Cacingan pada Anak: Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Mungkin Moms sering mendengar cacingan pada anak. Cacingan tidak akan menyakiti anak dan Moms dapat mengobatinya dengan mudah. Tapi menyebar dengan sangat mudah juga.
Berdasarkan American Academy of Pediatrics, infeksi cacing dianggap salah satu penyakit paling umum pada anak-anak yang hidup dalam kemiskinan ekstrem di negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Cacingan pada anak merupakan ancaman kesehatan global utama terhadap anak-anak.
Anak dapat memperoleh cacing ketika mereka secara tidak sengaja mendapatkan telur cacing di tangan dan menelannya. Ini mungkin terjadi jika anak bersentuhan dengan orang-orang yang menderita cacingan atau dengan debu, mainan, bisa juga sprei yang terinfeksi cacing.
Jika anak-anak menyentuh benda-benda di sekitar rumah tanpa mencuci tangan, telur-telur cacing itu mungkin menular ke orang lain di rumah juga.
Baca Juga: Ibu Hamil Cacingan, Apa Dampaknya Bagi Janin?
Penyebab Cacingan pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Infeksi cacing gelang atau cacingan pada anak adalah jenis infeksi cacing yang paling umum di dunia. Telur cacing hidup di tanah yang terkontaminasi oleh kotoran. Telur bisa masuk ke tubuh melalui mulut. Infeksi kemudian dapat menyebar dari orang ke orang melalui kotoran yang terinfeksi.
Cacing gelang dapat hidup di dalam usus kecil hingga 2 tahun. Cacing itu bentuknya setebal pensil. Mereka bisa tumbuh menjadi sekitar 13 inci.
Mereka berkembang biak dengan sangat cepat. Cacing gelang betina bisa bertelur lebih dari 200.000 telur sehari. Telur ini keluar dari tubuh melalui buang air besar.
Jika seorang anak menelan telur cacing gelang, telur akan masuk ke dalam usus dan menetas menjadi bayi cacing (larva). Larva bisa melewati dinding usus ke dalam aliran darah.
Mereka kemudian berjalan melalui paru-paru sampai ke tenggorokan. Mereka kemudian ditelan lagi dan kembali ke usus kecil. Di sana mereka tumbuh menjadi cacing dewasa.
Cacing gelang cenderung lebih umum hidup di negara tropis yang hangat dan basah. Mereka lebih umum di negara-negara di mana banyak orang hidup pada: tempat di mana orang hidup dalam kemiskinan, pembuangan kotoran manusia yang tidak memadai, dan tanaman yang dibuahi dengan kotoran manusia.
Anak-anak lebih mungkin tertular setelah bermain di tanah yang terkontaminasi dan memasukkan tangan mereka yang terkontaminasi ke dalam mulut. Seorang anak juga dapat terinfeksi setelah makan buah dan sayuran yang tidak dicuci yang ditanam di tanah yang terkontaminasi.
Tanda Cacingan pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Sebagian besar cacingan pada anak bisa tidak menunjukkan tanda yang berarti. Namun pada beberapa kondisi, ada beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa Si Kecil tertular cacingan, yaitu:
- Bagian pantat yang gatal, yang dapat menjadi merah dan meradang karena garukan
- Mudah tersinggung dan umumnya 'tidak sopan'
- Tidur tidak nyenyak.
- Nafsu makan berkurang.
- Ada cacing dalam kotoran saat anak buang air besar
- Cacing keluar dari hidung atau mulut
- Napas anak yang berbunyi
- Penurunan berat badan atau gagal tumbuh
- Perut (perut) yang nyeri, kembung, dan keras
Tanda cacingan pada anak juga bisa dibedakan sesuai dengan jenis cacing yang menjadi parasit di tubuh, lho. Beberapa diantaranya dilansir melalui Healhtlihe, adalah sebagai berikut:
1. Cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengutip dari Kids Health, cacingan pada anak yang satu ini adalah infeksi usus pada anak yang disebabkan oleh cacing parasit kecil sehingga tidak memiliki ciri yang terlihat.
Ini adalah jenis infeksi yang sangat umum dialami oleh anak, terutama di usia sekolah.
Proses penularan parasit ini dari cacing kremi yang masuk ke dalam tubuh ketika anak menelan atau menghirup cacing kremi yang sangat kecil.
Lalu telur tersebut menetas di usus kecil dan masuk ke usus besar. Di dalam usus besar tersebut cacing kremi menempel dan akan mengambil makanan.
Kemudian jika sudah dewasa cacing kremi betina akan menuju ke anus untuk mengeluarkan telur.
Namun ciri-ciri dan wujud cacing kremi sangat kecil, sehingga anak dengan mudah bisa terkena cacingan.
Maka, inilah penyebab kenapa banyak anak-anak yang terkena cacing kremi akan merasakan gatal-gatal di sekitar anus.
