13 Cara Mengatasi Batuk pada Anak, Bisa dengan Bahan Alami Seperti Madu dan Jahe, Moms!
Batuk pada anak bisa jadi kondisi yang sangat tidak mengenakkan bagi Si Kecil, apalagi jika sampai membuatnya kesulitan bernapas.
Terlebih jika dia belum bisa menjelaskan dengan tepat apa yang dirasakannya.
Karena itu, cukup sulit membuat keputusan pengobatan untuk menangani batuk pada anak.
Sebaiknya Moms mengetahui gejala batuk pada anak yang jelas agar bisa memberikan penanganan tepat.
Batuk pada Anak, Gangguan Pernapasan yang Patut Diwaspadai
Foto: Orami Photo Stock
Sebelum membahas lebih jauh tentang batuk pada anak, sebaiknya Moms perlu mengetahui terlebih dahulu penjelasan megenai penyakit batuk itu sendiri.
Mengenai kondisi ini, dr. Rosary, Sp.A, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah – Pondok Indah, Jakarta Selatan akan memberikan penjelasannya secara lengkap.
Jadi, batuk adalah refleks dari saluran napas sebagai upaya pertahanan tubuh ketika ada zat asing yang masuk seperti debu dan asap ke dalam saluran napas.
Apabila tidak ada refleks tersebut, zat asing akan menumpuk dan dapat menimbulkan penyakit.
Batuk juga dapat timbul apabila ada kondisi yang menyebabkan peradangan di sel pernapasan seperti infeksi saluran napas, asma, dan lain- lain.
Saluran napas pada keadaan normal memproduksi lendir dalam jumlah yang cukup.
Lendir ini berfungsi untuk menangkap benda asing berukuran sangat kecil yang masuk ke saluran napas.
Apabila jumlahnya sudah cukup banyak, kombinasi benda asing dan lendir ini akan merangsang reseptor batuk, membangkitkan mekanisme batuk, lalu mendorong benda asing itu keluar.
Benda asing yang berukuran besar (misalnya makanan dan minuman) yang keliru masuk ke saluran napas juga akan membangkitkan mekanisme batuk.
Jadi, batuk berperan sebagai pelindung dan penjaga saluran napas kita.
Saluran napas bisa terpapar dengan berbagai hal dari luar yang dapat mengganggunya. Kuman dapat menyebabkan penyakit infeksi pada saluran napas.
Alergen dapat mencetuskan penyakit alergi di saluran napas. Bahkan asap rokok saja bisa mengganggu fungsi saluran napas. Gangguan ini akan merangsang reseptor batuk.
Jadi, batuk pada anak adalah gejala akibat adanya gangguan atau penyakit di saluran napas.
Pada dasarnya batuk timbul untuk membantu kita membersihkan saluran napas dari segala macam benda yang berbahaya.
Apabila batuk timbul, maka kita berusaha memfasilitasi batuk, antara lain dengan banyak minum air hangat.
Apabila batuk tidak mengalami perbaikan, sebaiknya diperiksakan ke dokter. Dokter akan mengidentifikasi gangguan atau penyakit dasar penyebab batuk.
Jadi yang diatasi adalah penyebab dari batuk pada anak tersebut, bukan hanya menghilangkan gejala batuknya, ya Moms.
Baca Juga: 15 Obat Batuk untuk Ibu Hamil, Mulai dari yang Alami Sampai Medis
Penyebab Batuk Pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Beda batuk beda pula penyebabnya. Maka, Moms harus tahu apa saja penyebab batuk pada anak. Simak baik-baik penjelasan berikut ini, ya.
1. Infeksi
Batuk pada anak yang dialami mungkin disebabkan oleh infeksi berbagai jenis bakteri, parasit, dan virus.
Infeksi bisa menyebabkan penyakit seperti influenza, radang tenggorokan, atau radang paru.
Batuk pada anak yang diakibatkan oleh infeksi biasanya ditandai dengan gejala batuk kering selama beberapa hari.
Anak mungkin mengeluh tenggorokannya sakit untuk menelan dan lidahnya terasa pahit.
