05 Maret 2023

5 Bahaya Baby Walker, Berisiko Membuat Anak Rentan Cedera

Pertimbangkan bahaya penggunaan baby walker berikut ini sebelum membelinya, Moms!

Bahaya baby walker untuk belajar jalan ternyata bisa menyebabkan bayi mengalami kecelakaan lho, Moms!

Hal yang mungkin terlintas di benak Moms saat hendak membelikan baby walker untuk bayi adalah:

Apakah dari ketiga hal tersebut ada yang menjadi alasan Moms?

Jika iya, pertimbangkan lagi rencana tersebut. Sebab ternyata, alat tersebut menyimpan sedikit manfaat dan lebih banyak sisi negatif.

Salah satu bahaya baby walker adalah cedera karena terjatuh hingga harus dibawa ke rumah sakit.

“Saat naik baby walker seorang bayi bisa menjangkau tungku panas, cangkir kopi panas, atau jatuh ke kolam, karena mereka belum sepenuhnya memahami bahaya tersebut,” kata Gary A. Smith, Director of the Center for Injury Research and Policy di Nationwide Children’s Hospital di Ohio, Amerika Serikat, melansir dari Healthline.

Baca Juga: Cegukan Pada Bayi, Apakah Berbahaya?

Bahaya Baby Walker

Bayi di Baby Walker
Foto: Bayi di Baby Walker (Today.com)

Para peneliti di jurnal Pediatrics memeriksa data cedera nasional antara 1990 dan 2014.

Mereka menemukan baby walker menghasilkan 230.676 korban cedera ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) untuk anak-anak di bawah usia 15 bulan.

Sebanyak 90% dari cedera terjadi di kepala dan leher dan hampir 40% yang dirawat di rumah sakit mengalami patah tulang tengkorak.

Alasan paling umum cedera tersebut adalah jatuh dari tangga. Namun, peneliti juga mengingatkan bahaya baby walker bukan hanya itu, tapi juga berbahaya di semua jenis situasi.

Termasuk jatuh ke kolam atau memberi mereka akses ke barang-barang seperti pembersih rumah tangga atau cairan panas.

“Mayoritas cedera terjadi pada anak-anak yang berusia sekitar 8 bulan.

Mereka belum perlu harus sudah bisa berjalan, mereka hanya merangkak pada usia itu," kata Dr. Nina L. Shapiro, Director of Pediatric Otolaryngology di David Geffen School of Medicine di The University of California, Los Angeles.

Para ahli mengatakan bahwa baby walker juga tidak memberikan manfaat fungsional untuk bayi yang sedang berkembang.

Klaim dapat membantu melancarkan bayi berjalan belum diverifikasi oleh bukti faktual apa pun.

Berikut adalah beberapa bahaya baby walker, sehingga tidak disarankan untuk digunakan:

1. Meningkatkan Risiko Otot Tegang

Alasannya karena baby walker memungkinkan Si Kecil untuk berdiri dan berjalan dengan ujung jari kaki.

2. Anak Tidak Bisa Melihat Kakinya Saat Berjalan

Bahaya baby walker ini membuat Si Kecil jadi kesulitan untuk menyeimbangkan tubuhnya.

3. Menguatkan Otot yang Tidak Tepat

Kedua tungkai bawah memang diperkuat, namun tungkai atas (paha) dan pinggang tetap tidak dilatih.

Padahal, tungkai atas dan pinggang sangat penting untuk berjalan.

4. Anak Rentan Terjatuh

Akibat baby walker, Si Kecil bisa terguling saat tubuhnya miring ke kanan atau kiri di atas baby walker.

Karena kepala bayi memang masih lebih berat dibandingkan tubuhnya.

5. Anak Rentan Terluka

Bahaya baby walker yang paling menakutkan adalah ketika Si Kecil bisa tidak terkontrol meraih benda-benda berbahaya, seperti air panas, api, atau colokan listrik.

Ia juga lebih mudah terbentur dan menabrak perabot rumah atau benda berbahaya.

Baca Juga: Waspada Moms, Ini 3 Permainan di Playground yang Berpotensi Bikin Anak Cedera

Manfaat Belajar Berjalan Tanpa Baby Walker

Daripada membiasakan Si Kecil menggunakan baby walker, Moms bisa mencari cara lain untuk membantunya belajar berjalan.