Ciri-ciri anak terkena cacingan disebabkan cacing kremi:
- Gatal yang terus menerus di sekitar anus
- Susah tidur karena merasakan gatal di sekitar anus
- Sekitar anus terasa nyeri dan terjadi iritasi
- Terdapat cacing kremi pada tinja
Moms bisa melihat cacing di area anus setelah anak tertidur 2-3 jam. Kemungkinan besar, Moms juga bisa melihat cacing di toilet setelah si kecil selesai dari kamar mandi.
Ciri-ciri cacing kremi yang menyebabkan cacingan pada anak yaitu wujudnya seperti potongan benang kecil berwarna putih.
2. Cacing gelang (Ascariasis lumbricoides)
Jenis cacingan berikutnya adalah ascariasis lumbricoides atau biasa disebut , kondisi yang disebabkan oleh infeksi cacing gelang.
Cacing jenis ini biasa menyebar melalui makanan dan minuman yang sebelumnya sudah terkontaminasi. Namun, tidak ada gejala khusus yang ditimbulkan cacing ini.
Ascariasis adalah cacing yang sering berada di lingkungan yang kurang bersih dan tinggal di daerah dengan suhu hangat.
Berbeda dengan cacing kremi yang wujudnya kecil, cacing gelang dewasa yang berkembang biak di usus memiliki ciri-ciri tubuh panjang, melebihi 30 cm.
Moms baru tahu setelah melihat cacing yang keluar bersamaan dengan tinja. Cara hidup cacing gelang di dalam usus halus adalah dengan cara parasit.
Cacing gelang juga bisa masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan anak batuk-batuk.
Ciri-ciri anak mengalami cacingan karena cacing gelang:
- Batuk
- Nyeri perut
- Mual bahkan kadang sampai muntah
- Berat badan turun
- Tampak cacing pada tinja
- Lesu
- Demam
Bila tidak segera ditangani dengan tepat, cacingan bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti anemia dan anak kurang gizi.
Baca Juga: Hindari Anemia pada Anak dengan Perhatikan Pola Makannya
3. Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
Cacing penyebab cacingan pada anak berikutnya adalah cacing tambang.
Cacing tambang memiliki ciri-ciri melekat pada usus dengan mulut mereka dan akan menghisap darah, sehingga anak mengalami cacingan.
Kemudian, cacing ini masuk lewat kulit kaki dan akan menginfeksi bagian dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung melewati aliran darah.
Tidak jarang, cacing ini menyebabkan anemia pada anak-anak, sehingga berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan memengaruhi kecerdasan anak.
Kontaminasi cacing ini juga mengakibatkan anak menjadi susah makan sehingga memicu gizi buruk karena semua nutrisi akan diserap oleh si cacing.
Ciri-ciri anak mengalami cacingan yang disebabkan oleh cacing tambang:
- Nyeri perut hilang timbul yang dapat membuat bayi menjadi sangat rewel
- Diare
- Mual
- Demam
- Anemia (anak terlihat pucat)
- Tidak nafsu makan
- Gatal pada area di mana larva masuk ke dalam kulit
- Ditemukannya darah dalam feses bayi jika ususnya mengalami infeksi akibat cacing
Tidak semua anak yang mengalami cacingan memiliki tanda atau ciri-ciri di atas, terutama bila kondisi si kecil tergolong ringan.
Namun bila infeksi cukup parah, perut anak akan merasa gatal dan geli seperti ditusuk, 30 menit setelah terkontaminasi cacing tambang.
4. Infeksi cacing pita (Taenia sp.)
Umumnya, anak yang terinfeksi cacing pita tidak merasakan gejala apapun karena memang gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi.
Namun, bagi anak yang menderita infeksi usus akibat cacing pita, bagian kepala cacing pita akan menempel pada dinding usus.
Sementara bagian tubuhnya akan terus bertambah panjang dan memproduksi telur di dalam usus.
Anak berisiko menelan cacing ini jika makan daging sapi atau babi tidak matang.
Ciri-ciri anak cacingan karena cacing pita:
- Mual
- Sakit perut
- Nampak lemah dan lemas
- Hilang nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Jika gejala infeksi cacing pita telah menyebar di bagian tubuh, kemungkinan akan menyebabkan kerusakan organ dan jaringan
Beberapa anak yang mengalami cacingan karena cacing pita memiliki ciri-ciri iritasi di area perianal atau area sekitar anus.
Iritasi tersebut disebabkan oleh telur cacing yang dikeluarkan dalam tinja.
Pada perempuan, cacingan ditandai juga dengan kemerahan dan gatal di sekitar area vagina. Cacing kremi menyebabkan atau memperburuk vulvovaginitis pada anak perempuan.
