Anemia Aplastik Pada Bayi, Bagaimana Gejala dan Pengobatannya?
Sumsum tulang menghasilkan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Sel darah merah mengandung protein hemoglobin yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Sel darah putih berfungsi melawan infeksi. Sementara trombosit diperlukan tubuh untuk proses pembekuan darah.
Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang memproduksi terlalu sedikit sel-sel darah. Di mana sel darah merah yang terlalu sedikit dapat menyebabkan penurunan hemoglobin dan gejala kelelahan.
Kurangnya jumlah neutrofil (sejenis darah putih) meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Terlalu sedikit trombosit menyebabkan peningkatan risiko perdarahan atau memar.
Penyebab Anemia Aplastik Pada Bayi
Foto: medicalnewstoday.com
Anemia aplastik yang terjadi pada bayi memiliki banyak penyebab. Dalam laman Children’s Hospital of Philadelphia disebutkan bahwa penyebabnya terbagi menjadi dua, yakni idiopatik (tidak diketahui) dan sekunder (akibat penyakit atau kelainan lainnya).
Namun, hampir 50% hingga 75% kasus anemia aplastik pada anak-anak terjadi tanpa alasan yang diketahui. Meskipun demikian, beberapa hal berikut ini diduga dapat menyebabkan anemia aplastik pada bayi:
- Riwayat penyakit menular spesifik seperti virus Epstein-Barr (EBV, hepatitis, Cytomegalovirus (CMV), parvovirus B19, atau HIV.
- Riwayat konsumsi obat tertentu.
- Paparan racun tertentu seperti logam berat,
- Paparan radiasi.
- Riwayat penyakit autoimun seperti lupus.
Baca Juga : Ketahui Gejala dan Langkah Mencegah Anemia Pada Anak
Bayi juga dapat mewarisi kelainan yang meningkatkan risiko mereka untuk mengembangkan anemia aplastik. Beberapa kelainan tersebut antara lain:
- Fanconi anemia
- Diskeratosis congenita
- Sindrom Shwachman Diamond
- Disgenesis genetik
- Trombositopenia agegakaryoctic
- Anemia aplastik turunan
Apa Saja Gejala dari Aplastik Anemia?
Foto: parenting.firstcry.com
Mengutip laman Saint Luke’s Health System, kebanyakan anak dengan anemia aplastik tidak menunjukkan gejala. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul termasuk:
- Kulit pucat
- Mudah tersinggung
- Lesu
- Kelelahan atau kurang energi
- Sesak napas
- Kesulitan melakukan aktivitas fisik normal
- Detak jantung cepat
- Infeksi berulang atau parah
- Demam
- Memar atau perdarahan yang berlebihan
- Bisul di mulut
Baca Juga : Bayi Mama Pucat? Hati-Hati Terkena Anemia Defisiensi Besi!
Apa Saja Pengobatan yang Dapat Dilakukan?
Foto: npr.org
Menurut situs Dana - Farber, Pusat Pengobatan Kanker dan Kelainan Darah di Boston Children’s Hospital, pengobatan untuk anemia aplastik pada bayi akan ditentukan oleh dokter anak berdasarkan:
- Usia bayi, kondisi kesehatan keseluruhan, dan riwayat medis
- Tingkat keparahan penyakit
- Toleransi bayi terhadap pengobatan, prosedur, atau terapi tertentu
- Perkiraan kerusakan sumsum tulang
- Pendapat atau preferensi orang tua
Adapun pilihan pengobatan yang umumnya ditawarkan dokter anak termasuk transfusi darah, transplantasi sumsum tulang, mengobati kelainan yang mendasari penyakit, terapi imunosuopresif, alternatif perawatan tambahan, dan perawatan pendukung.
Bayi dengan anemia aplastik harus terus dipantau oleh dokter hingga dewasa. Kegiatan yang membuat bayi dengan penyakit ini berisiko terinfeksi atau berdarah juga harus dihindari.
(RGW/CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.