Mengenal Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), Penumpukan Cairan di Paru-paru yang Sebabkan Kematian
Acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah salah satu penyakit paru akut gangguan pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di dalam kantong-kantong udara kecil (alveoli) paru.
Alveoli adalah kumpulan kantong udara di dalam paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dengan karbondioksida.
Cairan ini membuat paru-paru tidak memiliki ruang untuk menyimpan cukup udara.
Jadi, oksigen dalam paru-paru menipis sehingga berpengaruh terhadap aliran darah.
Sedangkan, oksigen berperan penting dalam fungsi organ tubuh.
Oksigen yang tidak cukup, menghambat kerja organ dan menimbulkan banyak masalah kesehatan.
Sesak napas berat adalah gejala utama dari ARDS. Mengutip dari Mayo Clinic, risiko kematian akibat ARDS meningkat seiring bertambahnya usia dan tingkat keparahan.
Simak selengkapnya mengenai acute respiratory distress syndrome di bawah ini, ya Moms.
Baca Juga: Apa Perbedaan Sesak Napas dan Napas Pendek? Simak Penjelasannya!
Gejala saat Alami ARDS
Tanda dan gejala ARDS dapat bervariasi, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya.
Biasanya, Moms yang memiliki riwayat penyakit paru-paru atau jantung bisa terkena ARDS.
Beberapa gejala ARDS yang perlu Moms diwaspadai, yaitu.
1. Sesak Napas Parah
Karena menyerang saluran pernasapan, gejala ARDS hampir sama dengan gangguan lain, seperti sesak napas.
Hanya saja, Moms yang mengalami sindrom pernapasan akut akan mengalami sesak napas yang sangat parah.
2. Sulit Bernapas
Gejala lainnya yang mungkin ditimbulkan karena ARDS adalah pernapasan yang sulit dan luar biasa cepat.
Jika hal ini terjadi, sebaiknya Moms segera memeriksakan diri ke dokter.
3. Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah rendah juga bisa menjadi salah satu gejala ARDS yang perlu diwaspadai.
Biasanya, hal ini terjadi bersama dengan sesak napas juga, lho, Moms.
4. Rasa Lelah Berlebihan
ARDS juga bisa ditandai dengan rasa lelah yang luar biasa.
Biasanya rasa lelah yang Moms rasakan akan dibarengi dengan kebingungan.
Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika Moms mengalami gejala seperti ini ya.
dr. Nurvidya Rachma Dewi, Sp. PKR, Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, juga memaparkan gejala-gejalanya, sebagai berikut:
- Batuk
- Demam
- Sakit kepala atau pusing
- Penurunan kesadaran
- Tekanan darah rendah atau hipotensi
- Badan lemah
- Keringat dingin
- Bibir dan kuku kebiruan atau sianosis
- Nyeri dada
- Denyut jantung meningkat
Lebih lanjut lagi, menurut The American Lung Association, jika peradangan dan cairan tetap berada di paru-paru selama beberapa waktu, penyakit ini dapat mencapai tahap fibrotik.
Sebagai informasi, fibrotik adalah timbulnya jaringan parut karena proses inflamasi yang berlangsung lama.
Jika sudah mencapai fibrotik, paru-paru bisa meletus dan mengempis hingga kolaps yang dikenal sebagai pneumotoraks.
Baca Juga: Rekomendasi Obat Sesak Napas Alami dan Apotek yang Mudah Ditemukan
Penyebab Terjadinya ARDS
"Pada ARDS, cedera atau penyakit berat dapat menyebabkan kerusakan pada membran pelindung pembuluh darah kapiler paru sehingga cairan merembes dari pembuluh darah kapiler di paru ke dalam alveoli," jelas dr. Nurvidya.
Normalnya, selaput yang melindungi pembuluh darah kapiler menjaga cairan agar tetap di dalam pembuluh darah.
Penumpukan cairan di alveoli menyebabkan paru tidak bisa terisi udara sehingga pasokan oksigen ke aliran darah dan seluruh tubuh menjadi berkurang.
Kekurangan pasokan oksigen ini bisa menyebabkan gangguan, bahkan hingga berhentinya fungsi organ-organ vital termasuk otak dan ginjal.
Jika dibiarkan, ARDS akan mengancam nyawa penderitanya.
ARDS juga sering disebabkan oleh penyakit kritis, seperti:
- Pneumonia berat
- Sepsis
- Cedera atau truma berat
- Luka bakar
- Pajanan zat berbahaya
- Infeksi berat
- Tersedak
- Tenggelam
- Transfusi darah, dan lain-lain," ungkap dr. Nurvidya.
