Tanda-Tanda Overstimulasi pada Balita yang Membuatnya Rewel, Yuk Segera Hindari!
Moms pasti sudah tidak asing lagi dengan overstimulasi pada balita.
Overstimulasi biasanya terjadi setelah balita bergerak terlalu aktif atau berada di keramaian.
Hanya saja, kita lebih sering menyebutnya dengan 'rewel karena kecapekan.'
Moms mungkin sudah bisa menduga, overstimulasi pada balita terjadi karena Si Kecil kewalahan dengan terlalu banyak stimulasi sensori, baik suara, visual, maupun aktivitas yang melebihi toleransinya.
Itulah kenapa balita gampang menangis atau rewel saat diajak ke pesta pernikahan, pesta ulang tahun, atau setelah seharian penuh berkegiatan.
Yuk Moms, cari tahu lebih banyak lagi tentang overstimulasi pada balita melalui ulasan di bawah ini!
Gejala Overstimulasi Pada Balita
Moms mungkin sudah sering melihat sendiri beberapa gejala overstimulasi pada balita berikut ini:
- Jadi tidak mau menurut, rewel, dan gampang marah.
- Tantrum atau menangis tanpa alasan.
- Menghindari kontak mata atau memalingkan muka saat Moms ajak bicara.
- Mengepalkan tangan, mengayunkan tangan, atau menendang.
- Menolak melakukan hal sederhana seperti mencuci tangan atau memungut sampah yang jatuh.
- Terlihat lebih hiperaktif atau terlalu bersemangat
- Wajah terlihat pucat atau sangat merah.
- Bernapas dengan cepat atau tersengal-sengal.
Baca Juga: Balita Susah Tidur? Ini Cara Efektif Agar Anak Tidur Nyenyak
Menghadapi Overstimulasi Pada Balita
Bila Moms melihat gejala overstimulasi pada balita, ada baiknya segera melakukan intervensi sebelum Si Kecil menangis atau mengalami tantrum yang sulit diredakan.
Langkah pertama yang perlu Moms lakukan adalah mengurangi stimulasi di sekitar dengan memelankan suara TV, menjauhi kerumunan, atau menghentikan aktivitas sejenak.
Selanjutnya katakan “Mama tahu saat ini kamu merasa kesal dan lelah” atau “Mama tahu saat ini kamu merasa terlalu bersemangat” untuk membantunya mengenali emosi di balik perilaku yang ditunjukkannya saat itu.
Setelah itu, ajak balita duduk bersantai sambil melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti bercerita, berbaring, bernyanyi lagu tenang, atau sekedar mengusap rambut dan mengelus punggungnya.
Dengan melakukan ini, gejala overstimulasi pada balita akan cepat reda dan perilaku serta tanda fisiknya akan kembali normal.
Baca Juga: Balita Susah Tidur? Ini Cara Efektif Agar Anak Tidur Nyenyak
Menghindari Overstimulasi Pada Balita
Overstimulasi pada balita juga sebenarnya bisa dihindari kok, Moms. Cukup ingat saja beberapa hal berikut:
- Prioritaskan waktu tidur balita
Hindari bepergian atau melakukan aktivitas di waktu tidur siang atau menjelang tidur malam.
Tidur di kursi mobil atau di tempat lain tidak sama kualitasnya dengan tidur di rumah.
- Batasi aktivitas rutin diluar jadwal preschool
Balita yang sudah masuk preschool atau PAUD sebaiknya tidak diberikan lebih dari dua kali jadwal aktivitas terstruktur lain, seperti kursus atau les.
- Lakukan aktivitas fisik di sore hari
Selain untuk membantunya tidur lebih nyenyak di malam hari, sebaiknya juga dalam bentuk aktivitas yang tidak dilakukan di sekolah, seperti berenang atau balet.
- Hindari aktivitas harian yang terlalu padat
Berikan balita waktu istirahat dan ketenangan yang dibutuhkannya. Aktivitas padat akan membuatnya kewalahan serta cepat merasa lelah.
Setelah tahu lebih banyak tentang overstimulasi pada balita, tentu Moms jadi bisa lebih jeli melihat gejalanya dan lebih bijak mengatur jadwal aktivitas balita, ya.
Baca Juga: Jika Anak Susah Tidur, Ikuti 4 Langkah Ini Agar Dia Cepat Mengantuk!
Bagaimana dengan buah hati kesayangan Moms, situasi apa yang biasanya membuat Si Kecil mengalami overstimulasi?
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.