Kemudian batuknya pun jadi batuk dahak. Gejala lain yang harus diperhatikan adalah demam, pilek, dan sakit kepala.
2. Refluks Asam Lambung
Batuk pada anak juga bisa disebabkan oleh refluks asam lambung yang juga dikenal dengan istilah sakit maag.
Sakit maag terjadi saat asam lambung naik ke saluran kerongkongan.
Hal ini mengakibatkan dada si kecil jadi terasa sakit, perih, dan sesak.
Biasanya anak pun akan batuk-batuk hebat seperti ingin muntah atau membuang ludah ketika diserang sakit maag.
3. Asma
Coba perhatikan bunyi batuk pada anak. Kalau Si Kecil mengalami batuk kering yang disertai dengan suara tarikan napas yang melengking tapi lirih, bisa jadi anak mengalami serangan asma.
Batuk yang berbunyi ini disebut juga sebagai mengi. Mengi paling sering muncul di malam hari atau setelah anak beraktivitas fisik cukup berat.
4. Alergi
Gejala alergi selain batuk berdahak adalah hidung dan mata berair, pilek, bersin-bersin, tenggorokan sakit atau gatal, dan muncul ruam pada kulit.
Penyebab alergi pun ada macam-macam, tergantung pada kondisi buah hati.
Ia mungkin alergi terhadap debu, serbuk sari bunga, kotoran, bulu binatang, makanan dan minuman tertentu, atau tungau kasur.
Itu dia berbagai jenis batuk pada anak yang harus Moms kenali.
Baca Juga: 8 Cara Mengobati Batuk Kering Pada Anak
5. Penyakit Hidung dan Sinus
Postnasal drip atau sindrom batuk saluran napas bagian atas yang disebabkan oleh rinitis atau infeksi sinus (sinusitis) dapat menyebabkan batuk kronis.
Biasanya disertai dengan gejala lain, namun gejala umumnya adalah batuk.
6. Menghirup Benda Asing
Benda asing, seperti debu pada mainan anak atau makanan tertentu, dapat terhirup secara tidak sengaja pada usia berapa pun. Tetapi paling sering terjadi pada usia 2 - 4 tahun.
Hal ini juga dapat menjadi penyebab batuk pada anak yang bisa bertahan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
7. Kebiasaan Batuk
Merupakan batuk pada anak yang tidak memiliki penyebab fisik yang jelas. Bahkan batuk ini terkadang bisa berlanjut setelah terjadi infeksi pernapasan virus.
Ciri-citi batuk ini biasanya terdengar kering dan berulang-ulang atau seperti bunyi "klakson".
Kebiasaan batuk ini biasanya terjadi hanya ketika anak bangun, bukan saat tidur.
8. Batuk Iritan
Paparan terhadap asap tembakau dan polutan lainnya (asap dan gas buangan dari pembakaran kayu, polusi udara dan gas buang dari kendaraan) dapat menyebabkan jenis batuk ini pada anak.
Ini dapat memperburuk batuk yang disebabkan karena asma atau rinitis.
Baca Juga: 8 Obat Alami untuk Atasi Batuk Berdahak pada Anak
Jenis Batuk pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Menurut dr. Rosary, jenis batuk pada anak bisa dibedakan dari durasi dan karakteristik. Berikut ini pemaparannya.
1. Batuk pada Anak Berdasarkan Durasi
Simak jenis batuk pada anak berdasarkan durasi.
- Batuk Akut
Disebut batuk akut jika berlangsung kurang dari dua minggu
- Batuk Kronik
Jika lebih dari 2 minggu, maka disebut batuk kronik.
"Selain itu, ada pula istilah batuk kronik berulang yaitu batuk yang berlangsung selama 2 minggu dan atau batuk yang berulang sedikitnya 3 episode dalam 3 bulan berturut-turut dengan atau tanpa gejala lain," jelas dr. Rosary
2. Batuk pada Anak Berdasarkan Karakteristiknya
Tak sampai sana, dr. Rosary pun menjelaskan perbedaan jenis batuk berdasarkan karakteristiknya.
Berdasarkan karakteristiknya, batuk dapat diklasifikasikan menjadi:
- Batuk Kering
Batuk kering biasanya diakibatkan iritasi saluran napas, yang merupakan awal penyakit saluran napas.
