08 Oktober 2022

Mengenal BDSM, Praktik Seks yang Dianggap Menyimpang dan Dilarang di Indonesia

Sebenarnya beda dengan kekerasan seksual, lho!

Istilah BDSM semakin dikenal beberapa tahun belakangan, terutama sejak diangkat sebagai tema film Fifty Shades of Grey.

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud BDSM? Sebenarnya BDSM adalah singkatan dari Bondage and Discipline, Sadism, and Masochism.

Sesuai dengan namanya, ini adalah salah satu gaya seks yang melibatkan praktik bondage and discipline (perbudakan dan disiplin), atau sadism and masochism (sadisme dan masokisme).

Meski kedengarannya aneh, gaya seks ini sebenarnya bertujuan untuk mendatangkan kepuasan lebih dalam berhubungan intim.

Namun, ternyata praktik BDSM masuk ke dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga dengan peraturan pelakunya perlu menerima hukuman rehabilitasi

Ingin mengetahui lebih jauh mengenai BDSM? Yuk, simak lebih lanjut Moms!

Baca juga: 12 Penyebab Meriang Setelah Berhubungan Seks, Bisa Karena Kurang Minum Air Putih, Nih Moms!

Apa Itu BDSM?

Hubungan Seksual
Foto: Hubungan Seksual (Freepik.com/@jcomp)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, BDSM adalah praktik atau gaya seks yang melibatkan praktik sadis atau perbudakan yang dilakukan oleh seseorang.

Dengan begitu, biasanya BDSM melibatkan praktik-praktik seperti penggunaan pengekangan fisik, pemberian dan pelepasan kendali, dan penderitaan.

Mengutip dari Merriam-webster, BDSM mengacu pada berbagai preferensi seksual yang umumnya berhubungan dengan kenikmatan kontrol fisik, kontrol psikologis, dan atau rasa sakit.

Lebih jelasnya, BDSM merupakan singkatan dari Bondage and Discipline, Sadism, and Masochism.

Sementara itu jika diartikan satu-satu perkata maka Bondage and Discipline memiliki arti sebagai perbudakan atau salah satu fantasi praktik seks yang melibatkan permainan kekuasaan atau dominasi.

Dalam praktik perbudakan, biasanya orang tersebut akan menggunakan alat bantu berupa tali atau borgol untuk mengikat pasangan.

Sedangkan Discipline memiliki arti yang hampir sama dengan Bondage, praktik ini mengharuskan seseorang menuruti atau mengikuti peraturan yang dibuat selama melakukan hubungan seksual.

Jika orang tersebut tidak melakukan hal yang telah diatur, ia akan menerima beberapa hukuman yang beragam, mulai dari pukulan atau mencambuk.

Kemudian, untuk Sadism artikan sebagai salah satu praktik sadis yang dilakukan oleh seseorang hingga pasangannya mengalami kesakitan.

Tak hanya sakit dalam fisik, orang ini juga bisa berbuat sadis dalam verbal misalnya dengan mengeluarkan kata-kata merendahkan.

Terakhir, Masochism atau Masochist tak berbeda jauh dengan Sadism, praktik ini juga memberikan rasa sakit pada pihak lainnya atau korban.

Jenis-Jenis BDSM

bdsm
Foto: bdsm (bustle.com)

Di hubungan BDSM, salah satu pihak berperan sebagai dominan. Artinya, ia memegang kendali dalam permainan atau “pendisiplinan”.

Sementara itu, pihak yang lain berperan sebagai submisif atau ia adalah pihak yang menurut, patuh, atau tunduk pada si dominan.

Beberapa jenis praktik BDSM yang biasa dilakukan adalah:

  • Dominasi/penundukan
  • Perbudakan
  • Roleplay
  • Bermain lilin
  • Bermain dengan pukulan
  • Sadisme/masokisme/permainan rasa sakit
  • Permainan penghinaan
  • Sensasi bermain/edgeplay

Meski terkesan seperti perbudakan, perlu dicermati bahwa BDSM dilakukan dengan prinsip komunikasi dan kesepakatan dari kedua belah pihak.

Permainan yang dilakukan dalam seks BDSM juga harus aman.

Meski dalam praktiknya melibatkan penggunaan rasa sakit dan penghinaan atau skenario permainan peran yang ditandai dengan dominasi dan penyerahan.

Oleh karena itu, biasanya pasangan yang melakukan praktik BDSM perlu membuat perjanjian sebelumnya.

Dalam hal ini termasuk menyepakati kata-kata atau kode khusus yang bisa digunakan saat salah satu pihak merasa sudah mencapai titik ingin berhenti.

Baca juga: Penasaran Bagaimana Cara Mengetahui Suami Puas atau Tidak? Simak 17 Tandanya Berikut Ini!

Adakah Manfaat dari Praktik Seks BDSM?

Hubungan Seks
Foto: Hubungan Seks (Freepik.com/@jcomp)

Meski menimbulkan kontroversi, para ahli terus melakukan penelitian mengenai praktik BDSM, termasuk soal manfaat yang bisa didapatkan.

Berikut ini beberapa manfaat dari praktik BDSM.

1. Peningkatan Kesehatan Mental

Dalam satu studi, peneliti melihat ciri-ciri kepribadian, gaya keterikatan hubungan, dan kesejahteraan umum individu yang terlibat dalam BDSM.

