Kenali Tanda Diare Bayi dari Pup Si Kecil
Apakah Moma suka memperhatikan kotoran yang menempel di popok Si Kecil? Kondisi normal pup bayi biasanya terlihat lunak dan tidak pekat, terutama selama beberapa bulan pertama bayi. Tetapi bila terjadi diare bayi, Moms pasti akan langsung mengetahuinya.
Bayi yang mengalami diare mungkin juga mengalami demam atau tampak tidak tertarik menyusui atau makan.
"Kotoran bayi akan memiliki konsistensi encer dan pergerakan usus akan lebih sering terjadi," kata Shaista Safder, M.D., seorang ahli gastroenterologi anak di Arnold Palmer Hospital for Children di Orlando.
Pelajari kemungkinan penyebab diare bayi dan bagaimana membantunya agar merasa nyaman lebih cepat.
Baca Juga: 5 MPASI yang Baik Dikonsumsi Saat Bayi Diare
Penyebab Diare Bayi
Biasanya, diare bayi dapat terjadi karena infeksi virus. Rotavirus adalah penyebab diare paling umum pada anak usia 2 tahun ke bawah.
Untungnya, jumlah anak yang terinveksi telah menurun sejak diperkenalkannya vaksin rotavirus oral pada 2006.
"Anak-anak yang divaksinasi masih bisa mendapatkan rotavirus, tetapi mereka cenderung memiliki gejala yang lebih ringan dan pulih lebih cepat," kata Shaista.
Bukan hanya itu, penyebab diare bayi lainnya adalah mengonsumsi antibiotik. Selain menargetkan bakteri jahat, antibiotik juga dapat membunuh bakteri sehat dalam usus yang dapat menyebabkan sakit perut atau diare bayi.
“Namun, jika Anda berpikir antibiotik menyebabkan diare, bicarakan dulu dengan dokter. Menghentikan antibiotik sebelum waktunya menyebabkan resistensi dan menyebabkan infeksi bakteri kembali,” ujar Iona Munjal, MD, direktur Program Penatalayanan Antimikroba Pediatrik di Rumah Sakit Anak di Montefiore Medical Center di Bronx , New York.
Baca Juga: Berbagai Gejala Diare Pada Bayi yang Tak Boleh Diremehkan
Penyebab diare bayi selanjutnya adalah karena alergi susu. Hingga 3 persen anak-anak alergi terhadap protein susu yang ditemukan dalam produk susu.
Dan bayi yang disusui dapat alergi terhadap protein susu dalam produk susu yang dikonsumsi ibu mereka. Bayi dengan alergi protein susu dapat muntah dan mengalami gatal-gatal serta diare.
Apa Perbedaan Diare Bayi dan Pup Biasa?
Kotoran bayi normal dapat ditemui beragam warna dan konsistensi. Bahkan, biasanya bayi baru lahir lebih intens buang air besar setiap hari. Jadi, bagaimana Anda bisa tahu apakah buang air besar Si Kecil normal atau mengalami diare?
Kotoran bayi biasa terlihat kuning, cokelat, hijau. Teksturnya bisa berair, lunak, tebal seperti pasta, atau lebih terbentuk. Apa yang Moms temukan dalam popok hubungannya dengan usia dan pola makan Si Kecil.
Bayi baru lahir dapat buang air besar setiap popoknya diganti, sementara untuk usia yang lebih besar dapat buang air besar sekali sehari atau beberapa hari sekali. Bagaimana Moms menyusui bayi juga memengaruhi pergerakan ususnya.
1. Kotoran Bayi yang Disusui
Jika Anda menyusui dan kotorannya berwarna kekuningan dan lunak atau berair dengan biji kecil di dalamnya, Anda tidak perlu khawatir. Itu khas kotoran bayi ASI.
Tetapi, karena buang air besar bayi ASI bisa lembek dan berair, mungkin akan lebih sulit untuk membedakan antara kotoran normal dan diare.
2. Kotoran Bayi Susu Formula
Bayi yang meminum susu formula memiliki warna kotoran yang cenderung bernuansa cokelat. Mereka sering lebih tebal atau lebih kencang dari kotoran ASI.
Biasanya lebih mudah untuk melihat perubahan dalam pergerakan usus dan mengidentifikasi diare pada bayi yang diberi susu formula.
3. Bayi Susu Kombinasi
Jika Anda memberi ASI dan juga susu formula kepada Si Kecil, kotorannya biasanya kombinasi dari dua kondisi kotoran bayi di atas.
Secara umum, kondisi diare pada bayi dapat diidentifikasi saat kotoran bayi terlihat tidak padat, basah, berair, lebih hijau atau lebih gelap dari biasanya, berbau busuk dan berdarah atau mengandung lendir.
Baca Juga: Kenali Frekuensi BAB Bayi, Apakah Normal atau Diare?
Antara ASI dan Susu Formula
Diare sangat umum terjadi pada anak di bawah lima tahun. Bayi dan anak kecil dapat mengalami diare sekitar dua kali dalam setahun. Ini tergantung apakah mereka mengonsumsi ASI atau susu formula.
Studi menunjukkan bahwa bayi ASI mengalami diare lebih jarang daripada bayi yang diberi susu formula.
Karena ASI penuh dengan antibodi yang dapat membantu melindungi bayi terhadap beberapa penyakit umum anak-anak, termasuk diare.
Semakin banyak bayi menyusui, semakin banyak perlindungan yang diterimanya. Dan dalam hal ini, menyusui eksklusif lebih baik daripada menyusui parsial, dan menyusui parsial melindungi lebih baik daripada pemberian susu formula.
Dilansir dari Healthy Children, segera periksakan Si Kecil ke dokter bila ia mengalami diare, terlebih bila muncul tanda-tanda ini:
- 3 bulan atau kurang
- Demam 38°C atau lebih
- Muntah-muntah
- Tidak berenergi, tidak mau minum susu, dan rewel
- Dehidrasi, mulut kering, tidak buang air kecil dalam 3 jam atau lebih
Moms, wajar untuk mengkhawatirkan bayi kita. Mau tidak mau, diare bayi akan dirasakan oleh Si Kecil. Tinggal bagaimana kita mencegah dan mengobatinya. Semangat Moms!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.