Berikut penjelasan lebih rinci.
1. Sepsis
Penyebab ARDS yang paling sering terjadi adalah sepsis atau infeksi serius dan meluas dari aliran darah.
Mengutip SAGE Open Medicine sepsis adalah keadaan darurat medis yang menggambarkan respons imunologis sistemik tubuh terhadap proses infeksi.
Ini menyebabkan disfungsi organ stadium akhir dan kematian.
Baca Juga: Penyakit Pneumonia, Ketahui Penyebab hingga Pencegahannya
2. Menghirup Zat Berbahaya
Kondisi lain yang menjadi penyebab ARDS adalah terlalu sering menghirup asap atau bahan kimia konsentrasi tinggi.
Hal ini dapat terjadi pada Moms yang bekerja di tempat yang tinggi akan paparan bahan kimia berbahaya.
Seperti halnya menghirup zat berbahaya lain, Moms mungkin mengalami muntah atau merasa lemas hingga tidak bisa melakukan apapun.
3. Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu kondisi yang dapat menyebabkan ARDS.
Elsevier Public Health Emergency Collection menjelaskan pneumonia dapat didefinisikan sebagai infeksi paru yang secara khas melibatkan ruang alveolar.
Kehadiran mikroorganisme yang menjadi penyebab utama pneumonia di ruang alveolar tanpa respons inflamasi yang menyertainya adalah kolonisasi dan bukan merupakan pneumonia.
4. Cedera di Bagian Dada dan Kepala
Kecelakaan, seperti jatuh atau tabrakan mobil, secara langsung dapat merusak paru-paru atau bagian otak yang mengontrol pernapasan.
Kondisi ini biasanya semakin parah jika Moms sudah memiliki penyakit jantung atau paru-paru sebelumnya.
5. COVID-19
Kondisi lain yang mungkin bisa menjadi penyebab ARDS adalah virus COVID-19.
Moms yang pernah terpapar virus dari Wuhan, Cina ini mungkin akan memiliki risiko mengalami ARDS lebih tinggi.
Baca Juga: Wajarkah Sesak Napas saat Hamil? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Cara Mengobati ARDS
Cara mengobati ARDS ditujukan agar tubuh mendapatkan oksigen lebih cukup sehingga dapat mengalir ke seluruh tubuh.
"Pengobatan acute respiratory distress syndrome bertujuan untuk meningkatkan asupan oksigen dalam darah agar organ-organ tubuh dapat berfungsi kembali dan terhindar dari kerusakan yang berat atau gagal fungsi organ," jelas dr. Nurvidya.
Tujuan lain dari pengobatan adalah untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.
Pasien ARDS biasanya membutuhkan perawatan di ruang intensif (ICU).
Beberapa metode perawatan yang akan diberikan di rumah sakit antara lain:
- Pemberian oksigen tambahan
- Pemasangan alat bantu napas
- Pemberian cairan melalui infus
- Pemberian asupan nutrisi melalui selang nasogastrik maupun infus
- Pemberian obat antibiotik untuk mengatasi kondisi infeksi
- Pemberian obat pengencer darah untuk mencegah penggumpalan darah atau emboli
- Pemberian obat-obatan lain untuk meredakan gejala dan melindungi lambung
"Jika ada yang mengalami gejala sesak napas atau menderita penyakit yang dapat menjadi dasar dari kondisi ARDS,
segera ke dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi untuk mendapatkan diagnosis serta penanganan yang cepat dan tepat," kata dr. Nurvidya.
Nah, berikut ini cara mengobati ARDS secara rinci.
1. Pemberian Oksigen
Tujuan utama pengobatan ARDS untuk memastikan seseorang memiliki oksigen yang cukup untuk mencegah kegagalan organ.
Seorang dokter dapat memberikan oksigen dengan masker.
Mesin ventilasi mekanis juga dapat digunakan untuk memaksa udara masuk ke paru-paru dan mengurangi cairan di kantung udara.
2. Mengatur Cairan
Mengatur asupan cairan adalah strategi pengobatan ARDS lainnya.
Hal ini dapat membantu memastikan keseimbangan cairan yang memadai.
Terlalu banyak cairan dalam tubuh dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru.
Namun, terlalu sedikit cairan dapat menyebabkan organ dan jantung menjadi tegang.
3. Pemberian Obat-obatan
Moms yang mengidap ARDS mungkin akan diberikan obat untuk mengatasi efek sampingnya.