Berlawanan dengan banyak stereotip populer, penelitian ini menemukan bahwa mereka yang terlibat dalam BDSM memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik.

Hasil penelitian ini diterbitkan di The Journal of Sexual Medicine pada 2013.

Mereka yang melakukan praktik BDSM mendapatkan keuntungan berupa:

2. Mengurangi Stres

Orang yang melakukan BDSM memasuki tingkat kesadaran yang berubah.

Ini mirip dengan pengalaman praktisi yoga keadaan meditasi atau "runner's high" pelari maraton.

Secara umum, diketahui bahwa kegiatan tersebut dapat bermanfaat bagi kesehatan dengan membantu menurunkan kadar hormon stres kortisol.

Partisipasi dalam BDSM mungkin memiliki efek yang sama.

Misalnya, penelitian pada 2015 di Journal of Positive Sexuality, menemukan bahwa orang dalam peran dominan mengalami penurunan kadar kortisol setelah sesi BDSM.

Kortisol dikenal sebagai hormon stres dan dapat dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, penurunan imun, dan resistensi insulin.

3. Membuat Hubungan Jadi Lebih Baik

Dalam penelitian yang disebutkan di poin 1, para peneliti juga menemukan bahwa praktik BDSM yang sukses dapat membuat hubungan jadi lebih baik.

Sebab, ini meningkatkan perasaan keterhubungan dan keintiman di antara pasangan.

Meski alasan pasti untuk ini tidak sepenuhnya jelas, peneliti menyimpulkan bahwa melakukan hal-hal baru dengan pasangan dapat meningkatkan keintiman.

Tips dan Trik dalam Melakukan BDSM

BDSM
Foto: BDSM (Freepik.com/@Freepik)

Dunia BDSM memiliki subkultur dan terminologi tersendiri. Ini mungkin menakutkan bagi pemula.

Namun, sebenarnya ada beberapa tips dan trik yang dapat membantu, yaitu:

  • Utamakan komunikasi. Sebelum memulai, bicarakan dengan pasangan mengenai minat dan batasan yang dapat ditoleransi.
  • Mulai dengan perlahan. Latihan BDSM ringan adalah titik awal yang baik untuk mencari tahu apa yang Moms dan suami sukai dan membuat nyaman.
  • Bangun suasananya. Pencahayaan, lilin beraroma, dan pakaian erotis misalnya, dapat membangun suasana hati yang tepat untuk permainan BDSM.
  • Sepakati kata atau kode khusus. BDSM seharusnya menyenangkan. Jadi, jika merasa tidak nyaman, ucapkanlah kata atau kode yang sudah disepakati.

Praktik BDSM Dilarang di Indonesia

Praktik BDSM
Foto: Praktik BDSM (Freepik.com/@Freepik)

Meski di negara lain adalah hal yang boleh-boleh saja, praktik BDSM nyatanya dilarang di Indonesia.

Hal ini disebutkan dalam pasal 85 dan 86 RUU Ketahanan Keluarga.

Pada pasal 85 ayat 1 disebutkan bahwa "aktivitas seks sadisme dan masokhisme merupakan penyimpangan seksual". Dengan penjelasan sebagai berikut:

  1. Sadisme adalah cara seseorang untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan menghukum atau menyakiti lawan jenisnya.
  2. Masokisme kebalikan dari sadisme, adalah cara seseorang untuk mendapatkan kepuasan seksual melalui hukuman atau penyiksaan dari lawan jenisnya.

Baca juga: Bisakah 1x Berhubungan Langsung Hamil? Ini 14 Tanda Pembuahan Berhasil

Kemudian, pada pasal 86, disebutkan bahwa:

"Keluarga yang mengalami krisis keluarga karena penyimpangan seksual wajib melaporkan anggota keluarganya kepada badan yang menangani ketahanan keluarga atau lembaga rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan".

Meski mungkin tujuannya baik, yaitu untuk menghindari segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga, RUU ini juga menuai banyak protes.

Protes tersebut terutama datang dari kalangan yang memahami dengan baik bahwa BDSM bukanlah kekerasan seksual.

Memang, banyak film yang menggambarkan BDSM secara keliru sehingga membuatnya diartikan sebagai penyimpangan atau bahkan kekerasan.

Namun, jika memahami prinsipnya, seperti dijelaskan tadi, BDSM adalah kegiatan seksual yang dilakukan dengan consent atau persetujuan.

Hal ini juga dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan bagi kedua pihak yang terlibat.

Sementara, kekerasan seksual dilakukan dengan merampas hak salah satu pihak.

Jadi, dapat dikatakan bahwa BDSM sangat berbeda dengan kekerasan seksual.

Asalkan kedua pihak saling setuju dan sama-sama ingin mencari kepuasan dalam hubungan.

  • https://doi.org/10.1111/jsm.12192
  • https://www.researchgate.net/publication/301625682_Sadomasochism_without_Sex_Exploring_the_Parallels_between_BDSM_and_Extreme_Rituals
  • https://www.verywellmind.com/the-health-benefits-of-bdsm-2979720
  • https://www.webmd.com/sex/what-is-bdsm-sex
  • https://www.mindbodygreen.com/0-21071/what-i-wish-people-understood-about-bdsm.html
  • https://www.merriam-webster.com/dictionary/BDSM

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.