Moms mungkin melihat cacing jika memeriksa anak di malam hari. Ambil senter, coba buka celana anak dan lihat dengan seksama di sekitar anus dan lubang ke vagina pada anak perempuan. Moms mungkin melihat seperti tali putih kecil yang mungkin bergerak.
Baca Juga: Bukan Cuma Cuci Tangan, Lakukan 5 Cara Ini untuk Mencegah Cacingan pada Balita
Proses Cacingan pada Anak Menyebar
Foto: Orami Photo Stock
Cacing pada anak terlihat seperti benang putih, yang panjangnya sekitar 1 cm. Cacing-cacing ini hidup di usus bagian bawah, tetapi mereka keluar dari anus pada malam hari untuk bertelur di area antara bokong, yang menyebabkan pantat anak terasa sangat gatal.
Diperkirakan satu cacing betina dapat bertelur hingga 16.000 telur.
Cacing menyebar ketika anak-anak menggaruk bagian bawahnya, menyebabkan telur berkumpul di bawah kuku. Anak kemudian membawa telur cacing kembali ke mulut mereka dengan tangan.
Telur juga dapat disebarkan secara tidak langsung, dalam makanan, debu, atau barang lainnya. Telur bisa bertahan hingga dua minggu di luar tubuh.
Setelah anak menelan telur cacing, telur-telur itu menetas di usus kecil anak dan cacing-cacing bergerak ke anusnya, menyebabkan cacingan pada anak.
Cara Mengatasi Cacingan pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Meskipun ada pengobatan untuk mengobati cacingan pada anak, pengobatan tersebut bukan pengobatan pertama yang direkomendasikan.
Dukungan untuk penggunaan pengobatan rumahan ini bersifat anekdot. Artinya, data ilmiah tidak mendukung penggunaan pengobatan cacingan pada anak, namun ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa hal ini bisa berhasil.
Apa yang berhasil untuk orang lain mungkin tidak berhasil untuk kita. Jika Moms memiliki alergi, maka harus berhati-hati saat mencoba pengobatan rumahan.
Jika khawatir tentang kemungkinan reaksi, maka harus menguji obat pada sebagian kecil kulit sebelum menerapkannya ke area yang terkena.
Berikut beberapa pengobatan rumahan yang dapat Moms coba untuk mengobati infeksi cacing pada anak di rumah.
1. Bawang Putih Mentah
Bawang putih dikatakan dapat membunuh telur yang ada dan mencegah cacing betina bertelur lebih banyak. Moms bisa menelannya dalam dosis kecil atau mengoleskannya secara topikal seperti salep.
Jika ingin membantu anak menelan bawang putih, potong dadu terlebih dahulu satu siung dan campur menjadi pasta atau taburkan di atas roti Si Kecil.
Untuk membuat salep, potong beberapa siung bawang putih dan haluskan hingga menjadi pasta. Campur pasta bawang putih dengan sedikit petroleum jelly atau minyak dasar lainnya. Celupkan kapas bersih ke dalam campuran dan oleskan salep ke anus Si Kecil.
Jangan gunakan cara mengatasi cacingan pada anak ini jika anak memiliki kulit yang sensitif, jika area tersebut memiliki sensasi terbakar, atau jika Si Kecil memiliki kulit yang iritasi, wasir, atau sedang mengalami peradangan di area tersebut.
Baca Juga: Bisakah Mencegah Stunting Pada Bayi dan Anak-anak?
2. Minyak Kelapa
Kelapa dikatakan memiliki sifat antibakteri dan antivirus yang dapat membantu membersihkan infeksi cacing kremi. Perawatan ini membutuhkan pendekatan dua langkah.
Bantu anak telan satu sendok teh minyak kelapa murni setiap pagi. Sebelum tidur, oleskan sedikit minyak kelapa ke area yang terkena cacing tersebut.
3. Wortel Mentah
Untuk cara mengatasi cacingan pada anak, Si Kecil bisa makan secangkir wortel mentah dan diparut dua kali sehari dapat membantu tubuh kita mendorong cacing melalui usus. Ini karena wortel yang kaya serat dapat meningkatkan pencernaan dan melancarkan buang air besar.
Baca Juga: Apa Benar Manfaat Wortel Baik untuk Kesehatan Mata?
4. Bibit Pepaya
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2007, diteliti 60 anak dengan cacingan pada anak di usus menerima dosis langsung obat yang mengandung campuran biji pepaya dan madu atau madu saja.
Setelah tujuh hari, lebih banyak dari mereka yang diberi obat berbahan dasar biji pepaya menunjukkan bahwa tinja mereka bersih dari cacing.
5. Biji Karom
Secara lokal dikenal sebagai ajwain, buah dari tanaman ini memiliki khasiat anthelmintik, yang bisa mengatasi cacingan pada anak.
