangan Belanda (21 Juli 1947)

Belanda melancarkan serangan terhadap Indonesia dengan tujuan utama merebut daerah-daerah perkebunan dan sumber daya alam Indonesia.

Serangan ini dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Belanda mencirikan gerakan militer mereka sebagai tindakan polisinil untuk mengembalikan ketertiban umum. Serangan ini menyebabkan banyak korban jiwa dan melemahkan kekuatan militer Indonesia.

Pertahanan Indonesia

Indonesia segera membentuk Komando Tertinggi Nasional (KTN) untuk mempertahankan diri dari serangan Belanda.

KTN berhasil menghentikan agresi Belanda dan memaksa mereka untuk melakukan gencatan senjata pada 4 Agustus 1947.

Resolusi PBB

Pemerintah Indonesia secara resmi mengadukan Agresi Militer Belanda 1 ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena dianggap sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Linggarjati yang merupakan perjanjian internasional.

Di bawah tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947, Pemerintah Belanda akhirnya setuju untuk menerima resolusi Dewan Keamanan yang memerintahkan penghentian pertempuran.

Baca Juga: 10 Negara yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia, Sudah Tahu?

Tokoh Penting dalam Agresi Militer Belanda I

Berikut beberapa tokoh utama yang terlibat dalam Agresi Militer Belanda I:

Dari Pihak Indonesia

  • Soetan Sjahrir
  • Mohammad Roem
  • Susanto Tirtoprojo
  • A.K. Gani

Dari pihak Indonesia, perlawanan dipimpin oleh:

  • Jenderal Sudirman
  • Jenderal Oerip Soemohardjo
  • Letnan Jenderal Simon Hendrik Spoor

Dari Pihak Belanda

  • Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Van Mook
  • Lord Killearn (mewakili Inggris)

Belanda mengerahkan sekitar 120.000 pasukan yang terdiri dari:

  • 3 Divisi di Jawa
  • 3 Brigade di Sumatra

Pasukan khusus Belanda yang terlibat antara lain:

  • Korps Speciale Troepen (KST) di bawah Kapten Westerling
  • Pasukan Para I (1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar

Demikian informasi seputar Agresi Militer Belanda pertama yang terjadi pada masa awal pasca kemerdekaan.

Semoga dapat memperkaya wawasan kebangsaan kita, ya!

  • https://lib.ui.ac.id/file?file=digital%2F20232943-S237-Agresi+militer.pdf
  • https://an-nur.ac.id/blog/agresi-militer-belanda-i-latar-belakang-kronologi-dan-dampak.html
  • https://sma13smg.sch.id/materi/sejarah-agresi-militer-belanda-i-kronologi-latar-belakang-dan-dampak/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.