Ini biasa terjadi saat bayi menderita alergi atau demam. Batuk kering berfungsi untuk membersihkan tetesan post nasal atau iritasi akibat sakit tenggorokan.
- Batuk Berdahak
Batuk berdahak umumnya terjadi akibat gangguan bersihan mukosilier atau lendir, biasanya merupakan lanjutan dari perjalanan penyakit.
Ini biasanya merupakan penyakit pernapasan yang menyertai infeksi bakteri.
Infeksi tersebut menjadi penyebab munculnya dahak atau lendir (mengandung sel darah putih yang berguna membantu melawan kuman) terbentuk dalam saluran udara anak atau bayi.
- Batuk Paroksimal
Batuk paroksismal biasanya berbentuk batuk yang panjang. Bayi di bawah 4 bulan seharusnya tidak batuk terlalu sering.
Menurut Catherine Dundon, MD, seorang profesor pediatri klinis di Vanderbilt University Medical School, jika Si Kecil sering batuk, ia dapat dikatakan sudah masuk dalam kondisi serius.
Apabila terdapat tanda bahaya seperti napas cepat, sesak napas, biru di bibir atau kuku, dan batuk panjang maka anak harus segera dibawa ke dokter, ya!
Penyakit yang Ditandai Batuk pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Berikut penyakit atau gangguan kesehatan yang ditandai dengan batuk yang penting Moms kenali:
1. Flu
Batuk yang mengindikasikan flu di antaranya menunjukkan gejala:
- Hidung tersumbat atau pilek
- Sakit tenggorokan
Umumnya, batuk pada anak yang menyertai adalah batuk kering, tetapi juga tergantung pada parah atau tidaknya pilek. Selain itu, muncul pula gejala-gejala lain seperti:
- Lendir
- Demam pada malam hari
2. Croup
Bayi yang memiliki croup, dapat dikenali dengan suara seperti menggonggong saat bayi terbangun dari tidur di tengah malam yang disertai kesulitan bernapas.
Biasaya croup menyerang anak-anak di bawah 5 tahun serta sering diawali dengan demam pada pagi hari.
3. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi virus atau bakteri pada paru-paru yang disebabkan oleh berbagai macam kondisi, termasuk flu.
Gejala pneumonia sendiri di antaranya demam, batuk kering atau batuk berdahak (berwarna hijau, kuning, atau disertai darah), berkeringat dan menggigil.
Ini juga disertai rasa sakit pada dada saat menarik napas atau batuk, napas terengah-engah dan pendek, mual dan muntah, kelelahan, serta diare.
Baca Juga: 15 Cara Mengatasi Pilek Pada Bayi Tanpa Minum Obat
4. Bronchiolitis atau Asma
Baik bronchiolitis maupun asma muncul setelah pilek dan batuk.
Menurut Ruffin Franklin, MD, dari Capitol Pediatrics and Adolescent Center di Raleigh, North Carolina, banyak faktor penyebab mengi (sesak napas) dan penyempitan saluran udara, salah satunya faktor lingkungan seperti debu.
Batuk atau mengi yang berhubungan dengan bronchiolitis dan asma menjadikan keduanya sulit untuk dibedakan.
Dalam kasus asma, bayi umumnya menunjukkan gejala:
- Pilek
- Mata gatal dan berair
Bronchiolitis biasanya cenderung menunjukkan gejala:
- Demam
- Kehilangan selera makan
Selain itu, dalam kasus asma, bayi juga akan mengalami retraksi (semacam kesulitan bernapas).
5. Batuk Rejan
Infeksi bakteri yang mengancam jiwa ini merupakan penyebab utama kematian bayi sampai akhirnya vaksin DPT diciptakan pada tahun 1960-an dan di Amerika Serikat penyakit ini telah dimusnahkan.
Namun, faktanya, batuk rejan kembali dan mewabah di berbagai negara selama beberapa tahun terakhir.
Pada kebanyakan kasus batuk rejan (pertusis), bayi tidak menunjukkan gejala seperti flu atau demam.
