29 Februari 2024

6 Jenis Alergi Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya, Pahami Yuk!

Ada banyak bentuk alergi pada kulit bayi

Sebagai orang tua, Moms perlu memahami apa saja jenis alergi kulit bayi agar bisa menangani sekaligus melakukan pencegahannya.

Reaksi atau bentuk alergi kulit yang dirasakan, bisa datang dalam beberapa bentuk atau jenis.

Seorang bayi dapat memiliki reaksi alergi karena berbagai alasan.

Reaksi alergi terjadi ketika tubuh memiliki respons negatif terhadap zat yang biasanya berbahaya, seperti sabun mandi atau makanan tertentu.

Apalagi bayi memiliki kulit yang sensitif, sehingga besar kemungkinannya membuat para bayi ini terkena ruam daripada orang dewasa.

Bahkan sedikit saja salah makan atau menggunakan produk perawatan yang tidak cocok, akan memicu alergi kulit bayi.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Sabun Mandi Bayi, Aman untuk Kulit Sensitif!

Jenis Alergi Kulit Bayi

Alergi kulit bayi ada dalam berbagai macam bentuk.

Nah, salah satu reaksi alergi kulit bayi ditandai dengan munculnya ruam.

Namun, ruam bisa disebabkan oleh alergen atau hanya iritasi sederhana.

Jika karena alergen, Moms harus mencari tahu apa jenis alergi kulitnya.

Sebagai informasi untuk para Moms, ini dia bentuk alergi kulit pada bayi yang perlu diketahui.

1. Eksim

Eksim pada Bayi
Foto: Eksim pada Bayi (Orami Photo Stocks)

Eksim adalah jenis bentuk alergi atau kondisi kulit paling umum pada bayi.

Ada berbagai jenis eksim, tetapi eksim atopik adalah salah satu yang paling sering mempengaruhi bayi dan anak kecil.

Melansir dari situs Medical News Today, eksim biasanya bisa terdiri dari benjolan merah kecil, atau mungkin terlihat seperti kulit kering yang bersisik.

Eksim bisa terjadi karena kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Menurut National Eczema Association, eksim bisa diredakan dengan mengoleskan krim hypoallergenic yang kandungannya sudah Low Hazard.

Moms juga perlu untuk melakukan tes alergi pada Si Kecil untuk mengetahui penyebab alerginya.

Baca Juga: Leher Bayi Merah? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya!

2. Urtikaria Papula

Urtikaria papula adalah reaksi alergi pada bagian tubuh tertentu terhadap gigitan serangga.

Gigitan dari berbagai serangga, termasuk nyamuk, tungau, dan kutu dapat menyebabkan reaksi alergi.

Meskipun biasanya menyerang anak-anak usia 2–6 tahun, bentuk alergi kulit bayi ini juga dapat menyerang anak-anak yang masih kecil usia kurang dari 2 tahun.

Bentuk alergi ini menyerupai kelompok kecil benjolan merah atau gigitan serangga.

Beberapa benjolan mungkin berisi cairan.

Urtikaria papular dapat bertahan selama beberapa hari, bahkan berminggu-minggu.

3. Bintik-bintik Merah

Ketika kulit anak alergi terhadap substansi tertentu, tubuh akan melepaskan senyawa kimia histamin yang bisa memicu timbulnya bintik-bintik merah dan gejala alergi lainnya.

Mengutip dari American College of Allergy, Asthma, and Immunology, bintik-bintik merah ini merupakan bentuk alergi kulit bayi yang bisa menimbulkan rasa gatal yang membekas pada kulit.

Ukuran dan bentuknya cukup beragam, biasanya berwarna merah muda atau merah.

Baca Juga: 13 Nutrisi dan Vitamin untuk Kulit Kering, Hilangkan Kusam!

4. Alergi Makanan

Bayi Makan
Foto: Bayi Makan (Orami Photo Stock)

Bentuk alergi kulit bayi selanjutkan adalah alergi makanan.

Telur dan susu bisa jadi penyebab utama alergi makanan pada anak-anak yang masih kecil.

Untuk anak yang lebih besar, bisa mengalami alergi gandung, kedelai, kacang, hingga makanan laut.

5. Alergi Debu

Ini merupakan kondisi di mana kulit bayi mengalami reaksi alergi terhadap debu atau alergen dalam debu, seperti tungau debu rumah atau partikel lainnya.

Gejala yang mungkin timbul meliputi kemerahan, gatal-gatal, bercak, pembengkakan, atau kulit kering.

Gejala ini sering muncul di area yang terpapar debu atau kontak langsung dengan debu, seperti wajah, lengan, atau kaki.

6. Ruam Popok

Meskipun sering kali bukan alergi yang menetap, ruam popok dapat diperparah oleh reaksi alergi terhadap bahan-bahan tertentu dalam popok atau tisu basah.

Ruam ini menyebabkan kulit menjadi merah dan iritasi di area popok.

