Apa Bedanya Penyakit TBC pada Anak dan Dewasa?
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) yang menyebar lewat udara dari orang ke orang, biasanya menyerang paru-paru.
Namun, tak menutup kemungkinan apabila organ lain seperti ginjal, tulang belakang, atau otak bisa terpengaruh.
Apabila tidak diobati dengan benar, penyakit TBC bisa berakibat fatal. Orang yang terinfeksi bakteri TBC tapi tidak sakit bisa meminum obat untuk mencegah penyakit TBC berkembang di kemudian hari.
Perbedaan TBC Dewasa dan TBC Anak
Nah, tidak hanya pada orang dewasa saja, anak-anak pun bisa terkena penyakit TBC, lho, Moms. Lantas, apa bedanya penyakit TBC pada anak dan dewasa?
Baca Juga: Jangan Panik Dulu Jika Si Kecil Kena TBC Anak, Ini Cara Menanganinya
1. Tahap Perkembangan TBC
Ada 3 tahap perkembangan TBC baik pada anak maupun dewasa:
- Terpapar: terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan penderita TBC.
- Infeksi TB laten: terjadi ketika seseorang punya bakteri TBC dalam tubuhnya tetapi belum menunjukkan gejala. Sistem kekebalan dalam tubuh masih cukup kuat sehingga bakteri tidak aktif.
- Penyakit TBC: terjadi ketika seseorang punya gejala infeksi aktif.
Perbedaan tahapan perkembangan TBC pada anak dan dewasa ini adalah tahap perkembangan penyakitnya. Pada anak-anak, tahap penyakit TBC terjadi dalam waktu beberapa minggu atau bulan sesudah terpapar, sedangkan pada orang dewasa penyakit TBC bisa terjadi bertahun-tahun kemudian.
Baca Juga: Begini Kisah Hidup Perempuan yang Mengidap TBC
2. Gejala TBC
Berikut ini gejala-gejala yang menunjukkan jika seseorang terkena TBC:
Pada Anak-anak
- Demam
- Penurunan berat badan
- Pertumbuhan yang tidak sesuai umur
- Batuk
- Kelenjar bengkak
- Panas dingin
Pada Dewasa
- Batuk parah selama 3 minggu atau lebih
- Nyeri di dada
- Batuk darah atau dahak dari dalam paru-paru
- Mudah lelah
- Penurunan berat badan
- Tidak nafsu makan
- Demam
- Panas dingin
- Berkeringat di malam hari
3. Penularan TBC
Penularan infeksi TBC terjadi ketika seseorang menghirup bakteri TBC di udara yang berasal dari penderita TBC. Bakteri juga bisa tersebar saat penderita batuk, bersin, tertawa, atau bicara.
Tapi, biasanya anak yang tertular TBC bukan berasal dari lingkungan luar, melainkan lingkungan tempat tinggal atau rumah yang di dalamnya ada orang dewasa penderita TBC.
Dilansir dari urmc.rochester.edu, bakteri TBC kemungkinan tidak akan menyebar melalui barang-barang pribadi, seperti pakaian, tempat tidur, gelas, peralatan makan, toilet, atau barang-barang lain yang telah disentuh pengidap TBC. Untuk itu, sangat penting menjaga aliran udara yang bagus agar bakteri TBC bisa dicegah penyebarannya.
Baca Juga: Waspada TBC, Kenali Cara Penularan, Gejala, dan Pengobatannya
4. Cara Mendiagnosis
Ada 2 jenis tes yang digunakan untuk mendeteksi bakteri TBC dalam tubuh, yakni tes kulit dan tes TBC. Bila hasil tes positif, dipastikan orang tersebut sudah terinfeksi bakteri TBC (sudah aktif). Tes lain yang bisa dilakukan adalah rontgen dada dan sampel dahak.
Pada anak, penyakit TBC bisa didiagnosis dengan tes kulit atau tes Mantoux, dilakukan selama 2 kali kunjungan. Kunjungan pertama, dokter menyuntikkan cairan tuberkulin pada kulit lengan bawah, hasilnya akan munucl 48-72 jam kemudian yang akan jadi kunjungan selanjutnya.
Bila anak positif TBC, akan muncul benjolan pada hasil suntikan tersebut.
Diagnosis TBC pada anak-anak lebih sulit dibanding orang dewasa, sebab gejala TBC pada anak mirip dengan gangguan kesehatan lain seperti infeksi virus dan bakteri umum, pneumonia, atau kekurangan gizi.
Itulah perbedaan penyakit TBC pada anak dan dewasa. Bila Moms dan Dads merasa ada sesuatu yang salah pada diri sendiri atau Si Kecil, segera konsultasikan ke dokter. Lebih baik mencegah daripada mengobati, Moms.
(SR/ERN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.