Gejala lain yang ditunjukkan adalah sering batuk yang disertai perubahan warna wajah, mata menggembung, dan lidah mencuat.
Jika Moms curiga Si Kecil mengidap batuk yang menjadi gejala dari kondisi gangguan kesehatan, segera konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga: Mengenali Jenis Batuk Pada Bayi
Cara Mengatasi Batuk pada Anak yang Alami
Foto: Orami Photo Stock
Sebelum Moms membawa anak berobat ke dokter, ada baiknya mencoba beberapa cara pengobatan alami yang pastinya mudah dilakukan di rumah.
1. Jaga Agar Kepala Anak Tetap Tinggi
Jika Si Kecil baru berusia di atas 1 tahun, atur beberapa bantal di bawah punggung, bahu, dan kepala agar mereka bisa tidur dalam posisi agak tinggi, sehingga memudahkan jalannya pernapasan.
Untuk bayi, letakkan bantal di bawah kasur tempat tidurnya agar area tempat mereka meletakkan kepala sedikit terangkat.
Namun ada baiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk membahas risiko SIDS dan mati lemas.
2. Gunakan Pelembap Ruangan
Gunakan pelembap udara sepanjang malam untuk menjaga saluran udara anak agar tetap bersih dan lembap.
Di pagi hari, buka jendela dan biarkan udara segar masuk, kelembapan semalam dapat menyebabkan jamur tumbuh di kamar.
Baca Juga: 4 Tanaman Hias Buah ini Juga Bisa Menyehatkan Badan, Mana Favorit Moms?
3. Bersihkan Hidung
Selain menggunakan nasal aspirator, semprotkan larutan saline di lubang hidung anak untuk melonggarkan lendir beberapa kali sehari.
Karena tetesan nasal akan menggelitik tenggorokan dan pernapasan mulut akan mengeringkannya, menjaga agar hidung tidak tersumbat adalah kunci untuk mengobati batuk pada anak.
4. Mengonsumsi Madu
Madu adalah pemanis alami yang dapat membantu meredakan sakit tenggorokan. Madu juga memiliki sifat antibakteri dan dapat membantu melawan infeksi.
Tapi madu tidak aman untuk anak-anak di bawah usia 1 tahun karena ada risiko botulisme (keracunan bakteri).
Baca Juga: 6 Manfaat Madu untuk Wajah, Bisa Kurangi Keriput!
5. Minum yang Banyak
Tetap terhidrasi sangat penting ketika anak Moms sakit. Air mineral dapat membantu tubuh melawan penyakit dan membuat saluran pernapasan tetap lembap dan kuat.
Moms harus sediakan air minum di samping tempat tidur anak setiap malam.
Selain air yang cukup, Moms bisa menawarkan buah-buahan untuk menambah cairan dan meredakan sakit tenggorokan.
6. Oleskan Essential Oil
Produk-produk essential oil ini semakin populer dan beberapa di antaranya efektif untuk meredakan batuk atau nyeri otot ketika dioleskan pada kulit atau menyebar ke udara.
Meski bermanfaat, Moms tetap harus mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter.
7. Konsumsi Sup Hangat
Sup hangat ini lebih dari sekadar obat tradisional, penelitian menunjukkan bahwa sup ayam memiliki sifat anti-inflamasi.
Temperaturnya yang hangat juga bertindak sebagai vaporizer, membantu melonggarkan lendir di saluran hidung yang biasanya menyebabkan batuk.
8. Jus Lemon
Jus lemon sangat manjur untuk Moms gunakan sebagai obat batuk yang alami bagi Si Kecil.
Sebagai campuran jus lemon, Moms bisa menambahkan 1 sendok teh madu.
Jangan lupa untuk menyajikannya dalam keadaan hangat dan berikan pada Si Kecil hingga 2-3 kali sehari.
9. Mengonsumsi Buah Pir
Apabila batuk Si Kecil adalah batuk kering, berilah ia buah pir. Konsumsi 1/2 hingga 1 buah pir sebelum tidur.
Buah ini akan sangat membantu bagi tenggorokannya yang kering dan gatal.