Bijinya mengandung minyak berwarna coklat yang memiliki timol sebagai salah satu komponen utamanya. Timol ini dikatakan memiliki sifat antimikroba. Tanaman ini juga dapat membantu mengeluarkan cacing dari usus.
Dipercaya bahwa memberi anak makan biji karom kering untuk dikunyah (campurkan dengan sedikit garam atau jaggery jika mereka tidak bisa mengunyahnya mentah-mentah) dapat membantu mengusir cacing.
Jika anak tidak mau mengunyah (karena biji rasanya pahit), maka Moms dapat membubuk bijinya dan mencampurkannya dengan air untuk diminum atau dicampur dengan gula merah untuk membuat bola-bola kecil yang mudah ditelan.
6. Biji Labu
Sebuah studi dalam U.S. National Library of Medicine, mengungkapkan bahwa biji labu diindikasikan aman dan efektif dalam mengobati infeksi cacingan pada anak.
Ditemukan juga bahwa campuran ekstrak labu kuning dan pinang lebih cepat menunjukkan aksi daripada biji labu saja.
7. Labu pahit
Ekstrak dari berbagai bagian tanaman ini, seperti daun, buah, dan bijinya, ternyata memiliki aktivitas anthelmintik. Diyakini bahwa memberi jus labu pahit kepada anak Moms dapat membantu mengatasi cacingan.
Baca Juga: 4 Resep MPASI Labu, Mudah dan Lezat!
8. Mimba
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada anak-anak di atas usia tiga dan enam tahun, campuran bubuk bunga Mimba ditemukan efektif dalam pengobatan cacingan pada anak.
Selain itu, bukti anekdot menyatakan bahwa pemberian ekstrak buah nimba atau bunga kepada anak-anak dapat bertindak sebagai tindakan pencegahan untuk mencegah infeksi cacing.
9. Kunyit
Menurut sistem medis tradisional India, kunyit dapat membantu dalam pengobatan cacingan. Mencampurkan bubuk kunyit ke dalam susu anak dipercaya dapat membantu mengusir cacing.
Baca Juga: Ini Efek Buruk Kurang Gizi bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Kondisi Cacingan pada Anak Harus Ditangani Dokter
Foto: Orami Photo Stock
Jika Moms melihat tanda-tanda cacingan pada anak, harus segera mengobatinya.
Bila Moms telah mencoba menggunakan obat cacing untuk anak dan gejalanya belum membaik, bawalah Si Kecil ke dokter anak. Dokter akan memeriksa anak dan mungkin ingin melakukan tes darah atau kotoran.
Cara Mengurangi Risiko Cacingan pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Anak-anak yang bermain di tanah, pasir, rumput, dan area terbuka lainnya kemungkinan besar terkena infeksi cacingan pada anak.
Walaupun cacing dapat dengan mudah dibasmi melalui pemberian obat cacing, yang terbaik adalah mencegah infeksi cacing sejauh mungkin.
Berikut beberapa tips yang dapat membatasi kemungkinan cacingan pada anak:
- Cuci buah dan sayuran dengan seksama sebelum digunakan. Periksa apakah ada infestasi cacing sebelum menggunakannya. Jangan makan buah atau sayur, meskipun hanya sebagian yang terserang.
- Jangan biarkan anak makan salad yang tidak dicuci, sayuran setengah matang, atau daging.
- Anak-anak harus menghindari makan daging mentah, terutama daging babi dan ikan.
- Jangan biarkan anak-anak bermain tanpa alas kaki di rumput, lumpur, atau area luar ruangan lainnya. Instruksikan mereka untuk memakai sepatu, dan juga untuk mencuci kaki dan tangan mereka dengan bersih setelah bermain di luar ruangan.
- Gunting kuku jari tangan dan kaki anak secara teratur, karena kotoran dan lumpur dapat dengan mudah mengendap di kuku yang panjang.
- Beri anak air murni atau air matang untuk diminum. Hindari minum dari tangki umum kecuali Moms yakin itu aman.
- Tanamkan kebiasaan higienis pribadi yang tepat seperti mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum makan.
- Selalu jaga lingkungan agar tetap bersih.
- Bicarakan dengan dokter tentang pengobatan cacing pada anak secara teratur sebagai tindakan pencegahan.
- Selalu jaga kebersihan dudukan toilet dan desinfeksi.
Cuci seprai dengan air panas setelah merawat anak. Ini dapat membantu menghancurkan telur cacing yang ada di dalamnya.
Tindakan pencegahan ini mungkin tidak menghilangkan kemungkinan anak terinfeksi cacingan, tetapi hanya meminimalkannya.
Baca Juga: 6 Tips Menggunting Kuku Balita Tanpa Rusuh, Patut Dicoba!
Segera bawa anak ke dokter juga jika Si Kecil mengalami sakit perut, mual, muntah atau tingkat energi yang rendah.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.