Beberapa obat yang mungkin diberikan dokter, yaitu:
- Obat pereda nyeri untuk meredakan ketidaknyamanan.
- Antibiotik untuk mengobati infeksi.
- Pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan di paru-paru atau kaki.
4. Rehabilitasi Paru
Moms yang sudah pulih dari ARDS mungkin memerlukan rehabilitasi paru.
Hal ini adalah cara memperkuat sistem pernapasan dan meningkatkan kapasitas paru-paru.
Program tersebut dapat mencakup pelatihan olahraga, gaya hidup, dan tim pendukung untuk membantu pemulihan dari ARDS.
Baca Juga: Gejala dan Penyebab ARDS, Sindrom Gangguan Pernapasan Akut
Seberapa Parah ARDS?
ARDS merupakan kondisi gawat darurat yang dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
"ARDS memerlukan penanganan yang cepat dan tepat karena dapat berkembang selama beberapa hari atau memburuk dengan cepat.
Jika dibiarkan, kondisi ARDS akan mengancam nyawa penderitanya. Sebagai informasi, angka kematian akibat ARDS cukup tinggi, yaitu sekitar 60 persen," ungkap dr. Nurvidya.
Komplikasi ARDS
Saat Moms menderita ARDS, beberapa komplikasi berikut ini mungkin dapat terjadi.
1. Pembekuan Darah
Berbaring diam di rumah sakit sambil menggunakan ventilator dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, terutama di vena dalam di kaki.
Jika gumpalan terbentuk di kaki, sebagian darinya dapat pecah dan berjalan ke salah satu atau kedua paru-paru (emboli paru) sehingga dapat menghalangi aliran darah.
2. Pneumotoraks
Dalam kebanyakan kasus ARDS, mesin pernapasan yang disebut ventilator digunakan untuk meningkatkan oksigen dalam tubuh dan memaksa cairan keluar dari paru-paru.
Namun, tekanan dan volume udara dari ventilator dapat memaksa gas melewati lubang kecil di bagian paling luar paru-paru dan menyebabkan paru-paru itu kolaps.
Baca Juga: 167+ Lokasi Vaksin COVID-19 di DKI Jakarta Agustus 2022, Tersedia Vaksin Booster!
3. Infeksi
Karena ventilator terpasang langsung ke tabung yang dimasukkan ke tenggorokan, mungkin dapat membuat kuman lebih mudah menginfeksi dan melukai paru-paru lebih lanjut.
4. Fibrosis Paru
Jaringan parut dan penebalan jaringan di antara kantung udara dapat terjadi dalam beberapa minggu setelah timbulnya ARDS.
Hal ini dapat membuat paru-paru Moms menjadi kaku, membuatnya semakin sulit bagi oksigen untuk mengalir dari kantung udara ke aliran darah.
Baca Juga: Leher Terasa Tercekik hingga Sesak Napas? Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Cara Mencegah ARDS
Saat ini, belum ada cara efektif mencegah sindrom pernasapan akut atau ARDS.
Hanya saja, beberapa ahli menyarankan agar Moms menghindari hal-hal berikut sehingga menekan faktor risiko dari gangguan pernapasan ini, yaitu:
1. Konsultasi dengan Ahli
Jika Moms mengalami masalah pernapasan secara terus-menerus, segera mencari bantuan medis.
Hal ini mungkin akan menurunkan risiko terkena ARDS.
2. Jauhi Rokok
Moms sebaiknya mulai menghentikan kebiasaan merokok.
Jika berada di lingkungan yang penuh asap rokok, sebaiknya jauhi juga.
3. Berhenti Minum Alkohol
Penggunaan alkohol kronis dapat meningkatkan risiko kematian dan mencegah fungsi paru-paru yang tepat.
Baca Juga: Sesak Napas pada Ibu Hamil saat Tidur: Pelajari Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Vaksin Flu
Sebaiknya, dapatkan vaksin flu setiap tahun dan vaksin pneumonia setiap lima tahun.
Hal ini mampu mengurangi risiko terjadinya infeksi pada paru-paru.
Itulah informasi mengenai ARDS yang perlu Moms ketahui. Semoga bermanfaat untuk kesehatan!
- https://www.healthline.com/health/acute-respiratory-distress-syndrome#prevention
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ards/symptoms-causes/syc-20355576
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6429642/
- https://www.webmd.com/lung/ards-acute-respiratory-distress-syndrome
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7241411/
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/365/ards--acute-respiratory-distress-syndrome
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/266682#signs_and_symptoms
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.