Antara lain dengan menghindari kebiasaan menggendong dan mengajaknya mendorong benda berat, seperti kursi.

Belajar berjalan tanpa baby walker membuat Si Kecil bergerak lebih bebas, bisa melihat kakinya sendiri sehingga belajar keseimbangan, dan tentunya pergerakannya juga bisa lebih terkontrol.

Baca Juga: Sebelum Jalan-jalan, Berikut Kebutuhan Bayi yang Diperlukan untuk Bepergian

Rekomendasi American Academy of Pediatrics

Bayi Berjalan di Baby Walker
Foto: Bayi Berjalan di Baby Walker (Health.clevelandclinic.org)

American Academy of Pediatrics (AAP) sebenarnya telah menyarankan larangan pembuatan dan penjualan baby walker di AS.

Meskipun banyak perbaikan dengan penambahan fitur keselamatan, AAP tetap tidak merekomendasikannya untuk dipakai anak.

Penelitian Gary mengungkapkan, jumlah bayi cedera terkait baby walker telah menurun secara dramatis sejak 1990.

Namun, Gary menyoroti parahnya akibat dari bahaya baby walker.

Ia menyoroti adanya proporsi yang sangat tinggi dari cedera parah, termasuk:

  • Patah tulang tengkorak.
  • Gegar otak.
  • Luka bakar di kepala dan leher.

Gary mengakui niat baik dari ibu yang memberikan baby walker.

Tapi menurutnya, bayi yang belum mengerti bahaya dan berada di atas alat beroda yang bisa berjalan cepat, suatu saat tidak akan bisa terkontrol.

“Tidak masalah jika Anda terus berada di sampingnya. Tapi ada kalanya anak-anak akan bergerak begitu cepat sehingga Anda tidak punya waktu untuk bereaksi,” tandasnya.

Baca Juga: Suka Berolahraga, Ini 5 Cara Menghindari Cedera pada Anak

Alternatif Lain dari Baby Walker

Tummy Time
Foto: Tummy Time (Mamanatural.com)

Setelah tahu bahaya baby walker, ada cara lain yang bisa Moms lakukan untuk menenangkan bayi atau mengajarinya berjalan.

1. Tummy Time

Jika alasan Moms memberikan baby walker adalah untuk membuat bayi lebih senang, tertantang, bahagia dan bergerak bebas, sebenarnya ada cara lain, Moms.

Misalnya dengan lebih banyak mengajak bayi tummy time.

Bayi akan lebih bisa bergerak dan memberinya latihan untuk mengangkat kepalanya, berguling, mendorong tangan dan lututnya, dan mulai merangkak.

Moms juga bisa mengajak Si Kecil bermain di playmatt dengan berbekal mainan dan buku.

Selain melatihnya bergerak, ini juga memberikan waktu bagi Moms untuk membangun bonding dengan bayi.

Baca Juga: 8 Permainan Indoor untuk Melatih Motorik Bayi

2. Menatih Anak yang Sudah Belajar Berjalan

Jika tujuannya untuk melatih Si Kecil belajar jalan, para ahli menyarankan orang tua untuk tidak menaruh bayinya di baby walker.

Sebagai gantinya, ajak bayi untuk bergerak aktif di lantai yang bersih di dalam ruangan yang aman, sehingga dia bebas merangkak, duduk, dan berlatih berjalan.

Memegang kedua tangan bayi sambil mengajaknya belajar berjalan, atau di Indonesia disebut juga dengan tatih, relatif lebih aman.

Namun, perlu dipahami kapan usia anak sebaiknya belajar berjalan.

Menurut Medical News Today, rata-rata bayi berjalan di usia 12–18 bulan. Jadi jika Si Kecil jelang usia 1 tahun, Mom bisa mulai sering melatihnya berjalan.

Nah, kini setelah mengetahui beragam bahaya baby walker, apakah Moms masih tetap ingin membelinya?

  • https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-home/Pages/Baby-Walkers-A-Dangerous-Choice.aspx
  • https://www.healthline.com/health-news/beware-the-baby-walker
  • https://www.wctv.tv/content/news/Infant-walkers-warnings--559580821.html
  • https://publications.aap.org/pediatrics/article/142/4/e20174332/37420/Infant-Walker-Related-Injuries-in-the-United?autologincheck=redirected

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.