Muhammad Yamin: Pelopor Sumpah Pemuda dan Penulis Proklamasi
Muhammad Yamin adalah seorang sastrawan dan pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat.
Ia dikenal sebagai penulis teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.
Yamin menempuh pendidikan di H.I.S, Padang, dan melanjutkan ke Sekolah Tinggi Hukum, Batavia.
Ia aktif dalam pergerakan nasional, terutama dalam bidang sastra dan politik. Karya-karyanya, seperti Indonesia Tumpah Darahku dan pelopor Sumpah Pemuda.
Selain itu, Muhammad Yamin juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Pakistan, dan Sudan.
Baca Juga: Biografi Tjokroaminoto, Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota
Keluarga dan Masa Kecil Muhammad Yamin
Muhammad Yamin lahir pada 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat.
Ia merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Yamin menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmadjo dan dikaruniai beberapa anak, salah satunya yang dikenal luas adalah Rahadijan Yamin.
Pendidikan awal Yamin terutama terdiri dari pendidikan adat dan agama yang diberikan oleh orang tuanya hingga tahun 1914.
Di tengah masa penjajahan, Yamin adalah salah satu dari sedikit anak yang beruntung mendapatkan pendidikan menengah dan tinggi.
Ia menempuh pendidikan di Hollands Inlands School (HIS) di Palembang dan melanjutkan ke Algemene Middelbare School (AMS) di Yogyakarta, di mana ia memperdalam pengetahuan dalam bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Kaei, dan sejarah purbakala.
Baca Juga: Biografi Gatot Soebroto, Pahlawan Pembela Rakyat Kecil
Riwayat Pendidikan
Muhammad Yamin dikenal sebagai seorang intelektual yang cerdas dan berbakat.
Ia melanjutkan pendidikannya ke Recht Hogeschool (RHS) di Jakarta dan berhasil meraih gelar Meester in de Rechten, yang setara dengan gelar Sarjana Hukum, pada tahun 1932.
Sebelumnya, ia juga sempat mencatatkan diri sebagai peserta kursus di Lembaga Pendidikan Peternakan dan Pertanian di Cisarua, Bogor.
Yamin awalnya bercita-cita untuk melanjutkan studi ke Eropa, namun cita-citanya terhenti ketika menerima kabar bahwa ayahnya telah meninggal dunia.
Uang peninggalan ayahnya hanya mencukupi untuk lima tahun studi di Eropa, sementara belajar kesusastraan Timur memerlukan waktu tujuh tahun.
Oleh karena itu, ia memilih untuk melanjutkan kuliah di RHS Jakarta.
Baca Juga: Biografi Malahayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia
Karya Sastra Muhammad Yamin
Pada tahun 1920-an, Muhammad Yamin memulai karirnya dalam bidang kesusastraan sebagai penulis.
Karya pertamanya ditulis dalam bahasa Melayu dan diterbitkan dalam jurnal Jong Sumatera.
Pada tahun 1922, Yamin muncul sebagai seorang penyair dengan karyanya yang berjudul "Tanah Air."
Kumpulan puisi ini merupakan salah satu karya puisi modern pertama yang pernah diterbitkan pada masa itu. Pada tanggal 28 Oktober 1928, ia menerbitkan kumpulan puisi kedua yang berjudul "Tumpah Darahku."
Muhammad Yamin juga mengeksplorasi bidang drama dengan karyanya yang berjudul "Ken Arok dan Ken Dedes," yang terinspirasi oleh sejarah Jawa.
Selain menulis puisi dan drama, Yamin juga menghasilkan berbagai karya sastra lainnya, termasuk esai, novel sejarah, dan puisi.
Ia juga menjadi penerjemah, menerjemahkan karya-karya seperti drama Julius Caesar karya William Shakespeare dan karya-karya Rabindranath Tagore.
Baca Juga: Biografi Pierre Tendean dan Kisah Heroik Sang Pahlawan
Karier Politik
Karier politik Muhammad Yamin dimulai saat ia masih menjadi mahasiswa di Jakarta.
Ia bergabung dengan organisasi Jong Sumatera Bond dan memiliki peran penting dalam menyusun ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan di Kongres Pemuda II pada tahun 1928.
Dalam ikrar tersebut, Yamin memperjuangkan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Indonesia dan sebagai alat pemersatu.
Setelah meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 1932, Yamin bekerja dalam bidang hukum di Jakarta hingga tahun 1942.
Selama periode ini, ia juga menjadi anggota Partindo (Partai Indonesia). Setelah Partindo dibubarkan, Yamin bersama teman-temannya mendirikan Gerindo. Pada tahun 1939, ia terpilih sebagai anggota Volksraad.
Selama pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945), Muhammad Yamin terlibat dalam PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat).
Pada tahun 1945, ia terpilih sebagai anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Setelah Ir. Soekarno menjadi Presiden, Yamin menduduki berbagai jabatan penting dalam pemerintahan, termasuk:
- Anggota DPR sejak tahun 1950
- Menteri Kehakiman (1951-1952)
- Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Pakistan, dan Sudan
Baca Juga: Profil dan Biografi Sukarni, Aktivis 'Penculik' Soekarno-Hatta
Peran dalam Sumpah Pemuda
Muhammad Yamin adalah salah satu tokoh penting di balik Sumpah Pemuda, yang merupakan tonggak penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 menyatakan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.
Ini menjadi dasar bagi pergerakan nasional yang lebih terorganisir dan bersatu.
Muhammad Yamin adalah seorang pahlawan nasional yang telah memberikan kontribusi besar dalam bidang sastra dan politik Indonesia.
Sebagai pelopor Sumpah Pemuda dan penulis teks Proklamasi Kemerdekaan, Yamin meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia.
Kisah hidup dan perjuangannya dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Demikian informasi seputar biografi Muhammad Yamin dan perannya dalam Sumpah Pemuda.
Semoga informasi ini dapat memperkaya wawasan kebangsaan kita, ya!
- https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/tokoh-detail/3340/muhammad-yamin
- https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-mohammad-yamin-pahlawan-nasional-indonesia/
- https://www.biografiku.com/biografi-muhammad-yamin/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.