Baca Juga: 3 Cara Mudah Mengeluarkan Lendir Saat Bayi Batuk Pilek
10. Jahe dan Kencur
Kombinasi antara dua bahan alami ini sangat baik sebagai obat batuk, caranya mudah kok Moms.
Hanya dengan menyiapkan potongan jahe dan kencur lalu ditumbuk dan direbus. Setelah direbus, saring dan berikan air rebusannya untuk Si Kecil.
11. Kunyit
Kunyit merupakan rempah yang aman untuk diolah sebagai obat batuk bagi Si Kecil.
Kandungan kurkumin dalam kunyit memiliki sifat anti bakteri dan antiinflamasi yang dapat mengatasi batuk.
Cara mengolahnya pun cukup dengan membuat potongan dari kunyit yang sudah anda cuci.
Setelah itu, oleskan pada dot Si Kecil, atau bisa juga gunakan bubuk kunyit secukupnya yang dicampurkan pada air susu di dalam dot.
Nah, karena begitu banyak bahan alami yang bisa diolah sebagai obat batuk, sekarang Moms sudah tak perlu bingung lagi deh memilih obat batuk yang aman untuk Si Kecil.
Baca Juga: 6 Cara Alami Mengatasi Batuk dan Flu Saat Hamil
12. Air Garam
Konon, garam dapat menyerap cairan berlebih dari jaringan tenggorokan yang bengkak, sehingga banyak dipakai untuk mengatasi sakit tenggorokan.
Air garam juga mengurangi dahak sehingga bisa mengurangi batuk.
Air garam pun cukup sering digunakan sebagai obat batuk alami untuk anak di Indonesia. Cara pembuatannya pun mudah dan Moms bisa lakukan kapan saja.
Tentu karena garam pastinya hampir selalu tersedia di dapur.
Aduk rata satu sendok teh garam dengan satu gelas air hangat, lalu minta anak berkumur di bagian belakang tenggorokan selama beberapa saat sebelum membuangnya.
Sebaiknya air garam tidak diberikan pada anak yang belum bisa berkumur, karena dilansir dari Medical News Today, anak yang belum bisa berkumur akan langsung menelannya yang justru akan berbahaya.
13. Mengonsumsi Probiotik
Probiotik tidak secara langsung meredakan batuk, tetapi dapat meningkatkan sistem kekebalan dengan menyeimbangkan bakteri di usus.
Sistem kekebalan yang unggul dapat membantu melawan infeksi atau alergen yang mungkin menyebabkan batuk.
Berdasarkan penelitian di Korean Journal of Family Medicine, salah satu jenis probiotik, bakteri yang disebut Lactobacillus, dapat memberikan manfaat sederhana dalam mencegah flu biasa.
Produk atau obat-obatan yang mengandung probiotik Lactobacillus dapat Moms jumpai di toko-toko obat atau toko biasa.
Beberapa makanan juga secara alami kaya akan probiotik, seperti
- Sup miso
- Yoghurt alami
- Kimchi
Baca Juga: Muncul Bintik Merah pada Kulit Bayi Setelah Demam, Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Foto: Orami Photo Stock
Jika anak tampak tidak sehat dan Moms semakin khawatir, sebaiknya segera bawa Si Kecil ke dokter anak.
Dokter akan memeriksa anak untuk mengetahui penyebab batuk yang dideritanya.
Jika anak menderita demam tinggi, sulit bernapas, tidak minum terlalu banyak air atau mengeluarkan pipis lebih sedikit daripada biasanya, bawa anak ke dokter.
Beberapa batuk pasca-virus dapat muncul selama berminggu-minggu setelah anak pulih dari infeksi saluran pernapasan, misalnya, setelah bronchiolitis. Hal ini dinilai normal.
Jika batuk berlangsung selama beberapa minggu dan belum mereda juga, dokter dapat merujuk Moms membawa Si Kecil ke dokter anak spesialis.
Nah, kini Moms sudah paham mengenai batuk pada anak dan cara meredakannya, kan!
Yuk jaga kesehatan Si Kecil agar aktivitas dan perkembangannya tidak terganggu!
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/322394#twelve-natural-cough-remedies
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3560336/
- https://medschool.vanderbilt.edu/
- https://www.capitolpediatrics.com/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.