Ruam ini bisa bervariasi dari ringan, dengan sedikit kemerahan, hingga parah, dengan adanya lecet, pembengkakan, dan kadang-kadang infeksi.

Ruam popok dapat membuat bayi merasa tidak nyaman atau iritasi.


Cara Mengatasi Alergi Kulit Bayi

Skincare Bayi
Foto: Skincare Bayi (Orami Photo Stock)

Lantas, bagaimana cara mengatasi alergi kulit pada bayi? Simak beberapa tipsnya, Moms.

1. Identifikasi Penyebab

Pertama, penting untuk mencoba mengidentifikasi penyebab alergi kulit bayi.

Ini dapat melibatkan pengamatan gejala dan menjalani pemeriksaan medis oleh dokter atau ahli alergi.

Identifikasi penyebabnya akan membantu Moms dalam melakukan perawatan terhadap alergi kulit dengan lebih efektif.

Baca Juga: 20+ Rekomendasi Obat Biang Keringat pada Bayi yang Aman

2. Rawat Kulit Bayi

Untuk merawat kulit bayi dengan alergi, pertimbangkan untuk menggunakan produk perawatan kulit yang lembut, bebas pewangi, dan hypoallergenic.

Mandikan bayi dengan air hangat, bukan air panas, dan hindari penggunaan sabun yang keras atau beraroma.

Selain itu, cukup tepuk kulit bayi dengan lembut setelah mandi (jangan menggosok) dan pastikan kulitnya benar-benar kering.

Oleskan juga salep atau krim yang diresepkan oleh dokter jika diperlukan, seperti salep kortikosteroid untuk mengatasi peradangan dan gatal-gatal pada kulit.

3. Hindari Pemicu Alergi

Identifikasi dan penghindaran alergen adalah cara terbaik untuk mencegah flare-up alergi kulit dan menjaga kenyamanan bayi.

Jadi, jika Moms sudah mengetahui pemicu timbulnya alergi pada kulit bayi, pastikan untuk menghindari kontak dengan bayi.

Misalnya jika Si Kecil memiliki alergi makanan, hindari memberikan makanan yang menyebabkan alergi pada bayi.

Baca label makanan dengan cermat dan perhatikan potensi kontaminasi silang.

Apabila anak Moms memiliki alergi kontak akibat paparan produk tertentu, hindari penggunaan produk dengan bahan yang dapat memicu alergi, seperti sabun, deterjen, lotion, atau pakaian dengan pewarna atau bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit.

Sementara itu, jika bayi memiliki alergi terhadap debu, jaga rumah Moms tetap bersih.

Dengan sering mencuci pakaian, seprai, dan perabotan.

Gunakan juga penutup kasur dan bantal anti-alergi.

Kurangi debu di rumah dengan membersihkan secara teratur dan menggunakan penghisap debu dengan filter HEPA.

Baca Juga: 12+ Rekomendasi Cream Wajah untuk Bayi, Dijamin Aman!

4. Gunakan Pakaian yang Tepat

Pakaian Bayi
Foto: Pakaian Bayi (Huffpost.com)

Pastikan bayi mengenakan pakaian yang nyaman, terbuat dari bahan lembut dan bebas dari pewangi.

Misalnya pakaian dengan bahan katun organik, untuk menghindari iritasi kulit yang disebabkan oleh bahan sintetis atau berat.

Jaga suhu ruangan tetap sejuk agar bayi lebih nyaman, Moms.

Hindari penggunaan selimut atau pakaian berat yang dapat membuat bayi berkeringat, yang dapat memperburuk iritasi kulit.

Jangan lupa juga cuci pakaian bayi dengan deterjen yang dirancang khusus untuk kulit sensitif dan bilas dengan baik.

5. Konsultasi dengan Dokter

Dokter dapat membantu mengidentifikasi penyebab alergi kulit bayi, yang bisa bervariasi dari dermatitis atopik hingga alergi makanan atau alergi terhadap bahan tertentu.

Diagnosis yang tepat adalah kunci dalam merawat alergi dengan efektif, Moms.

Dokter juga dapat membantu mencegah atau mengatasi komplikasi yang mungkin timbul akibat alergi kulit, seperti infeksi bakteri sekunder atau peradangan yang lebih parah.

Selain memberikan perawatan medis, dokter dapat memberikan edukasi kepada orang tua tentang cara merawat kulit bayi dengan alergi dan memberikan dukungan emosional selama proses perawatan.

Baca Juga: 4+ Jenis Skincare untuk Bayi dan Waktu Pemberiannya

Itu dia beberapa jenis alergi kulit bayi yang mungkin dialami Si Kecil berikut cara mengatasinya, Moms. Semoga informasinya bermanfaat, ya.

  • https://nationaleczema.org/blog/8-survival-tips-caring-eczema-baby/
  • https://www.aaaai.org/tools-for-the-public/conditions-library/allergies/prevention-of-allergies-and-asthma-in-children

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.